nusabali

Tata Destinasi Ubud, Tegallalang, dan Payangan

  • www.nusabali.com-tata-destinasi-ubud-tegallalang-dan-payangan

Bappenas yang membantu Pemkab Gianyar mengkaji untuk merehabilitasi objek wisata pasca Covid-19.

GIANYAR, NusaBali

Kunjungan sejumlah pejabat penting, termasuk Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), sejak beberapa tahun terakhir ke kawasan wisata Ubud, Gianyar, berdampak positif untuk kemajuan Ubud dan sekitar ke depan. Tahun 2023 – 2025, Pemerintah Pusat akan menggelontor dana APBN Rp 34,3 triliun untuk penataan kawasan pariwisata Ulapan (Ubud, Tegallalang, dan Payangan).

Terkait itu, tahun 2022, Pemkab Gianyar sedang konsentrasi mempersiapkan proyek prestisius tersebut.  Beberapa anggaran itu diplot untuk persiapan dokumen permohonan anggaran pembangunan Ulapan. Hal itu diungkapkan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Litabang Gianyar Drs I Gede Widarma Suharta MM.

"Rencana penataan Ulapan ini telah dikaji oleh Bappenas. Bappenas yang membantu Pemkab Gianyar mengkaji untuk merehabilitasi objek wisata pasca Covid-19. Sekarang kan Covid-19, sehingga tamu tidak ada," jelasnya saat ditemui, Jumat (11/2).

Kata Widarma, anggaran ini sepenuhnya bersumber dari APBN Rp 34,3 triliun. Mulai dari biaya kajian, pembangunan fisik dan pemberdayaan masyarakat. Kata Widarma, cetak putih (white paper) kajian Ulapan ini sudah selesai dan diserahkan ke Presiden Jokowi, 3 Desember 2021. Selanjutnya ada beberapa kegiatan pembangunan yang harus ditindaklanjuti, khususnya akan dibangun tahun 2023. "Olah karena itu, tahun 2022 Pemkab Gianyar mempersiapkan APBD untuk mendukung program, menyusun DED (detailed engineering design),

susun kajian, studi kelayakan, harus dianggarkan tahun ini. Target kami, Juni 2022 sudah semua permohonan dana pusat terkirim ke Bappenas," jelasnya.

Ulapan menjadiadi perhatian pusat, kata Widarma, karena termasuk satu kawasan pariwisata Ubud. Ubud juga masuk kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN), dan dominan berdampak terhadap ekonomi pariwisata Gianyar. "Kalau ini tidak dilakukan diversifikasi objek, bisa akan turun tingkat kunjungan wisatanya. Ubud sudah melewati titik jenuh karena macet maka perlu direvitalisasi," jelas Widarma.

Pembangunan penataan Ulapan akan dilakukan bertahap mulai tahun 2023 - 2025. Salah satu hasil kajian Bappenas berkaitan dengan kemacetan lalu lintas di Ubud, karena dua hal, kapasitas jalan yang tersedia dengan kendaraan masuk Ubud, tidak seimbang. Pemilik mobil dan motor kekurangan garase, sehingga terpaksa parkir di badan jalan. "Pemecahannya ada dua, untuk parkir kendaraan penduduk Ubud akan dibangun sentra parkir di Lapangan Astina dan Pasar Ubud," jelasnya.

Sentra parkir posisinya di basement lapangan Ubud. "Ke bawah dua tingkat, atasnya tetap lapangan. Modelnya kayak Karebosi. Akan menampung 7.000an unit mobil. Satu lagi dalam Pasar Ubud, tambah di Padangtegal sudah ada. Jadi kendaraan penduduk dalam Ubud sudah bisa selesai. Tidak ada lagi parkir di jalan. Dulu sulit kita larang paskir, karena belum ada solusi," terang Widarma.

Sementara untuk kendaraan masuk Ubud dibanding kapasitas jalan terbatas, maka akan dibuat kantong parkir di di Pasar Singakerta, Jalan Ambengan timur Polsek Ubud dan di Padangtegal.

"Bus dari luar ngetem di kantong parkir, turis keliling naik suthlle bus. Sehingga kendaraan luar tidak masuk Ubud," jelasnya. Jalan di Ubud juga akan dipersempit hanya memungkinkan untuk satu arah. Sedangkan trotoar untuk pejalan kaki diperlebar. "Karena dulu ketika jalan diperlebar, bisa dua arah justru dipakai parkir sebagian. Jadi jalan ndak berfungsi. Sekarang trotoar lebar untuk pejalan kaki, jalan disempitkan kan cukup satu kendaraan saja, sehingga tidak mungkin parkir di pinggir jalan. Konsep kajiannya seperti itu. Sehingga seluruh trotoar di Ubud akan diperbaiki," jelas Widarma.

Terkait Ulapan, dalam kajian tersebut Bupati Gianyar Made Agus Mahayastra meminta untuk hentikan pembangunan sarana pariwisata baru di Ubud. Arahnya untuk mengoptimalkan yang sudah ada. "Rekomendasinya dihentikan, kalau ada baru diarahkan ke Tegallalang dan Payangan. Juga akan dibangun terminal bus listrik. Jadi nanti yang keliling Ubud itu bus listrik. Suthlle busnya sampai Tegallalang dan Payangan. Sehingga nanti bus ini bawa tamu ke Tegalalang Payangan," jelas Widarma.

Selain itu akan ada sign board system yakni penggantian semua merk di Ubud dalam 3 bahasa. Bahasa Bali, Indonesia dan Inggris, dan pembangunan Tourism Information Center (TIC). "Rencananya di Kantor Lurah Ubud yang sekarang akan dijadikan ITC. Kantor Lurah pindah, masih cari tempat. Kan bagus di tengah kota," jelasnya.

Selanjutnya untuk di Tegallalang, kawasan Ceking Rice Terrace akan diprioritaskan. Pemandangan terasering sawah akan dimunculkan kembali dari pinggir jalan. "Teras ceking ditata, sekarang DED sedang disusun. Toko (yang menghalangi view) akan diturunkan ke bawah. Di atas toko ada see side view, tempat melihat objek. Terakhir ada fasilis IPAL (instalasi pengolahan air limbah) di Junjungan, Ubud," jelasnya.*nvi

Komentar