Ketua Komisi I DPRD Bali Meninggal
Nyoman Adnyana Sudah Seminggu Dirawat di RS Sanglah
Meninggalnya almarhum Adnyana membuat jajaran Komisi I DPRD Bali kaget, sebab sejak awal tidak mengetahui kalau almarhum dirawat di RS Sanglah.
DENPASAR, NusaBali
PDIP kehilangan salah satu kader terbaiknya, I Nyoman Adnyana,62. Politisi senior PDIP yang juga Ketua Komisi I DPRD Bali ini meninggal dunia dalam perawatan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar, Sabtu (19/2) sore.
Adnyana yang merupakan politisi asal Desa Sekaan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli ini menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 17.55 Wita di ruangan Intensive Care Unit (ICU) RS Sanglah. Informasi yang dihimpun NusaBali, Adnyana sempat sepekan dirawat di RSUP Sanglah, karena ada gangguan di paru-paru dan jantung.
Menantu almarhum, I Gede Bina saat dikonfirmasi NusaBali, Sabtu malam menyebutkan sang mertua sebelumnya sejak, Jumat (11/2) lalu dirawat di RS Sanglah Denpasar. Namun, Sabtu kemarin kondisinya memburuk, hingga menghembuskan nafas terakhir. "Beliau (almarhum Nyoman Adnyana, Red) dirawat sejak sepekan. Kondisinya terus drop," ujar Gede Bina.
Dia mengatakan keluarga masih rembug dulu untuk menentukan hari upacara ngaben sang mertua. "Mohon maaf dulu, kami belum bisa memberikan keterangan lebih banyak, kami masih berduka," ujar pria yang juga kelompok ahli di DPRD Bali ini. Sementara, meninggalnya almarhum Adnyana membuat jajaran Komisi I DPRD Bali kaget. Sebab, sejak awal anggota Komisi I tidak mengetahui kalau almarhum dirawat di RS Sanglah. Anggota Komisi I DPRD Bali, I Made Rai Warsa dikonfirmasi NusaBali mengatakan mendapatkan informasi almarhum Adnyana meninggal dunia di RS Sanglah.
"Kita sebelumnya memang tidak mendapatkan kabar dari keluarga kalau Bli Adnyana sempat dirawat di Rumah Sakit. Kaget juga kita dapat kabar duka," ujar mantan wartawan ini. Rai Warsa menyebutkan, sosok Adnyana adalah senior di partai dan pimpinan Komisi I DPRD Bali yang memiliki dedikasi tinggi dalam menjalankan tugas legislatif. Kata Rai Warsa, sosok Adnyana pemimpin yang punya kemampuan mumpuni memimpin Komisi I membidangi hukum, politik dan keamanan ini. "Almarhum ini senior saya di partai, pimpinan saya di Komisi I, beliau orang yang punya prinsip dan kemampuan mumpuni memimpin Komisi I," tegas politisi asal Desa Kelusa, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar ini.
Sementara Sekretaris Komisi I DPRD Bali, I Made Suparta dari Fraksi PDIP juga mengaku kaget dengan kepergian almarhum yang begitu cepat. Suparta mengatakan sosok Adnyana adalah kader partai yang punya dedikasi dan loyalitas tinggi kepada induk partai dan tugas-tugas kepartaian. "Pak Adnyana orang baik, pimpinan Komisi I yang sangat paham masalah-masalah terkait dengan masalah hukum, politik dan keamanan," ujar advokat senior ini.
Terpisah rekan almarhum Nyoman Adnyana di DPRD Bali asal Dapil Bangli, yakni Nyoman Budi Utama mengatakan dirinya telah menerima kabar duka meninggalnya Nyoman Adnyana. Almarhum meninggal sekitar pukul 18.00 Wita. "Inggih tiyang baru dapat dari staf DPRD, Pak Adnyana berpulang," ungkapnya singkat.
Namun demikian Budi Utama belum bisa berkomentar banyak terkait kepergian Nyoman Adnyana. Sedangkan Bupati Bangli yang juga Ketua DPC PDIP Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta mengatakan jika telah mengetahui kabar meninggalnya Nyoman Adnyana.
