Ogoh-ogoh Ulu Bukal Banjar Sasih Dirusak Oknum Tak Bertanggung Jawab
DENPASAR, NusaBali
Perusakan ogoh-ogoh terjadi di Banjar Sasih, Kelurahan Panjer, Denpasar Selatan.
Ogoh-ogoh karya Sekaa Teruna (ST) Dharma Subhiksa dirusak orang yang tidak dikenal. Peristiwa perusakan diperkirakan terjadi pada Rabu (16/2) siang, namun sekaa teruna baru mengetahuinya pada sore hari sekitar pukul 16.30 Wita.
Ketua ST Dharma Subhiksa, Banjar Sasih, Panjer, Denpasar Selatan, I Made Sandi Jaya, dikonfirmasi pada Kamis (17/2), mengatakan sekaa teruna datang ke banjar sudah didapati kuku ogoh-ogoh dipatahkan oleh oknum tak bertanggung jawab. Setelah diperiksa beruntung yang rusak hanya kuku-kukunya saja.
Setelah mengetahui hal itu, para pemuda langsung melakukan perbaikan pada malam harinya. Ogoh-ogoh tersebut saat ini sudah kembali seperti semula. Namun pihaknya belum tahu apakah ini keisengan anak-anak atau sebab lain. “Karena memang tidak ada CCTV di banjar dan di depan banjar, jadinya kami tidak tahu siapa yang melakukannya,” kata Sandi Jaya.
Sandi Jaya mengatakan ogoh-ogoh berjudul Kala Ulu Bukal. Ogoh-ogoh yang didesain oleh I Made Adi Kartana ini berbentuk Bhuta Kala yang diberikan panugrahan atau kewisesan oleh Bhatara Siwa yang datang pada saat pergantian waktu atau sandikala.
“Kala Ulu Bukal ditugaskan untuk memastikan di saat sore hari menjelang malam tidak ada manusia yang beraktivitas di luar rumah tanpa maksud dan tujuan yang jelas, terutamanya anak-anak,” imbuh Sandi Jaya.
Bila mana larangan ini tetap dilanggar pastinya dapat memicu kemarahan Sang Kala Ulu Bukal sebagai pemilik waktu tersebut. Kehadiran Sang Kala Ulu Bukal di saat murka dapat dilihat saat sandikala terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti timbulnya rasa marah, kebencian, keributan bahkan kehancuran.
“Tujuan kami mengambil cerita atau lampan Sang Kala Ulu Bukal ini, karena kelelawar atau istilah Bali bukal disebut sebagai binatang utama yang bisa jadi sumber alami Covid-19. Dari sana lah sang seniman berniat untuk mengambil cerita atau lampan itu,” ucap Sandi Jaya.
Dia menambahkan untuk pembuatan ogoh-ogoh ini menggunakan bahan ramah lingkungan. Mulai dari rambut menggunakan serabut kelapa hingga payasan dari koran yang digulung-gulung. Ogoh-ogoh setinggi sekitar 2 meter ini dibuat sejak Januari 2022 lalu dan ditarget selesai pada pekan ini. Saat ini pembuatan ogoh-ogoh sudah sampai proses pengecatan badan. *mis
1
Komentar