Pelaku Pariwisata Munduk 'Menjerit'
Masih Sepi dari Wisatawan
DENPASAR,NusaBali
Pengelola home stay di Desa Munduk, Kecamatan Banjar Buleleng meminta persyaratan wisatawan, baik wisdom maupun wisman diperlonggar.
Tujuannya memudahkan akses wisatawan masuk ke Bali, termasuk ke desa wisata Munduk. Karena sudah 2 tahun Munduk nyaris nihil wisatawan. Sekitar 60 akomodasi, hotel, vila , home stay dan fasilitas lain yang ada di Munduk nyaris kosong.
Sekretaris Ikatan Akomodasi Munduk (IAM) I Ketut Edi Astana, menuturkan sejak pandemi merebak Munduk sebagaimana daerah wisata lain di Bali juga ‘kehilangan’ wisatawan. “Akomodasi kosong. Kami tidak ada pendapatan,” ujar Edi Astana, Selasa (22/2).
Padahal sebelum pandemi Munduk merupakan salah satu tujuan favorit wisatawan. Pelancong dari Eropa, diantaranya Inggris, Prancis, Belanda, Inggris dan Rusia banyak datang ke Munduk.
Umumnya wisatawan tersebut adalah wisatawan yang suka dengan suasana pedesaan dengan pemandangan alam yang khas.
Pemandangan alam itulah salah satu potensi Munduk, didukung keberadaan Danau Tamblingan, Air Terjun atau Red Corral Water Fall, kawasan hutan dan sekitar adalah diantara potensi dan daya tarik Munduk yang disukai wisatawan.
“Itu yang disukai wisatawan,” lanjut Edi Astana yang juga Sekretaris Buleleng Home Stay Association (BUHSA). Untuk saat ini memang ada wisatawan di Munduk. Namun jumlahnya tidak banyak. “ Hanya beberapa, domestik dan wisatawan Eropa,” ungkap Edi Astana.
Karena itulah para pengelola wisata Munduk, meminta Pemerintah melonggarkan syarat kedatangan wisatawan ke Bali.
“Sehingga kami di Bali khususnya di Munduk mendapatkan wisatawan,” harap dia.
Pelaku pariwisata Munduk, tandas Edi Astana sudah patuh dan mengikuti semua program pemerintah. Mulai dari protokol CHSE/prokes, menerapkan aplikasi ‘PeduliLindungi’. *K17
Sekretaris Ikatan Akomodasi Munduk (IAM) I Ketut Edi Astana, menuturkan sejak pandemi merebak Munduk sebagaimana daerah wisata lain di Bali juga ‘kehilangan’ wisatawan. “Akomodasi kosong. Kami tidak ada pendapatan,” ujar Edi Astana, Selasa (22/2).
Padahal sebelum pandemi Munduk merupakan salah satu tujuan favorit wisatawan. Pelancong dari Eropa, diantaranya Inggris, Prancis, Belanda, Inggris dan Rusia banyak datang ke Munduk.
Umumnya wisatawan tersebut adalah wisatawan yang suka dengan suasana pedesaan dengan pemandangan alam yang khas.
Pemandangan alam itulah salah satu potensi Munduk, didukung keberadaan Danau Tamblingan, Air Terjun atau Red Corral Water Fall, kawasan hutan dan sekitar adalah diantara potensi dan daya tarik Munduk yang disukai wisatawan.
“Itu yang disukai wisatawan,” lanjut Edi Astana yang juga Sekretaris Buleleng Home Stay Association (BUHSA). Untuk saat ini memang ada wisatawan di Munduk. Namun jumlahnya tidak banyak. “ Hanya beberapa, domestik dan wisatawan Eropa,” ungkap Edi Astana.
Karena itulah para pengelola wisata Munduk, meminta Pemerintah melonggarkan syarat kedatangan wisatawan ke Bali.
“Sehingga kami di Bali khususnya di Munduk mendapatkan wisatawan,” harap dia.
Pelaku pariwisata Munduk, tandas Edi Astana sudah patuh dan mengikuti semua program pemerintah. Mulai dari protokol CHSE/prokes, menerapkan aplikasi ‘PeduliLindungi’. *K17
Komentar