Gus Adhi Kawal Raka Sandi
Doakan Tetap Jadi Duta Bali di KPU RI Saat Fit and Proper Test
Gus Adhi juga memberi apresiasi kepada Raka Sandi yang sudah berhasil dan mengantarkan pesta demokrasi di Provinsi Bali dengan sukses.
JAKARTA, NusaBali
Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi Golkar Dapil Bali Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra alias Gus Adhi kawal Calon Anggota KPU RI yang juga asal Bali I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi. Dalam kesempatan bertanya dan lakukan pendalaman saat fit and proper test Calon Anggota KPU RI di Komisi II DPR RI Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, yang berlangsung secara fisik dan virtual, Senin (14/2) pukul 16.00 WIB-17.00 WIB, Gus Adhi langsung mendoakan agar Raka Sandi tetap menjadi duta Bali di KPU RI.
"Saya sampaikan selamat sudah lolos sampai di sini. Mudah-mudahan seterusnya tetap menjadi duta Bali di KPU RI. Saya juga minta support-nya sebagai perwakilan Bali," ucap Gus Adhi yang langsung mendapat sambutan hangat dan tepuk tangan dari Anggota Komisi II DPR RI lainnya. Gus Adhi pun memuji kiprah Raka Sandi ketika menjadi Anggota dan Ketua KPU Provinsi Bali.
Menurut pria yang sudah dua periode menjadi Anggota DPR RI ini, Raka Sandi sudah berhasil dan mengantarkan pesta demokrasi di Provinsi Bali dengan sukses. "Saya mengapresiasi ini, tentunya ke depan pelaksanaan demokrasi harus dilaksanakan lebih baik lagi," imbuh Ketua Dewan Pimpinan Daerah (Depidar) Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) Provinsi Bali ini.
Setelah itu, Gus Adhi melayangkan pertanyaan kepada Raka Sandi, yaitu konsep apa yang akan dilakukan Raka Sandi dalam alam demokrasi sehingga konflik terkait demokrasi lebih sedikit. Kemudian, apakah Raka Sandi punya konsep yang lebih bagus agar peserta Pemilu lebih cepat menerima data-data akurat.
"Seperti kemarin di Bali, ada perbedaan. H+3 saya sudah terima data suara yang dihasilkan Panwaslu. Kemudian berubah di H+7," jelas politisi Golkar asal Kelurahan Kerobokan Kelod, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung ini. Menanggapi pertanyaan tersebut, Raka Sandi mengatakan, memang ke depan konsep untuk meminimalisir terjadi konflik dan menyukseskan tahapan Pemilu perlu disesuaikan dengan tagline KPU. Hal itu dimulai dari kerangka hukum yang ada.
Untuk itu perlu dilakukan sosialisasi, koordinasi dan samakan mekanisme yang ada. Terlebih, dalam menyelesaikan masalah, koordinasi sangat penting dengan jajaran KPU lainnya. Selanjutnya menggali subtansi permasalahan yang terjadi. Mengenai peserta Pemilu mendapat hasil terkait perolehan suara di masing-masing TPS, lanjut Raka Sandi, saksi berhak mendapatkan salinan hasil formulirnya. Selain itu, dapat pula memanfaatkan teknologi dengan melihat data di Si Rekap. "Ke depan, aspek regulasi akan disempurnakan dengan mendorong pemanfaatan teknologi informasi dan penyiapan SDM-nya," tutur Raka Sandi.
Kemarin Raka Sandi mendapat urutan jadwal fit and proper test atau uji kelayakan dan kepatutan nomor lima setelah August Mellaz, Betty Epsilon Idroos, Dahliah dan Hasyim Asy’ari. Para calon Anggota KPU RI ini mendapat kesempatan memaparkan materinya maksimal 15 menit. Raka Sandi memaparkan materi tentang ‘Strategi dan Inovasi dalam Rangka Mewujudkan Pemilu dan Pilkada Serentak Nasional Tahun 2024 yang Berintegritas, Luber dan Jurdil’. Menurut Raka Sandi, Pemilu dan Pilkada serentak tahun 2024 nanti merupakan pertama kali diselenggarakan di tahun yang sama.
