Cegah Stunting, BKKBN Bali Dampingi Kader Desa
AMLAPURA, NusaBali
Koordinator Bidang KSPK (Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Keluarga) Kantor Perwakilan BKKBN Bali, Arya Gupta, melakukan pendampingan kader desa untuk mencegah terjadinya stunting di Balai Banjar Saren Kauh, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Rabu (16/2).
Pendampingan juga menyasar masyarakat yang punya anggota keluarga remaja untuk edukasi kepada PKBR (penyiapan kehidupan berkeluarga remaja), PIK (Pusat Informasi Konseling), dan bina keluarga remaja.
Arya Gupta menegaskan, pendampingan kader desa, edukasi PKBR, PIK, dan bina keluarga tujuannya sama yakni penanganan stunting. Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, ditandai kurangnya pertumbuhan tinggi badan dan cenderung kerdil. Dampak stunting berimbas pada gangguan kognetif dan gangguan metabolisme. Bayi yang baru lahir bisa stunting karena asupan gizi kurang optimal, penyakit, pola asuh, dan status gizi ibu kurang terkontrol terutama saat ibu hamil.
Mencegah stunting, BKKBN Bali melakukan pendampingan, edukasi, juga menyebarluaskan informasi agar sejak dini masyarakat memahami bahaya stunting. Mencegah stunting agar ibu-ibu terbebas dari anemia. Jika seorang ibu menderita anemia, ketika hamil berisiko melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR) dan menjadi stunting. Penyebab anemia karena masyarakat kurang memahami pengetahuan bidang gizi, termasuk pola konsumsi, sosial ekonomi, status kesehatan, aktivitas fisik, dan pola menstruasi. Ciri-ciri anemia yakni mudah lelah, pusing, berkunang-kunang, wajah pucat, jantung berdenyut kencang, dan pucat pada kelopak mata.
Penderita anemia mudah terserang penyakit, aktivitas menurun, prestasi belajar menurun, gangguan di pertumbuhan sel tubuh dan sel otak, menyebabkan keguguran, pendarahan, kematian pada bayi dan ibu, dan lain-lain. “Cara mencegahnya dengan mengkonsumsi makanan sumber zat besi, mengkonsumsi tablet tambah darah, vitamin A,” ungkap Arya Gupta. Sementara pejabat fungsional Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan KB Karangasem, I Gede Dedy Artho mengaku telah membentuk 1.064 kader di 75 desa dan 3 kelurahan. “Kader ini telah mendampingi calon pengantin, ibu hamil, dan ibu pasca persalinan, memberikan pengertian cara mencegah stunting,” kata Artho. Hanya saja hambatannya, kader desa kesulitan melaporkan hasil pendampingannya karena terkendala internet. *k16
1
Komentar