Pawai Ogoh-Ogoh Diizinkan, Lolak Apresiasi Gubernur Koster dan Puji Para Yowana
DENPASAR, NusaBali.com – Tarik-ulur boleh tidaknya pengarakan atau pawai ogoh-ogoh menyambut datangnya hari suci Nyepi tahun baru Saka 1944 akhirnya terjawab pada Rabu (16/2/2022) siang.
Gubernur Bali Wayan Koster mengambil jalan tengah dengan diperbolehkannya nyomya bhutakala berupa pengarakan ogoh-ogoh, meskipun ada pembatasan-pembatasan dalam penerapannya.
“Sebagai pelaku seni yang tidak lepas dari kreativitas, saya mengapresiasi kebijakan Gubernur Bali. Dengan demikian, kreativitas para yowana menuangkan gagasannya dalam bentuk ogoh-ogoh dengan segala kreasinya bisa terus berlanjut,” kata I Kadek Arimbawa, Ketua Yayasan Kesenian Bali, Rabu (16/2/2022) malam.
Di sisi lain, seniman yang di panggung dikenal dengan nama Lolak ini memberikan pujian bagi generasi muda Bali yang tergabung dalam Pasikian Yowana Bali Majelis Desa Adat (MDA) se-Bali yang melakukan ‘protes’ dengan cara melakukan audiensi dengan Gubernur Koster di Jaya Sabha.
“Salut sama para yowana ini. Mereka tidak teriak-teriak, mencaci atau memprovokasi di media sosial. Namun mereka memilih jalan dengan berbicara baik-baik. Dan bagusnya kita punya gubernur yang mau mendengar aspirasi,” kata Lolak.
Sebaliknya anggota DPD RI Dapil Bali 2009-2014 dan 2014-2019 ini mengaku juga memahami terbitnya Surat Edaran 104/MDA-Prov Bali/2022 tertanggal Jumat 11 Februari 2022 .oleh Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali tentang pelarangan pengarakan ogoh-ogoh.
“Tidak ada yang salah, ketika kita melihat kasus Covid-19 di Bali melesat sejak bulan Januari lalu dan Level PPKM meningkat ke Level 3, tidak ada kata lain selain melakukan pengetatan protokol kesehatan, termasuk mencegah kerumunan,” urai Lolak.
Begitu pun, lanjut Lolak, saat pihak Satgas Covid-19 dan kepolisian melakukan pengetatan-pengetatan dinilai sebagai hal yang wajar dan berinduk pada kebijakan di pemerintah pusat. “Semua punya tupoksi masing-masing bagaimana bisa mencegah penyebaran Covid-19 yang sudah berjalan dua tahun ini,” tegas pria kelahiran Desa Kamasan, Kabupaten Klungkung ini.
Justru yang membuat Lolak heran adalah adanya sikap provokatif beberapa pihak. “Bali masih berjuang dan bangkit dari keterpurukan ekonomi. Kita perlu bersatu dan tidak saling memanas-manasi. Jadi mari jauhkan kepentingan pribadi atau kepentingan politik,” ajak Lolak.
Komentar