"Menurut pandangan saya, ini merupakam momentum agenda penting dan strategis bagi Indonesi, bagi keberlangsungan dan eksistensi serta perkembangan demokrasi kita," ujar Raka Sandi. Memang banyak pihak mengatakan, Pemilu dan Pilkada serentak nasional tahun 2024 sangat kompleks. Oleh karena itu, harus direncanakan dengan baik.
Kemudian diperlukan strategi dan inovasi yang memungkinkan Pemilu dan Pilkada serentak nasional 2024 dapat diselenggarakan secara berintegritas, luber, jurdil, efisien dan efektif. Untuk menggelar Pemilu dan Pilkada serentak seperti itu, lanjut pria yang juga saat ini menjadi Anggota KPU RI periode 2020-2022, dibutuhkan penyelenggara pemilu berkompeten.
Lalu punya komitmen dan konsistensi untuk melaksanakannya. Apalagi Pemilu dan Pilkada serentak berintegritas, luber, jurdil, efisien dan efektif sangat mempengaruhi kepercayaan masyarakat, legitimasi memilih serta efektivitas pemerintahan yang akan dihasilkannya. Mengenai rencana strategis, kata Raka Sandi, KPU RI sudah punya.
Bahkan telah ditetapkan dalam keputusan KPU RI No 197 tahun 2020. "Di dalamnya ada visi, misi dan tujuan KPU. Dalam pandangan saya, disana banyak relevansinya meski untuk penyelenggaraan Pemilu ke depan perlu inovasi, evaluasi dan perbaikan sehingga diperlukan kerjasama sinergi segenap stakeholder yang ada," papar suami dari Desak Agung Oka Suardewi ini.
Tentang visi dan misi KPU RI, kata Raka Sandi, pada garis besarnya adalah menjadi penyelenggara Pemilu yang mandiri, profesional dan berintegritas. Selanjutnya pria asal Desa Yeh Sumbul, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana ini menjelaskan tentang desain penyelenggara Pemilu dan Pilkada serentak nasional tahun 2024.
Dalam pandangan Raka Sandi, dia melihat politik hukum yang berlaku di Indonesia adalah tetap mengacu kepada UU yang berlaku dalam konteks Pemilu dan Pilkada. KPU selaku penyelenggara Pemilu berkewajiban untuk mendasarkan program dan kebijakannya kepada UU dan berupaya melakukan inovasi yang tidak bertentangan dengan aturan.
Raka Sandi pun menganggap Pemilu dan Pilkada serentak nasional 2024 merupakan sebuah tantangan. Dia telah mengindentifikasi tantangan yang akan dihadapi nanti. Antara lain, di bidang hukum dan pengawasan. Lalu teknis penyelenggaraan, perencanaan, keuangan dan logistik. Sumber daya manusia (SDM) dan organisasi, data dan informasi serta sosialisasi, pendidikan pemilih dan partisipasi masyarakat. Lalu yang perlu diantisipasi pula adalah kondisi pandemi Covid-19. Lantaran saat ini belum berakhir. Untuk itu, perlu strategi dan inovasi dalam menghadapi Pemilu dan Pilkada serentak 2024.
"Saya sampaikan garis besarnya saja. Secara internal, KPU mengimplementasikan strategi yang telah disusun disertai langkah-langkah perbaikan ke depan. Secara internal, saya tekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi segenap stakeholder dengan jajaran penyelenggara Pemilu," jelas pria kelahiran 21 November 1970 ini.
Prinsipnya, lanjut Raka Sandi, dalam mewujudkan Pemilu dan Pilkada nasional serentak 2024 yang berintegritas, luber, dan jurdil dibutuhkan strategi, inovasi, kolaborasi KPU dengan segenap stakeholder terkait menjawab tantangan Pemilu dan Pilkada serentak nasional tahun 2024. "Kita berharap itu bisa diselenggarakan dengan baik, sukses dan demokratis," kata Raka Sandi.
