Driver Go-Jek Demo Kantor Sendiri
Puluhan driver ini meminta manajemen Go-Jek tidak seenaknya mengubah kebijakan sehingga merugikan para driver di lapangan.
Mengaku Rugi karena Ada Perubahan Tarif
DENPASAR, NusaBali
Puluhan sopir ojek berbasis online (Go-Jek) yang tergabung dalam Forum Driver Go-Jek Bali melakukan demo di depan kantor perwakilan Go-Jek di Jalan Teuku Umar Barat, Denpasar, Senin (27/2). Mereka memprotes sejumlah kebijakan dari PT Gojek Indonesia (PTGI) yang dianggap memberatkan para driver Go-Jek yang sudah bermitra sejak 2 tahun lalu.
Salah satu driver Go-Jek, Lancar Jaya, dalam orasinya menyatakan, dirinya mewakili rekan-rekannya sangat keberatan dengan perubahan aturan tarif yang dibuat oleh PTGI yakni sebelumnya Rp 15.000/6 km dan tambahan Rp 2.500/km ketika ada kelebihan jarak, kini malah diturunkan menjadi Rp 10.000/6 km dan kelebihan jarak menjadi Rp 2.000/km.
“Jadi kami sangat keberatan sebagai mitra PTGI, dengan penurunan itu, bensin dan makan kami saja itu mentok. Kami punya anak istri di rumah, kalau kayak gini caranya memperlakukan mitra kerja ya kami sangat dirugikan," keluhnya.
Lancar Jaya juga mengeluhkan perubahan tarif dasar saat 'rush hours' (jam sibuk) pukul 18.00 Wita-19.59 Wita. Dimana tarif dasar sebesar Rp 15 ribu yang dibayarkan oleh konsumen, dalam bagi hasil driver dengan PTGI kini malah menjadi Rp 8.000 untuk driver dan Rp 7.000 untuk perusahaan PTGI. Padahal dalam perjanjian, pihak mitra (driver) mendapatkan 80 persen dari hasil pembayaran pelanggan yakni sebesar Rp 12.000 dan 20 persen didapatkan oleh PTGI yakni Rp 3.000.
"Namun pada kenyataannya kami malah direpotkan lagi, yakni 60 persen untuk driver Go-Jek berbanding 40 persen untuk PTGI. Itu kan memberatkan kita, selain itu penggunaan bank juga menjadi kendala kami di lapangan untuk pencairan deposit yang ada di aplikasi mitra Go-Jek, dulunya bisa sehari narik dengan menggunakan Bank CIMB namun sekarang diganti menjadi BCA dan pencairannya pun lebih lama bahkan dikenakan administrasi sebesar 10 ribu/perbulan walaupun disangkal oleh pihak bank," ujarnya, dengan nada kesal.
Selain itu, para driver Go-Jek ini juga mengeluhkan PTGI yang seenaknya memberhentikan mitra Go-Jek tanpa ada kejelasan permasalahannya, karena selama ini kesalahan yang dilakukan mitra Go-Jek tetap diberikan sanksi administratif di kantor cabang masing-masing. “Namun saat ini pada kenyataannya setelah lama menjadi mitra berbeda dengan yang dijanjikan dulu,” ungkap Lancar Jaya.
Keputusan cancel yang dilakukan oleh mitra Go-Jek karena masih mengantar pelanggan dan harus dikenakan sanksi juga dikeluhkan para driver Go-Jek ini. "Kami juga dikenakan sanksi saat melakukan cancel pelanggan, mau gimana kita tidak cancel orderan datang saat masih mengantar pelanggan Go-Jek. Sanksinya itu jika dalam kurun waktu selama 1 jam melakukan 2 kali cancel maka mitra Go-Jek tidak boleh mengambil pelanggan selama 30 menit. Kita kan dirugikan belum lagi pemotongan tarif yang dilakukan seenaknya, seharusnya mereka diskusi dengan kita mitra Go-Jek karena kita yang mengetahui di lapangan," ungkapnya.
Para driver Go-Jek ini juga mengharapkan PTGI dapat mengurangi intensitas server error yang dapat menghambat performa di lapangan. Mereka juga berharap pihak manajemen Go-Jek agar membuat outlet di tempat yang berpotensial dengan konsumen baik itu di mall, sekolah, terminal, maupun kampus.
"Kami berharap dengan pertemuan yang dilakukan oleh 5 rekan kita yang diterima di dalam kantor itu agar memberikan solusi terhadap mitra Go-Jek tanpa harus memberatkan dan berikan ruang diskusi untuk mitra Go-Jek dan PTGI agar bisa menyampaikan apa yang dihadapi di lapangan," tutupnya.
