Bale Gede Berisi Jenazah yang Diaben Ikut Terbakar
Kebakaran Saat Persiapan Upacara Ngaben
TABANAN, NusaBali
Musibah kebakaran terjadi di tengah persiapan upacara pengabenan yang digelar keluarga Anak Agung Suyadnya di Banjar Jadi Pisah, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Tabanan, Senin (21/2) subuh pukul 04.50 Wita.
Tragisnya, bangunan yang terbakar adalah Bale Gede berisi jenazah yang akan diupacarai pengabenan, almarhum Anak Agung Gede Jelantik. Almarhum Anak Agung Gede Jelantik notabene merupakan ayah dari pemilik rumah, Anak Agung Suyadnya. Jenazah almarhum sendiri rencananya diabenkan pada Soma Pon Ugu, Senin kemarin. Untungnya, jenazah almarhum yang disemayamkan di Bale Gede tidak sampai hangus, melainkan hanya peti jenazahnya yang terbakar.
Informasi di lapangan, tidak ada yang tahu persis kronologis peristiwa kebakaran yang menghanguskan jenazah almarhum Anak Agung Jelantik tersebut. Sejumlah kerabat yang makemit saat itu, tiba-tiba melihat api telah besar dan membakar Bale Gede hingga meninggalkan puing bangunan saja. Dugaan sementara, kebakaran di tengah persiapan upacara ngaben ini dipicu oleh api linting yang melalap kain di sekitar jenazah.
Kapolsek Kediri, Kompol Fahmi Hamdani, mengatakan kebakaran di rumah keluarga Anak Agung Suyadnya, Senin subuh, terjadi ketika wilayah Kabupaten Tabanan dalam kondisi hujan angin. Namun, tidak ada yang tahu persis bagaimana awal mula kebakaran tersebut.
"Anggota kami (Polsek Kediri) dapat info dari pihak keluarga bahwa saat kebakaran terjadi, masih ada krama yang berjaga di lokasi (makemit di Bale Gede rumah duka, Red). Tapi, karena terjadi hujan angin, ada yang jaga menyingkir ke bangunan lain. Sedangkan sebagian lagi ketiduran," jelas Kompol Fahmi.
Begitulah, setelah melihat api sudah berkobar membakar banginan Bale Gede di mana jenazah almarhum Anak Agung Jelantik disemayamkan, pihak keluarga dan para tetangga langsung melakukan upaya pemadaman secara manual. Kemudian, datang 2 unit mobil pemadam kebakaran ke lokasi TKP di di Banjar Jadi Pisah, Desa Banjar Anyar tersebut.
Menurut Kompol Fahmi, api baru bisa dipadamkan total, Senin pagi sekitar pukul 05.20 Wita atau 30 menit pasca mulainya kebakaran. Kompol Fahmi menyebutkan, jajaran Polsek Kediri sudah terjun ke lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi-saksi. Dari hasil olah TKP, kebakaran diduga terjadi karena api linting (lampu minyak) yang melalap kain di sekitar jenazah. Kerugian material akibat kebakaran di tengah persiapan upacara ngaben ini diperkirakan mencapai Rp 90 juta.
Sementara itu, Bendesa Adat Jadi Pisah, I Wayan Diyana, menerangkan meski terjadi peristiwa kebakaran, upacara pengabenan jenazah Anak Agung Jelantik tetap dilaksanakan, Senin pagi pukul 10.00 Wita. Upacara penga-benan tidak bisa ditunda, karena memang sudah dewasa ayu (hari baik) untuk dilaksanakan kemarin.
"Upacara pengabenan almarhum Anak Agung Jelantik dilakukan sampai prosesi ngerorasin. Artinya, upacara berlanjut sampai ngelinggihang. Sedangkan upacara ngeringkes (memandikan jenazah) sudah dilakukan hari Minggu (20/2),” terang Wayan Diyana saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Senin kemarin.
Menurut Wayan Diyana, almarhum Anak Agung Jelantik sebelumnya meninggal dunia, 17 Februari 2022 lalu. Almarhum berpulang buat selamanya akibat penyakit menua, dalam usia 90 tahun. *des
Komentar