Diskes Bali Usul Kasus Meninggal Dunia Dipilah
Meninggal karena Komorbid atau Positif Covid-19
Provinsi Bali saat ini masih masuk PPKM level 3 karena angka positif Covid-19 masih tinggi, dan kasus meninggal dunia juga tinggi.
DENPASAR, NusaBali
Kasus meninggal dunia di Bali kembali naik menembus angka 23 orang, Selasa (22/2). Kasus meninggal dunia yang kembali naik ini menyebabkan Bali mengusulkan ke Kementerian Kesehatan supaya ada pemilahan kasus meninggal dunia yang diakibatkan karena komorbid (penyakit bawaan) dengan kasus meninggal dunia karena positif Covid-19.
Plt Kadis Kesehatan Provinsi Bali yang juga Sekretaris Satgas Covid-19 Provinsi Bali, I Made Rentin, di Denpasar, Selasa (22/2) siang mengatakan kasus meninggal dunia di Bali masih tinggi, karena disebabkan komorbid dan lansia (lanjut usia) atau di atas 65 tahun.
"Masih didominasi pasien komorbid dan lansia. Ini menyebabkan kasus meninggal dunia masih tinggi di Bali. Kami sedang usulkan ke Kementerian Kesehatan supaya dilakukan pengkajian dan pemilahan terhadap pasien meninggal dunia karena kasus komorbid dengan pasien karena positif Covid-19," ujar Rentin.
Kata Rentin, kasus meninggal dunia ini menjadi susah dibedakan penyebabnya. Saat pasien komorbid dengan penyakit komplikasi seperti ginjal, diabetes, bahkan saraf kronis tiba-tiba positif, kemudian meninggal dunia, mereka tetap dicatatkan meninggal karena Covid-19. Padahal belum tentu karena akibat Covid-19.
"Akhirnya menjadi pertanyaan, apakah meninggalnya karena komplikasi? Atau karena memang positif Covid-19? Karena ada pasien yang memang sudah parah masuk rumah sakit, dites ternyata positif. Kalau semua dikategorikan Covid-19, kasus meninggal dunia di Bali akan terus tinggi ini," ujar pria yang juga Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali ini.
Rentin menegaskan, persoalan ini sekarang sedang menjadi bahasan oleh pakar epidemiologi di Kementerian Kesehatan RI. Ada usulan, agar pasien yang komorbid atau lansia yang kebetulan positif Covid-19 ketika meninggal dunia tidak selalu dimasukkan karena Covid-19," tegas Rentin. Dijelaskan Rentin, fenomena baru dalam masa Pandemi Covid-19 juga terjadi di Bali.
Dalam kasus meninggal dunia di Bali, tercatat adalah mereka yang sudah vaksin lengkap (booster). "Ini fenomena baru, dari total kasus meninggal dunia, 1-2 persen ada yang sudah vaksin booster. Ini akan diselidiki juga. Karena kami juga sudah laporkan ke Kementerian Kesehatan," ujar mantan Kabag Umum DPRD Bali ini.
Sementara kasus yang masih tinggi pada 3 digit di Bali menyebabkan Bali masih menyandang daerah dengan status PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) level 3. Menurut Rentin, Bali masih masuk PPKM level 3 karena angka positif masih tinggi, dan kasus meninggal dunia juga tinggi.
Rentin berharap masyarakat supaya tetap waspada, menjaga kesehatan dengan taat protokol kesehatan. "Tetap displin melaksanakan prokes. Kita jangan lengah dulu, karena Pandemi Covid-19 belum berakhir," harap birokrat asal Desa Werdhi Buana, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung ini.
