Pipa Embung Pasar Agung Jebol
AMLAPURA, NusaBali
Pipa embung di Pura Pasar Agung, Banjar Sogra, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem jebol.
Pipa yang jebol itu merupakan penyambungan air di cubang lereng Gunung Agung dengan ketinggian 2.512 meter dari permukaan laut. Akibatnya suplai air dari lereng Gunung Agung ke embung terhambat. Humas Pangempon Pura Pasar Agung I Wayan Suara Arsana mengetahui pipa jebol usai mendaki Gunung Agung di Banjar Sogra, Senin (21/2).
Menurut Suara Arsana, air embung berasal dari air hujan. Pemerintah membangun embung, kemudian membangun cubang kecil di lereng Gunung Agung lokasinya di batu masif. Dari cubang kecil itu disambungkan pipa untuk mengalirkan air ke embung. Diduga akibat hujan lebat, cubang di lereng Gunung Agung tergerus dan pipa 4 dim jebol. Pipa dengan panjang sekitar 1,5 kilometer itu tidak lagi bisa digunakan mengalirkan air hujan. “Agar air hujan normal dialirkan ke embung, mestinya cubang diperbaiki dan pipa kembali dipasang di cubang itu,” kata Suara Arsana.
Terpisah, Perbekel Desa Peringsari, Kecamatan Selat, I Wayan Bawa mengaku mengetahui pipa jebol saat mendaki Gunung Agung. Pipa yang jebol merupakan penyadap air hujan dari cubang untuk dialirkan ke embung. Embung yang dibangun tahun 2000 dengan kapasitas 4.432 meterkubik dengan biaya Rp 1,05 miliar. Kadis PUPR dan Kawasan Permukiman Karangasem Wedasmara saat dikonfirmasi mengaku belum mengecek laporan pipa embung yang jebol. “Nantilah, saya masih berkoordinasi dengan Kepala Bidang SDA (Sumber Daya Air),” jelas Wedasmara. Sedangkan Kabid SDA Dinas PUPR dan Kawasan Permukiman Karangasem I Made Wiguna saat dihubungi ada nada sambung namun tidak ada respon. *k16
Menurut Suara Arsana, air embung berasal dari air hujan. Pemerintah membangun embung, kemudian membangun cubang kecil di lereng Gunung Agung lokasinya di batu masif. Dari cubang kecil itu disambungkan pipa untuk mengalirkan air ke embung. Diduga akibat hujan lebat, cubang di lereng Gunung Agung tergerus dan pipa 4 dim jebol. Pipa dengan panjang sekitar 1,5 kilometer itu tidak lagi bisa digunakan mengalirkan air hujan. “Agar air hujan normal dialirkan ke embung, mestinya cubang diperbaiki dan pipa kembali dipasang di cubang itu,” kata Suara Arsana.
Terpisah, Perbekel Desa Peringsari, Kecamatan Selat, I Wayan Bawa mengaku mengetahui pipa jebol saat mendaki Gunung Agung. Pipa yang jebol merupakan penyadap air hujan dari cubang untuk dialirkan ke embung. Embung yang dibangun tahun 2000 dengan kapasitas 4.432 meterkubik dengan biaya Rp 1,05 miliar. Kadis PUPR dan Kawasan Permukiman Karangasem Wedasmara saat dikonfirmasi mengaku belum mengecek laporan pipa embung yang jebol. “Nantilah, saya masih berkoordinasi dengan Kepala Bidang SDA (Sumber Daya Air),” jelas Wedasmara. Sedangkan Kabid SDA Dinas PUPR dan Kawasan Permukiman Karangasem I Made Wiguna saat dihubungi ada nada sambung namun tidak ada respon. *k16
1
Komentar