Sementara itu, pihak manajemen Go-Jek (PTGI) belum bersedia memberikan keterangan terkait keluhan yang disampaian para mitra driver Go-Jek tersebut. Termasuk hasil dari pertemuan dengan perwakilan driver Go-Jek tersebut. NusaBali yang mencoba mengkonfirmasi tidak diizinkan masuk ke dalam kantor oleh security setempat. * cr63
DENPASAR, NusaBali
Puluhan sopir ojek berbasis online (Go-Jek) yang tergabung dalam Forum Driver Go-Jek Bali melakukan demo di depan kantor perwakilan Go-Jek di Jalan Teuku Umar Barat, Denpasar, Senin (27/2). Mereka memprotes sejumlah kebijakan dari PT Gojek Indonesia (PTGI) yang dianggap memberatkan para driver Go-Jek yang sudah bermitra sejak 2 tahun lalu.
Salah satu driver Go-Jek, Lancar Jaya, dalam orasinya menyatakan, dirinya mewakili rekan-rekannya sangat keberatan dengan perubahan aturan tarif yang dibuat oleh PTGI yakni sebelumnya Rp 15.000/6 km dan tambahan Rp 2.500/km ketika ada kelebihan jarak, kini malah diturunkan menjadi Rp 10.000/6 km dan kelebihan jarak menjadi Rp 2.000/km.
“Jadi kami sangat keberatan sebagai mitra PTGI, dengan penurunan itu, bensin dan makan kami saja itu mentok. Kami punya anak istri di rumah, kalau kayak gini caranya memperlakukan mitra kerja ya kami sangat dirugikan," keluhnya.
Lancar Jaya juga mengeluhkan perubahan tarif dasar saat 'rush hours' (jam sibuk) pukul 18.00 Wita-19.59 Wita. Dimana tarif dasar sebesar Rp 15 ribu yang dibayarkan oleh konsumen, dalam bagi hasil driver dengan PTGI kini malah menjadi Rp 8.000 untuk driver dan Rp 7.000 untuk perusahaan PTGI. Padahal dalam perjanjian, pihak mitra (driver) mendapatkan 80 persen dari hasil pembayaran pelanggan yakni sebesar Rp 12.000 dan 20 persen didapatkan oleh PTGI yakni Rp 3.000.
"Namun pada kenyataannya kami malah direpotkan lagi, yakni 60 persen untuk driver Go-Jek berbanding 40 persen untuk PTGI. Itu kan memberatkan kita, selain itu penggunaan bank juga menjadi kendala kami di lapangan untuk pencairan deposit yang ada di aplikasi mitra Go-Jek, dulunya bisa sehari narik dengan menggunakan Bank CIMB namun sekarang diganti menjadi BCA dan pencairannya pun lebih lama bahkan dikenakan administrasi sebesar 10 ribu/perbulan walaupun disangkal oleh pihak bank," ujarnya, dengan nada kesal.
Selain itu, para driver Go-Jek ini juga mengeluhkan PTGI yang seenaknya memberhentikan mitra Go-Jek tanpa ada kejelasan permasalahannya, karena selama ini kesalahan yang dilakukan mitra Go-Jek tetap diberikan sanksi administratif di kantor cabang masing-masing. “Namun saat ini pada kenyataannya setelah lama menjadi mitra berbeda dengan yang dijanjikan dulu,” ungkap Lancar Jaya.
Keputusan cancel yang dilakukan oleh mitra Go-Jek karena masih mengantar pelanggan dan harus dikenakan sanksi juga dikeluhkan para driver Go-Jek ini. "Kami juga dikenakan sanksi saat melakukan cancel pelanggan, mau gimana kita tidak cancel orderan datang saat masih mengantar pelanggan Go-Jek. Sanksinya itu jika dalam kurun waktu selama 1 jam melakukan 2 kali cancel maka mitra Go-Jek tidak boleh mengambil pelanggan selama 30 menit. Kita kan dirugikan belum lagi pemotongan tarif yang dilakukan seenaknya, seharusnya mereka diskusi dengan kita mitra Go-Jek karena kita yang mengetahui di lapangan," ungkapnya.
Para driver Go-Jek ini juga mengharapkan PTGI dapat mengurangi intensitas server error yang dapat menghambat performa di lapangan. Mereka juga berharap pihak manajemen Go-Jek agar membuat outlet di tempat yang berpotensial dengan konsumen baik itu di mall, sekolah, terminal, maupun kampus.
"Kami berharap dengan pertemuan yang dilakukan oleh 5 rekan kita yang diterima di dalam kantor itu agar memberikan solusi terhadap mitra Go-Jek tanpa harus memberatkan dan berikan ruang diskusi untuk mitra Go-Jek dan PTGI agar bisa menyampaikan apa yang dihadapi di lapangan," tutupnya.
Sementara itu, pihak manajemen Go-Jek (PTGI) belum bersedia memberikan keterangan terkait keluhan yang disampaian para mitra driver Go-Jek tersebut. Termasuk hasil dari pertemuan dengan perwakilan driver Go-Jek tersebut. NusaBali yang mencoba mengkonfirmasi tidak diizinkan masuk ke dalam kantor oleh security setempat. * cr63
Komentar