Gerombolan Nyawan Resahkan Warga
Warga Banjar Petapan, Dusun Swalagiri, Desa Aan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, diresahkan ribuan ekor nyawan (lebah) jenis Dinding Ai, Senin (27/2) pagi.
SEMARAPURA, NusaBali
Lebah yang memiliki sengatan mematikan ini sempat terbang memutar-mutar, hingga akhirnya berkumpul pada sebuah pohon jepun (kamboja) di depan Balai Subak Abian, Banjar Petapan.
Warga pun tidak berani mendekat karena takut terkena sengatan. Petugas BPBD Klungkung tidak berani bertindak gegabah. Karena jika ada salah satu dari kawanan nyawan itu mati, maka berpotensi terjadi serangan balik secara bergerombol. Petugas menyarankan agar warga menempuh jalur niskala. Mengingat tempat berkumpulnya nyawan ini dekat dengan pura dadia di Banjar Petapan.
Informasi di lokasi, gerombolan nyawan tersebut sudah dilihat warga terbang bergerombol sejak Minggu (26/2) sore sekitar pukul 18.00 Wita. Seketika kejadian ini membuat masyarakat resah. Namun warga tidak berani mengusirnya. Untuk mencari aman warga menjaga jarak dari posisi nyawan. “Warga kami tidak ada yang menjadi korban sengatan lebah,” ujar Perbekel Desa Aan, Anak Agung Gede Rai Ardika.
Khawatir bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, maka pihak desa, prajuru adat maupun petugas berrembuk. Akhirnya diputuskan untuk menempuh cara sekala dan niskala. Langkah niskala dengan menghaturkan banten di areal lokasi tersebut. Sedangkan langkah sekala dengan mencari pawang nyawan atau orang yang sudah biasa mengatasi nyawan. “Kita datangkan dua orang ahlinya dari banjar tetangga, proses pemindahannya dengan cara pengasapan manual dengan danyuh (daun kelapa kering,” katanya.
Pada tahap pertama nyawan tersebut sempat bergeser sekitar 20 meter dari pohon jepun menuju pohon papaya. Kemudian pada tahap kedua akhirnya nyawan itu pergi menjauh dari pemukiman warga. Dalam kesempatan itu juga turun petugas Polsek Banjarangkan, Camat Banjarangkan Ida Bagus Ketut Mas Ananda, bersama Trantib Camat Banjarangkan dan lainnya. “Kini nyawan itu sudah terbang ke ketinggian dan menjauhi pemukiman warga,” ujar Camat Ananda.
Kepala Pelaksana BPBD Klungkung I Putu Widiada mengatakan, setelah menerima laporan pihaknya sudah turun Minggu sore. Namun pihaknya tidak berani gegabah mengusir nyawan tersebut karena sengatannya berbahaya. Pihaknya menyarankan untuk membuat upakara sebelum melakukan tindakan. *wa
Warga pun tidak berani mendekat karena takut terkena sengatan. Petugas BPBD Klungkung tidak berani bertindak gegabah. Karena jika ada salah satu dari kawanan nyawan itu mati, maka berpotensi terjadi serangan balik secara bergerombol. Petugas menyarankan agar warga menempuh jalur niskala. Mengingat tempat berkumpulnya nyawan ini dekat dengan pura dadia di Banjar Petapan.
Informasi di lokasi, gerombolan nyawan tersebut sudah dilihat warga terbang bergerombol sejak Minggu (26/2) sore sekitar pukul 18.00 Wita. Seketika kejadian ini membuat masyarakat resah. Namun warga tidak berani mengusirnya. Untuk mencari aman warga menjaga jarak dari posisi nyawan. “Warga kami tidak ada yang menjadi korban sengatan lebah,” ujar Perbekel Desa Aan, Anak Agung Gede Rai Ardika.
Khawatir bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, maka pihak desa, prajuru adat maupun petugas berrembuk. Akhirnya diputuskan untuk menempuh cara sekala dan niskala. Langkah niskala dengan menghaturkan banten di areal lokasi tersebut. Sedangkan langkah sekala dengan mencari pawang nyawan atau orang yang sudah biasa mengatasi nyawan. “Kita datangkan dua orang ahlinya dari banjar tetangga, proses pemindahannya dengan cara pengasapan manual dengan danyuh (daun kelapa kering,” katanya.
Pada tahap pertama nyawan tersebut sempat bergeser sekitar 20 meter dari pohon jepun menuju pohon papaya. Kemudian pada tahap kedua akhirnya nyawan itu pergi menjauh dari pemukiman warga. Dalam kesempatan itu juga turun petugas Polsek Banjarangkan, Camat Banjarangkan Ida Bagus Ketut Mas Ananda, bersama Trantib Camat Banjarangkan dan lainnya. “Kini nyawan itu sudah terbang ke ketinggian dan menjauhi pemukiman warga,” ujar Camat Ananda.
Kepala Pelaksana BPBD Klungkung I Putu Widiada mengatakan, setelah menerima laporan pihaknya sudah turun Minggu sore. Namun pihaknya tidak berani gegabah mengusir nyawan tersebut karena sengatannya berbahaya. Pihaknya menyarankan untuk membuat upakara sebelum melakukan tindakan. *wa
1
Komentar