Wagub Cok Ace Yakin Pariwisata Bali Bangkit
DENPASAR, NusaBali
Pemerintah pusat telah menetapkan kebijakan pemberlakuan pembatasan ke-giatan masyarakat (PPKM) Level 3 untuk Provnsi Bali, menyusul terjadinya lon¬jakan ka¬sus positif Covid-19 varian Omicron.
Meski demikian, Wakil Gubernur Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) tetap optimistis pariwisata Bali masih bisa bangkit. Keyakinan tersebut diungkapkan Wagub Cok Ace saat diwawancara TVRI terkait pelaksanaan PPKM Level 3 di Ruang Kerja Wagub Bali, Kantor Gubernur Bali, Niti Mandala Denpasar, Jumat (11/2) siang. Cok Ace mengatakan pemberlakuan PPKM Level 3 di Bali ini adalah mengikuti Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 9 Tahun 2022.
Sesuai Inmendagri terbaru itu, kata Cok Ace, Provinsi Bali masuk PPKM Level 3. “Selain itu, pemberlakuan PPKM Level 3 di Bali juga sebagai langkah pemerintah untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 varian Omicron,” jelas Cok Ace.
Cok Ace mengaku perkembangan kasus aktif Covid-19 di Bali memang mengalami lonjakan. Namun, Cok Ace yakin berbagai langkah dan persiaoan yang dilakukan pemerintah bisa mengendalikan penyebaran Covid-19.
“Kita sudah mempunyai 63 rumah sakit rujukan Covid-19 dengan 6.000 tenaga kesehatan, yang siap melayani pasien Corona,” tandas tokoh pariwisata asal Puri Agung Ubud, Kelurahan/Kecamatan Ubud, Gianyar yang juga menjabat Ketua BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Bali ini.
Mengenai rujukan pasien Covid019 ke rumah sakit, menurut Cok Ace, saat ini tergolong masih rendah hanya 8 persen. Inibeda dengan gelombang varian Delta pertengahan tahun 2021 lalu, yang membuat Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit mencapai 80 persen. Hal ini karena varian Omicron cepat menyebar, namun gejala yang ditimbul tidak berat. “Meski begitu, kita tetap perlu waspada,” tegas Cok Ace seraya menyebut 87 persen pasien Covid-19 saat ini melakukan isolasi mandiri (Isoman) karena bergejala ringan.
Menurut Cok Ace, salah satu kebijakan dari PPKM Level 3 adalah diberhentikannya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah. Hal ini cukup penting dilakukan, mengingat karakteristik anak-anak sekolah suka berkerumun dan jarang bisa taat protokol kesehatan. Selain itu, PTM terpaksa ditutup karena masih banyak anak-anak yang belum mendapatkan vaksinasi dosis kedua.
Sementara, terkait dengan pariwisata, Cok Ace mengatakan pemerintah tetap membuka pintu penerbangan internasional ke Bali. Hal itu karena saat ini imported case (penularan Covid-19 dari luar daerah) sudah jarang ditemukan di Bali. Penyebaran Covid-19 di Bali kini didominasi transmisi lokal.
Cok Ace pun optimistis dengan dibukanya penerbangan internasional ini, karena persyaratan wisatawan masuk Bali sudah lebih mudah dibandingkan saat pertama kali dibuka pada 14 Oktober 2021 lalu. Karantina bagi wisatawan asing yang semula diberlakukan selama 10 hari, sekarang cukup 4 malam. Selain itu, untuk mendapatkan visa juga dipermudah. Apalagi, sekarang ditambah dengan kebijakan travel bubble yang diyakini bisa menggerakkan pariwisata Bali.
Cok Ace pun berharap setelah gelombang varian Omicron terlewati, kondisi kesehatan masyarakat juga membaik, sehingga pemulihan ekonomi dan pariwisata di Bali bisa segera teratasi. “Saat ini, pemerintah terus berupaya agar kesehatan masyarakat dan pemulihan ekonomi bisa berjalan dengan seimbang,” tandas mantan Bupati Gianyar 2008-2013 ini. *nat
1
Komentar