Sebanyak 14 calon Anggota KPU RI termasuk Raka Sandi mengikuti uji kelayakan dan kepatutan untuk akhirnya dipilih 7 orang sebagai anggota KPU RI periode 2022-2027. Mereka adalah August Mellaz, Betty Epsilon Idroos, Dahliah, Hasyim Asy’ari, I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi, Idham Holik, Iffa Rosita, Iwan Rompo Banne, Mochammad Afifuddin, Muchamad Ali Safa’at, Parsadaan Harahap, Viryan, Yessy Yatty Momongan, dan Yulianto Sudrajat. *k22
"Saya sampaikan selamat sudah lolos sampai di sini. Mudah-mudahan seterusnya tetap menjadi duta Bali di KPU RI. Saya juga minta support-nya sebagai perwakilan Bali," ucap Gus Adhi yang langsung mendapat sambutan hangat dan tepuk tangan dari Anggota Komisi II DPR RI lainnya. Gus Adhi pun memuji kiprah Raka Sandi ketika menjadi Anggota dan Ketua KPU Provinsi Bali.
Menurut pria yang sudah dua periode menjadi Anggota DPR RI ini, Raka Sandi sudah berhasil dan mengantarkan pesta demokrasi di Provinsi Bali dengan sukses. "Saya mengapresiasi ini, tentunya ke depan pelaksanaan demokrasi harus dilaksanakan lebih baik lagi," imbuh Ketua Dewan Pimpinan Daerah (Depidar) Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) Provinsi Bali ini.
Setelah itu, Gus Adhi melayangkan pertanyaan kepada Raka Sandi, yaitu konsep apa yang akan dilakukan Raka Sandi dalam alam demokrasi sehingga konflik terkait demokrasi lebih sedikit. Kemudian, apakah Raka Sandi punya konsep yang lebih bagus agar peserta Pemilu lebih cepat menerima data-data akurat.
"Seperti kemarin di Bali, ada perbedaan. H+3 saya sudah terima data suara yang dihasilkan Panwaslu. Kemudian berubah di H+7," jelas politisi Golkar asal Kelurahan Kerobokan Kelod, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung ini. Menanggapi pertanyaan tersebut, Raka Sandi mengatakan, memang ke depan konsep untuk meminimalisir terjadi konflik dan menyukseskan tahapan Pemilu perlu disesuaikan dengan tagline KPU. Hal itu dimulai dari kerangka hukum yang ada.
Untuk itu perlu dilakukan sosialisasi, koordinasi dan samakan mekanisme yang ada. Terlebih, dalam menyelesaikan masalah, koordinasi sangat penting dengan jajaran KPU lainnya. Selanjutnya menggali subtansi permasalahan yang terjadi. Mengenai peserta Pemilu mendapat hasil terkait perolehan suara di masing-masing TPS, lanjut Raka Sandi, saksi berhak mendapatkan salinan hasil formulirnya. Selain itu, dapat pula memanfaatkan teknologi dengan melihat data di Si Rekap. "Ke depan, aspek regulasi akan disempurnakan dengan mendorong pemanfaatan teknologi informasi dan penyiapan SDM-nya," tutur Raka Sandi.
Kemarin Raka Sandi mendapat urutan jadwal fit and proper test atau uji kelayakan dan kepatutan nomor lima setelah August Mellaz, Betty Epsilon Idroos, Dahliah dan Hasyim Asy’ari. Para calon Anggota KPU RI ini mendapat kesempatan memaparkan materinya maksimal 15 menit. Raka Sandi memaparkan materi tentang ‘Strategi dan Inovasi dalam Rangka Mewujudkan Pemilu dan Pilkada Serentak Nasional Tahun 2024 yang Berintegritas, Luber dan Jurdil’. Menurut Raka Sandi, Pemilu dan Pilkada serentak tahun 2024 nanti merupakan pertama kali diselenggarakan di tahun yang sama.
"Menurut pandangan saya, ini merupakam momentum agenda penting dan strategis bagi Indonesi, bagi keberlangsungan dan eksistensi serta perkembangan demokrasi kita," ujar Raka Sandi. Memang banyak pihak mengatakan, Pemilu dan Pilkada serentak nasional tahun 2024 sangat kompleks. Oleh karena itu, harus direncanakan dengan baik.
