nusabali

Komunitas Seni Griya Prestasi Bali dan Sanggar Pondok Seni 36 Tawarkan Nuansa Beda

Launching Album Pupuh Kreasi Vol 1, Lirik Dibalut Nuansa Pop

  • www.nusabali.com-komunitas-seni-griya-prestasi-bali-dan-sanggar-pondok-seni-36-tawarkan-nuansa-beda

DENPASAR, NusaBali
Komunitas Seni Griya Prestasi Bali buat pertama kalinya mencoba sesuatu yang baru dalam meramaikan kancah musik di Pulau Dewata. Bekerjasama dengan Sanggar Pondok Seni 36, komunitas seni yang berpusat di Denpasar ini melaunching album "Pupuh Kreasi Vol 1" di Warung Mina Padangsambian, Minggu (20/2). Uniknya, pupuh atau Sekar Alit ini diaransemen dengan nuansa yang lebih segar namun tak jauh dari aslinya.

Launching Minggu kemarin dihadiri langsung oleh Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Drs Raka Purwantara MAP. Ada lima anak yang ambil bagian dalam album Pupuh Kreasi Vol 1 ini. Mereka di antaranya AAA Made Widyanti Apsari, Luh Kadek Dinda Pradnya Patni, Agnes Monica Candra, Komang Bulan Manohara, dan Ni Putu Lita Suarianti. Produser Musik yang juga pimpinan Sanggar Pondok Seni 36, Ketut Alit Jatendra mengungkapkan, secara umum pupuh memiliki pola wirama dan guru lagu yang sudah baku. Namun dirinya mencoba untuk mengkreasikan melodi pupuh, tapi tak jauh berbeda dari lagu aslinya.

“Kita ikuti pola melodinya, guru lagunya sama tapi dikreasikan. Ya bisa dibilang nuansanya jadi lebih pop. Sehingga lebih mudah diterima oleh anak muda. Yang membedakan hanya di melodinya saja, sama kita buatkan aransemen,” ujarnya di sela launching.

Sementara menurut Pimpinan Sanggar Griya Prestasi Bali, Gede Dana Pramitha SE MM, lima anak yang terpilih ini merupakan anak-anak penyanyi yang terseleksi lewat pemilihan Duta Lagu Anak dan Remaja Griya Prestasi sejak tahun 2019. “Komunitas Seni Budaya Griya Prestasi Bali yang saya bentuk ini memang baru pertama kali melaunching album. Setelah sempat sharing dengan beberapa teman yang sudah berpengalaman, saya ingin buat album tapi yang berbeda dari yang lain. Akhirnya ketemu ide materi yang isinya pupuh tembang Bali,” jelasnya.

Adapun pupuh yang masuk ke dalam album tersebut antara lain Pupuh Ginada, Pupuh Pucung, Pupuh Ginanti, Pupuh Sinom dan Pupuh Maskumambang. Menurut Dana Pramitha, selain ingin berbeda dengan album lain, pihaknya juga ingin sekaligus mengedukasi generasi muda tentang keberadaan pupuh yang merupakan salah satu kekayaan adiluhung Pulau Dewata. Pupuh atau tembang macepat ini juga banyak memberikan pesan moral. Sehingga lewat tangan dingin Sanggar Pondok Seni 36, album ini mencoba memberikan sentuhan baru pada pupuh agar terdengar lebih familiar dan easy listening di kalangan generasi muda.

“Banyak pesan moral yang perlu kita pahami dan laksanakan dari pupuh-pupuh ini. Tentunya akan lebih menarik lagi jika tembang pupuh ini disajikan dengan pola lagu dan iringan musik yang menarik perhatian anak muda di Bali. Sehingga nantinya, lagunya dinimati pesan moralnya pun dipelajari,” terangnya sembari menyebut penyiapan album sejatinya sudah dimulai tahun 2019 namun terkendala pandemi sehingga baru bisa dilaunching tahun ini.

Selama proses kreatif, kata Dana Pramitha, Komunitas Seni Budaya Griya Prestasi Bali banyak dibantu oleh Sanggar Pondok Seni 36. Bahkan Alit Jatendra yang langsung memproduseri musiknya. Sedangkan aransemen dibantu oleh I Gusti Ngurah Sudarsana dan Sila Home Studio, serta videogafer De Drawa, Dewa Partika, Bali TV dan untuk mastering Yasa Sega

Dirilisnya album Pupuh Kreasi Vol 1 ini, Dana Pramitha berharap generasi muda tetap mencintai dan melestarikan budayanya. Album ini pun diharapkan bisa tersosialisasikan ke masyarakat bahkan bila perlu ke sekolah-sekolah, mengingat pentingnya edukasi mengenai tembang Bali ini. Selain di media, promosi album juga dilakukan di media sosial, youtube, radio dan televisi.

“Kami juga rencananya akan melombakan lagu-lagu yang ada di album ini. Biar makin banyak yang mengenal, sekaligus kita juga mencari bibit-bibit penyanyi yang baru,” pungkasnya.*ind

Komentar