Peringatan Bulan Bahasa Bali di Gianyar Tanpa Penonton
GIANYAR, NusaBali
Kasus Covid-19 kembali berkecamuk. Namun peringatan Bulan Bahasa Bali setiap Februari tetap harus digelar.
Hal ini sebagai upaya pelestarian aksara, bahasa, dan sastra Bali. Maka dari itu, penyelenggaraan menerapkan protokol kesehatan ketat tanpa riuh penonton. Di Kabupaten Gianyar, peringatan Bulan Bahasa Bali dipusatkan di Balai Budaya Gianyar. Berlangsung selama dua hari, dibuka pada Rabu (9/2) dan penutupan pada Kamis (10/2). Hanya dua agenda yang digelar yakni lomba ngwacen lontar dan nyurat aksara Bali.
Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar I Gusti Agung Sri Widiawati mengatakan peringatan Bulan Bahasa Bali ini serangkaian Bulan Bahasa di Provinsi Bali yang sudah dibuka Gubernur Bali. “Walaupun dalam masa pandemi Covid-19, tidak menyurutkan komitmen pemerintah untuk melestarikan budaya Bali,” ujar Agung Sri dalam sambutannya.
Bulan Bahasa Bali di Kabupaten Gianyar mengambil tema ‘Danu Kerthi Gitaning Toya Ening’, yang sudah tercantum dalam Undang-undang No 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan yang dikuatkan dengan Pergub Bali No 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa Aksara dan Sastra Bali serta dilengkapi kembali dengan Surat Edaran Gubenur Bali Nomor 8352 tentang Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali IV di Provinsi Bali dan Kota/Kabupaten se-Bali.
Adapun lomba yang dilaksanakan pada Bulan Bahasa Bali di Kabupaten Gianyar di antaranya lomba nyurat aksara Bali tingkat SD, lomba ngewacen aksara Bali, lomba nyatua Bali, lomba pidarta bendesa adat. Nantinya juara dari perlombaan tersebut akan dijadikan duta Kabupaten Gianyar dalam lomba Bulan Bahasa Bali tingkat provinsi. Adapun lomba yang dilaksanakan di tingkat provinsi, seperti lomba yang dilaksanakan di Kabupaten Gianyar ditambah lomba debat mabase Bali yang diwakili oleh SMA N 1 Tampaksiring.
Asisten Administrasi Pemerintah dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab Gianyar I Ketut Mudana, mengatakan Bulan Bahasa Bali dilaksanakan setiap Februari mulai 2019, merupakan salah satu usaha pemerintah dalam melestarikan bahasa, aksara, dan sastra Bali. Sebagai bentuk komitmen pemerintah guna mewujudkan visi dan misi yang sudah tertuang dalam program Pemerintah Kabupaten Gianyar.
Adanya pandemi, Mudana menekankan peringatan Bulan Bahasa Bali tetap menerapkan prokes ketat. Dikatakannya, usaha pemerintah tidak pernah surut melestarikan budaya Bali.
Dia mengumpamakan budaya Bali seperti tumbuhan. Akarnya merupakan sastra, batanya merupakan desa pakraman, bunga dan buahnya merupakan seni, yang memberi penghidupan adalah Hindu. Sehingga budaya Bali dan agama Hindu diakui di Bali hingga sekarang.
Dengan adanya Bulan Bahasa Bali dirinya berharap bisa membangkitkan minat anak muda terhadap bahasa, aksara, dan sastra Bali. Dia berharap anak muda menggunakan bahasa Bali dalam percakapan sehari-hari, di rumah, acara adat dan agama serta berdialog dengan sameton Bali. “Sampunan lek mabasa Bali yadiastun waged ring basa dura negara. Dados jadma Bali sampunan waneh waneh mabasa Bali, patut sutindih ring base aksara lan basa Bali (Jangan malu berbahasa Bali, meski menguasai bahasa asing. Sebagai krama Bali jangan bosan-bosan berbahasa Bali, harus bersungguh-sungguh mengabdi pada bahasa Bali),” ujarnya. *nvi
1
Komentar