Kemudian diperlukan strategi dan inovasi yang memungkinkan Pemilu dan Pilkada serentak nasional 2024 dapat diselenggarakan secara berintegritas, luber, jurdil, efisien dan efektif. Untuk menggelar Pemilu dan Pilkada serentak seperti itu, lanjut pria yang juga saat ini menjadi Anggota KPU RI periode 2020-2022, dibutuhkan penyelenggara pemilu berkompeten.
Lalu punya komitmen dan konsistensi untuk melaksanakannya. Apalagi Pemilu dan Pilkada serentak berintegritas, luber, jurdil, efisien dan efektif sangat mempengaruhi kepercayaan masyarakat, legitimasi memilih serta efektivitas pemerintahan yang akan dihasilkannya. Mengenai rencana strategis, kata Raka Sandi, KPU RI sudah punya.
Bahkan telah ditetapkan dalam keputusan KPU RI No 197 tahun 2020. "Di dalamnya ada visi, misi dan tujuan KPU. Dalam pandangan saya, disana banyak relevansinya meski untuk penyelenggaraan Pemilu ke depan perlu inovasi, evaluasi dan perbaikan sehingga diperlukan kerjasama sinergi segenap stakeholder yang ada," papar suami dari Desak Agung Oka Suardewi ini.
Tentang visi dan misi KPU RI, kata Raka Sandi, pada garis besarnya adalah menjadi penyelenggara Pemilu yang mandiri, profesional dan berintegritas. Selanjutnya pria asal Desa Yeh Sumbul, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana ini menjelaskan tentang desain penyelenggara Pemilu dan Pilkada serentak nasional tahun 2024.
Dalam pandangan Raka Sandi, dia melihat politik hukum yang berlaku di Indonesia adalah tetap mengacu kepada UU yang berlaku dalam konteks Pemilu dan Pilkada. KPU selaku penyelenggara Pemilu berkewajiban untuk mendasarkan program dan kebijakannya kepada UU dan berupaya melakukan inovasi yang tidak bertentangan dengan aturan.
Raka Sandi pun menganggap Pemilu dan Pilkada serentak nasional 2024 merupakan sebuah tantangan. Dia telah mengindentifikasi tantangan yang akan dihadapi nanti. Antara lain, di bidang hukum dan pengawasan. Lalu teknis penyelenggaraan, perencanaan, keuangan dan logistik. Sumber daya manusia (SDM) dan organisasi, data dan informasi serta sosialisasi, pendidikan pemilih dan partisipasi masyarakat. Lalu yang perlu diantisipasi pula adalah kondisi pandemi Covid-19. Lantaran saat ini belum berakhir. Untuk itu, perlu strategi dan inovasi dalam menghadapi Pemilu dan Pilkada serentak 2024.
"Saya sampaikan garis besarnya saja. Secara internal, KPU mengimplementasikan strategi yang telah disusun disertai langkah-langkah perbaikan ke depan. Secara internal, saya tekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi segenap stakeholder dengan jajaran penyelenggara Pemilu," jelas pria kelahiran 21 November 1970 ini.
Prinsipnya, lanjut Raka Sandi, dalam mewujudkan Pemilu dan Pilkada nasional serentak 2024 yang berintegritas, luber, dan jurdil dibutuhkan strategi, inovasi, kolaborasi KPU dengan segenap stakeholder terkait menjawab tantangan Pemilu dan Pilkada serentak nasional tahun 2024. "Kita berharap itu bisa diselenggarakan dengan baik, sukses dan demokratis," kata Raka Sandi.
Sebanyak 14 calon Anggota KPU RI termasuk Raka Sandi mengikuti uji kelayakan dan kepatutan untuk akhirnya dipilih 7 orang sebagai anggota KPU RI periode 2022-2027. Mereka adalah August Mellaz, Betty Epsilon Idroos, Dahliah, Hasyim Asy’ari, I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi, Idham Holik, Iffa Rosita, Iwan Rompo Banne, Mochammad Afifuddin, Muchamad Ali Safa’at, Parsadaan Harahap, Viryan, Yessy Yatty Momongan, dan Yulianto Sudrajat. *k22
Komentar