Menurutnya, Nyoman Adnyana merupakan senior dan sahabat baginya dan juga rekan lainnya. "Semoga almarhum mendapatkan tempat di sisi-Nya. Beliau adalah senior kita dan sahabat kita," ujar Sedana Arta singkat. Dikonfirmasi Sabtu malam, Kasubbag Humas RSUP Sanglah Denpasar, Dewa Ketut Kresna membenarkan jika Nyoman Adnyana telah meninggal dunia setelah jalani perawatan di RSUP Sanglah.
"Yang bersangkutan dirawat sejak 10 Februari hingga 19 Februari pukul 18.52 Wita. Selama perawatan yang bersangkutan dirawat di ICU PJT (Pelayanan Jantung Terpadu). Saat ini jenazah masih dititipkan di kamar jenazah RSUP Sanglah," terangnya.
Almarhum Nyoman Adnyana meninggalkan seorang istri Ni Putu Koesalareni,60, dan 3 anak. Koesalareni adalah mantan birokrat dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Kesbangpol Kabupaten Bangli. Almarhum Adnyana sendiri sudah 2 periode duduk di DPRD Bali dari dapil Kabupaten Bangli bersama kader PDIP Nyoman Budi Utama. Sebelumnya, mantan Kepala Desa Sekaan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli ini, sempat 3 (tiga) periode (1999 hingga 2015) duduk sebagai anggota DPRD Bangli.
Adnyana pertama kali lolos ke DPRD Bali pada Pemilu 2014 dengan memperoleh 18.012 suara, sementara Budi Utama memperoleh 29.933 suara. Untuk Dapil Bangli, PDIP merebut 2 kursi dari 3 kursi DPRD Bali. Satu kursi DPRD Bali dapil Bangli direbut Partai Golkar dengan meloloskan I Wayan Gunawan, politisi asal Desa Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, yang sudah 4 kali duduk di DPRD Bali. Gunawan mengantongi 22.472 suara.
Pada Pileg 2019, Adnyana kembali lolos ke DPRD Bali bersama Budi Utama. Pada Pileg 2019, PDIP memperoleh 2 kursi dari 3 kursi yang diperebutkan di Dapil Bangli. Satu kursi lagi di Dapil Bangli kembali direbut Gunawan. Pada Pileg 2019, Budi Utama memperoleh 36.907 suara, sementara Adnyana memperoleh 24.444 suara. Sedangkan Gunawan memperoleh suara 24.910. *nat, esa, ind
Adnyana yang merupakan politisi asal Desa Sekaan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli ini menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 17.55 Wita di ruangan Intensive Care Unit (ICU) RS Sanglah. Informasi yang dihimpun NusaBali, Adnyana sempat sepekan dirawat di RSUP Sanglah, karena ada gangguan di paru-paru dan jantung.
Menantu almarhum, I Gede Bina saat dikonfirmasi NusaBali, Sabtu malam menyebutkan sang mertua sebelumnya sejak, Jumat (11/2) lalu dirawat di RS Sanglah Denpasar. Namun, Sabtu kemarin kondisinya memburuk, hingga menghembuskan nafas terakhir. "Beliau (almarhum Nyoman Adnyana, Red) dirawat sejak sepekan. Kondisinya terus drop," ujar Gede Bina.
Dia mengatakan keluarga masih rembug dulu untuk menentukan hari upacara ngaben sang mertua. "Mohon maaf dulu, kami belum bisa memberikan keterangan lebih banyak, kami masih berduka," ujar pria yang juga kelompok ahli di DPRD Bali ini. Sementara, meninggalnya almarhum Adnyana membuat jajaran Komisi I DPRD Bali kaget. Sebab, sejak awal anggota Komisi I tidak mengetahui kalau almarhum dirawat di RS Sanglah. Anggota Komisi I DPRD Bali, I Made Rai Warsa dikonfirmasi NusaBali mengatakan mendapatkan informasi almarhum Adnyana meninggal dunia di RS Sanglah.
