Kisah Kerangka di Hutan Mangrove Diungkap Keponakan
DENPASAR, NusaBali.com - Tulang belulang manusia ditemukan di area mangrove dekat Pura Dalem Pengembak, Desa Sanur Kauh, Denpasar Selatan, Kamis (3/2/2022) lalu. Warga yang sering beraktivitas di sekitar Pura Dalem Pengembak meyakini, kerangka tersebut adalah milik I Nyoman Jiwa, pria yang diketahui selama ini tinggal di tengah mangrove.
Nyoman Jiwa berasal dari Pulau Serangan dan dikenal sebagai pria yang mengalami gangguan mental. Pihak keluarganya di Serangan pun meyakini bahwa kerangka tersebut merupakan sanak keluarga mereka yang telah meninggalkan rumah sekitar 30 tahun yang lalu.
Keponakan I Nyoman Jiwa, I Made Kardika, 41, ditemui NusaBali.com, Selasa (15/2/2022), menuturkan kisah hidup pamannya. Nyoman Kardika mengungkapkan, pamannya adalah anak kelima dari lima bersaudara. Memiliki 3 kakak laki-laki, yang semuanya sudah meninggal dan 1 kakak perempuan. Ayah Kardika sendiri merupakan saudara tertua dari Nyoman Jiwa.
Meski hanya sekolah sampai tingkat SD, Nyoman Jiwa dikenal sebagai pemuda yang cerdas. Sebelum pergi meninggalkan rumah, ia berprofesi sebagai nelayan, melaut bersama kakak tertuanya (ayah Kardika).
Selain piawai melaut, Nyoman Jiwa dikenal sebagai perenang yang kuat. Jarak antara Pulau Serangan dengan Pura Dalem Pengembak sudah biasa ia tempuh dengan berenang, itu dilakukan setiap hari, bolak-balik. Pada saat itu Pulau Serangan masih berbentuk alami, tanpa reklamasi dan tanpa jembatan penghubung dengan Denpasar.
Made Kardika menuturkan, pamannya meninggalkan rumah sekitar 30 tahun yang lalu pada usia sekitar 19 tahun. “Satu malam, paman saya tiba-tiba menghilang tidak diketahui entah ke mana. Keesokan paginya ditemukan jauh di tengah laut, hanya berpegangan pada sebuah kayu yang digunakan sebagai patok rumput laut,” ujar Kardika.
Pihak keluarga mencoba membawa Nyoman Jiwa ke beberapa orang pintar (balian), namun hasilnya nihil. Demikian juga sempat dirawat inap ke RSJ Bangli, namun Nyoman Jiwa memaksa pulang.
Pihak keluarga pasrah, Nyoman Jiwa pun meninggalkan rumah. Meski diketahui berada di sekitaran hutan mangrove Pura Dalem Pengembak, tidak ada yang tahu di mana persisnya ia tinggal. Karena luasnya hutan mangrove dan akses yang sulit menjadi kendala menemukan Nyoman Jiwa.
“Katanya paman saya di sana makan dari sesari yang ada di Pura Dalem Pengembak.”
“Tapi kalau dicari ke sana tidak tahu di mana mencarinya, karena tempatanya luas dan di tengah hutan,” kata Kardika.
Beberapa kali, Nyoman Jiwa, sempat pulang ke rumahnya di Pulau Serangan membawa uang diberikan kepada ibunya. Namun pergi lagi, tidak jelas ke mana. “Ketika ditanya selama ini ke mana saja, ia hanya bilang jalan-jalan ke pura-pura. Pura Besakih, Pura Uluwatu, Pura Batur, bersama pemangku, naik perahu,” kisah Kardika.
Pihak keluarga meyakini apa yang dilakukan Nyoman Jiwa selama ini adalah perjalanan ‘spiritualnya’. Ditemukannya kerangka manusia di tengah hutan mangrove sebagai bukti bahwa Nyoman Jiwa sudah berada di alam yang baru.
“Dia meminta supaya tidak dipanggil Nyoman Jiwa, tapi Jero Nyoman,” ujar Kardika menuturkan hasil mapeluasan pihak keluarga ke orang pintar (balian).
Ayah I Nyoman Jiwa sendiri sudah lama meninggal, sementara ibunya meninggal sekitar 6 tahun yang lalu.
Keluarga telah mengikhlaskan kepergian Nyoman Jiwa. Kerangkanya pun telah dikuburkan dan diupacarai di setra Desa Adat Serangan pada Jumat (11/2/2022) lalu.
1
Komentar