Pada, Selasa kemarin kasus positif tercatat 760 orang, kasus sembuh sebanyak 2.132 orang dan meninggal dunia 23 orang. Sehari sebelumnya, kasus positif tercatat 654 orang, kasus sembuh 2.522 orang, dengan kasus meninggal dunia 9 orang. "Kasus positif Covid-19 yang masih tinggi dan yang meninggal dunia ini salah satu yang menyebabkan Bali masih pada PPKM level 3," ujar Rentin. *nat
Kasus meninggal dunia di Bali kembali naik menembus angka 23 orang, Selasa (22/2). Kasus meninggal dunia yang kembali naik ini menyebabkan Bali mengusulkan ke Kementerian Kesehatan supaya ada pemilahan kasus meninggal dunia yang diakibatkan karena komorbid (penyakit bawaan) dengan kasus meninggal dunia karena positif Covid-19.
Plt Kadis Kesehatan Provinsi Bali yang juga Sekretaris Satgas Covid-19 Provinsi Bali, I Made Rentin, di Denpasar, Selasa (22/2) siang mengatakan kasus meninggal dunia di Bali masih tinggi, karena disebabkan komorbid dan lansia (lanjut usia) atau di atas 65 tahun.
"Masih didominasi pasien komorbid dan lansia. Ini menyebabkan kasus meninggal dunia masih tinggi di Bali. Kami sedang usulkan ke Kementerian Kesehatan supaya dilakukan pengkajian dan pemilahan terhadap pasien meninggal dunia karena kasus komorbid dengan pasien karena positif Covid-19," ujar Rentin.
Kata Rentin, kasus meninggal dunia ini menjadi susah dibedakan penyebabnya. Saat pasien komorbid dengan penyakit komplikasi seperti ginjal, diabetes, bahkan saraf kronis tiba-tiba positif, kemudian meninggal dunia, mereka tetap dicatatkan meninggal karena Covid-19. Padahal belum tentu karena akibat Covid-19.
"Akhirnya menjadi pertanyaan, apakah meninggalnya karena komplikasi? Atau karena memang positif Covid-19? Karena ada pasien yang memang sudah parah masuk rumah sakit, dites ternyata positif. Kalau semua dikategorikan Covid-19, kasus meninggal dunia di Bali akan terus tinggi ini," ujar pria yang juga Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali ini.
Rentin menegaskan, persoalan ini sekarang sedang menjadi bahasan oleh pakar epidemiologi di Kementerian Kesehatan RI. Ada usulan, agar pasien yang komorbid atau lansia yang kebetulan positif Covid-19 ketika meninggal dunia tidak selalu dimasukkan karena Covid-19," tegas Rentin. Dijelaskan Rentin, fenomena baru dalam masa Pandemi Covid-19 juga terjadi di Bali.
Dalam kasus meninggal dunia di Bali, tercatat adalah mereka yang sudah vaksin lengkap (booster). "Ini fenomena baru, dari total kasus meninggal dunia, 1-2 persen ada yang sudah vaksin booster. Ini akan diselidiki juga. Karena kami juga sudah laporkan ke Kementerian Kesehatan," ujar mantan Kabag Umum DPRD Bali ini.
Sementara kasus yang masih tinggi pada 3 digit di Bali menyebabkan Bali masih menyandang daerah dengan status PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) level 3. Menurut Rentin, Bali masih masuk PPKM level 3 karena angka positif masih tinggi, dan kasus meninggal dunia juga tinggi.
Rentin berharap masyarakat supaya tetap waspada, menjaga kesehatan dengan taat protokol kesehatan. "Tetap displin melaksanakan prokes. Kita jangan lengah dulu, karena Pandemi Covid-19 belum berakhir," harap birokrat asal Desa Werdhi Buana, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung ini.
Pada, Selasa kemarin kasus positif tercatat 760 orang, kasus sembuh sebanyak 2.132 orang dan meninggal dunia 23 orang. Sehari sebelumnya, kasus positif tercatat 654 orang, kasus sembuh 2.522 orang, dengan kasus meninggal dunia 9 orang. "Kasus positif Covid-19 yang masih tinggi dan yang meninggal dunia ini salah satu yang menyebabkan Bali masih pada PPKM level 3," ujar Rentin. *nat
Komentar