"Kita sebelumnya memang tidak mendapatkan kabar dari keluarga kalau Bli Adnyana sempat dirawat di Rumah Sakit. Kaget juga kita dapat kabar duka," ujar mantan wartawan ini. Rai Warsa menyebutkan, sosok Adnyana adalah senior di partai dan pimpinan Komisi I DPRD Bali yang memiliki dedikasi tinggi dalam menjalankan tugas legislatif. Kata Rai Warsa, sosok Adnyana pemimpin yang punya kemampuan mumpuni memimpin Komisi I membidangi hukum, politik dan keamanan ini. "Almarhum ini senior saya di partai, pimpinan saya di Komisi I, beliau orang yang punya prinsip dan kemampuan mumpuni memimpin Komisi I," tegas politisi asal Desa Kelusa, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar ini.
Sementara Sekretaris Komisi I DPRD Bali, I Made Suparta dari Fraksi PDIP juga mengaku kaget dengan kepergian almarhum yang begitu cepat. Suparta mengatakan sosok Adnyana adalah kader partai yang punya dedikasi dan loyalitas tinggi kepada induk partai dan tugas-tugas kepartaian. "Pak Adnyana orang baik, pimpinan Komisi I yang sangat paham masalah-masalah terkait dengan masalah hukum, politik dan keamanan," ujar advokat senior ini.
Terpisah rekan almarhum Nyoman Adnyana di DPRD Bali asal Dapil Bangli, yakni Nyoman Budi Utama mengatakan dirinya telah menerima kabar duka meninggalnya Nyoman Adnyana. Almarhum meninggal sekitar pukul 18.00 Wita. "Inggih tiyang baru dapat dari staf DPRD, Pak Adnyana berpulang," ungkapnya singkat.
Namun demikian Budi Utama belum bisa berkomentar banyak terkait kepergian Nyoman Adnyana. Sedangkan Bupati Bangli yang juga Ketua DPC PDIP Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta mengatakan jika telah mengetahui kabar meninggalnya Nyoman Adnyana.
Menurutnya, Nyoman Adnyana merupakan senior dan sahabat baginya dan juga rekan lainnya. "Semoga almarhum mendapatkan tempat di sisi-Nya. Beliau adalah senior kita dan sahabat kita," ujar Sedana Arta singkat. Dikonfirmasi Sabtu malam, Kasubbag Humas RSUP Sanglah Denpasar, Dewa Ketut Kresna membenarkan jika Nyoman Adnyana telah meninggal dunia setelah jalani perawatan di RSUP Sanglah.
"Yang bersangkutan dirawat sejak 10 Februari hingga 19 Februari pukul 18.52 Wita. Selama perawatan yang bersangkutan dirawat di ICU PJT (Pelayanan Jantung Terpadu). Saat ini jenazah masih dititipkan di kamar jenazah RSUP Sanglah," terangnya.
Almarhum Nyoman Adnyana meninggalkan seorang istri Ni Putu Koesalareni,60, dan 3 anak. Koesalareni adalah mantan birokrat dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Kesbangpol Kabupaten Bangli. Almarhum Adnyana sendiri sudah 2 periode duduk di DPRD Bali dari dapil Kabupaten Bangli bersama kader PDIP Nyoman Budi Utama. Sebelumnya, mantan Kepala Desa Sekaan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli ini, sempat 3 (tiga) periode (1999 hingga 2015) duduk sebagai anggota DPRD Bangli.
Adnyana pertama kali lolos ke DPRD Bali pada Pemilu 2014 dengan memperoleh 18.012 suara, sementara Budi Utama memperoleh 29.933 suara. Untuk Dapil Bangli, PDIP merebut 2 kursi dari 3 kursi DPRD Bali. Satu kursi DPRD Bali dapil Bangli direbut Partai Golkar dengan meloloskan I Wayan Gunawan, politisi asal Desa Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, yang sudah 4 kali duduk di DPRD Bali. Gunawan mengantongi 22.472 suara.
Pada Pileg 2019, Adnyana kembali lolos ke DPRD Bali bersama Budi Utama. Pada Pileg 2019, PDIP memperoleh 2 kursi dari 3 kursi yang diperebutkan di Dapil Bangli. Satu kursi lagi di Dapil Bangli kembali direbut Gunawan. Pada Pileg 2019, Budi Utama memperoleh 36.907 suara, sementara Adnyana memperoleh 24.444 suara. Sedangkan Gunawan memperoleh suara 24.910. *nat, esa, ind
Komentar