Ciri Khasnya Patung Condong dari Tarian Legong Keraton
Mandiri saat Pandemi dengan Dekorasi Berbahan Alami
GIANYAR, NusaBali
Saat perekonomian sedang terpuruk karena pandemi Covid-19, seorang wirausahawan dituntut lebih kreatif menggali setiap potensi menjadi pendapatan. Bahkan bila perlu, bisa membuka lapangan pekerjaan bagi pekerja yang dirumahkan atau kena PHK.
Seperti yang dilakukan seorang wirausaha muda I Made Adi Dharma Krisna Angga SPd, 24, asal Banjar Pekandelan, Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Pemuda yang akrab disapa Angga ini mengembangkan usaha dekorasi dan konveksi saat situasi sulit akibat pandemi Covid-19. Dua unit usahanya ini telah menyerap 7 tenaga kerja. Selama pandemi, usaha dekorasi dan konveksinya tetap bersemi.
Permintaan dekorasi datang dari hajatan pernikahan, piodalan rumah dan pura, gathering perusahaan, dan kegiatan seremonial lainnya. Selain itu, Angga juga menerima pesanan karangan bunga ucapan belasungkawa berbahan alami janur yang diulat.
Angga mengatakan usahanya bermula ketika dirinya mencoba membuat hiasan dekorasi untuk upacara piodalan di rumahnya sendiri pada 2017. Angga pun panen pujian berkat dekorasinya yang apik. Sehingga menjadi motivasi untuk menjadikannya bidang usaha. Angga kemudian diminta mendekorasi hajatan pernikahan dari rumah ke rumah. “Saya bekerjasama dengan salah satu teman yang memiliki keahlian di seni patung dan ukiran,” ucap Angga, Rabu (9/2).
Saat ini, Angga mengaku masih berproses. “Terus berkarya mengikuti tren dan permintaan klien,” ujarnya. Angga optimistis jasa dekorasi ini akan berkembang, karena sifatnya fleksibel dan dituntut semakin kreatif. Ciri khas dekorasinya, pasti menampilkan patung Condong dari Tarian Legong Keraton. Namun soal harga dekorasi panggung maupun pernikahan, Angga enggan membeberkan. Apalagi saat ini perekonomian sedang berat. “Harga masih bisa dibicarakan,” jelasnya.
Sesuai anjuran pemerintah, Angga dan kawan-kawan dominan mempergunakan bahan baku alami untuk dekorasi. Semisal janur, slepan, bunga, dan sejenisnya. “Untuk bahan kami upayakan alami, tapi sewaktu-waktu ada kombinasi,” kata Angga.
Permintaan dekorasi biasanya mengalir saat momen tertentu, semisal dewasa ayu pawiwahan. “Ada musimnya, jadi pas hari H bisa mengerjakan di beberapa tempat. Kalau lagi gak musim nganten, saya kerjakan usaha konveksi,” ucap Angga.
Dia bersyukur usaha konveksinya tetap bisa jalan. Permintaan berasal dari sekaa demen maupun sanggar. “Misalnya situasi normal, menjelang Nyepi biasanya banyak order. Tapi sekarang karena tidak tentu, ekonomi juga sulit jadi agak turun. Tapi ada saja setiap hari,” ungkapnya. *nvi
Komentar