Prof Buda Arsa Dikremasi di Krematorium Pundukdawa
SEMARAPURA, NusaBali
Suasana duka menyelimuti prosesi pengabenan (kremasi) Guru besar Fakultas Peternakan Unud, Prof Dr Ir Komang Buda Arsa MS, 63, di krematorium yang berlokasi di Banjar Pundukdawa, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung, Wraspati Umanis Ugu, Kamis (24/2) pagi.
Jenazah almarhum Prof Komang Buda Arsa diberangkatkan langsung dari RS Sanglah, Denpasar, dan tiba di lokasi krematorium Banjar Pundukdawa, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, pukul 08.00 Wita.
Sejak pagi hari, keluarga, sanak saudara, kerabat, krama Banjar Kayehan, hingga rekan-rekan dari guru besar Universitas Udayana turut hadir untuk menyaksikan prosesi pengabenan tersebut.
Dari Unud hadir Dekan Fakultas Peternakan, Dr Ir I Nyoman Tirta Ariana MS mewakili Rektor Unud, Ketua Senat Unud Prof I Gede Mahardika, Ketua Perhimpunan Guru Besar Unud Prof Suastika, Ikatan Alum Udayana (Ikayana). Hadir juga beberapa dekan fakultas lain di antaranya Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Ilmu Budaya, dan Fakultas Hukum. Sedangkan dari Fakultas Peternakan lebih dari 80 persen hadir mengiringi kremasi Prof Budaarsa.
Ketua Yayasan Dharma Kusuma yang menaungi Krematorium Pundukdawa, I Ketut Gede Yuda Antara menjelaskan, jenazah Prof Komang Buda Arsa diantar oleh keluarga, serta kerabat dari kampung halamannya di Banjar Kayehan, Desa Dawan Kaler, Kecamatan Dawan, Klungkung.
Setelah jenazah tiba di krematorium dilanjutkan dengan prosesi ngulapin di Pura Dalem, kemudian mebersih dan ngaskara. Sekitar pukul 13.00 Wita, jenazah dibawa ke setra untuk dibakar. Setelah proses pembakaran jenazah, langsung dilanjutkan dengan prosesi nganyud dan ngeloras.
"Jadi pihak keluarga langsung menggelar upacara ngeroras dan ngelinggihang," ujar Yuda Antara. Sebelumnya, Prof Buda Arsa ditemukan tewas gantung diri, Senin (21/2) siang pukul 13.30 Wita. Akademisi kelahiran Jembrana, 4 Desember 1958, ini ditemukan ulahpati (meninggal tak wajar) di rumahnya di Jalan Kerta Winangun II Gang Tratai Nomor 3B kawasan Banjar Kertha Dalem, Desa Sidakarya, Kecamatan Denpasar Selatan.
Bendesa Adat Dawan, Ida Bagus Gede Mahendra, mengatakan jenazah almarhum langsung diberangkatkan dari RS Sanglah menuju lokasi krematorium. Pada saat yang bersamaan krama Banjar Kayehan juga turut ke lokasi krematorium. "Prosesi digelar di krematorium," kata IB Mahendra.
Menurut IB Mahendra, sosok Prof Buda Arsa, merupakan sosok yang memberikan banyak gagasan dan wawasan di desa adat, terutama di Banjar Kayehan.
"Beliau juga aktif dalam kegiatan adat, ketika ada kegiatan adat beliau menyempatkan untuk datang meskipun beliau sudah tinggal di Denpasar. Kita sangat kehilangan beliau," kata IB Mahendra. *Wan, ind
Sejak pagi hari, keluarga, sanak saudara, kerabat, krama Banjar Kayehan, hingga rekan-rekan dari guru besar Universitas Udayana turut hadir untuk menyaksikan prosesi pengabenan tersebut.
Dari Unud hadir Dekan Fakultas Peternakan, Dr Ir I Nyoman Tirta Ariana MS mewakili Rektor Unud, Ketua Senat Unud Prof I Gede Mahardika, Ketua Perhimpunan Guru Besar Unud Prof Suastika, Ikatan Alum Udayana (Ikayana). Hadir juga beberapa dekan fakultas lain di antaranya Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Ilmu Budaya, dan Fakultas Hukum. Sedangkan dari Fakultas Peternakan lebih dari 80 persen hadir mengiringi kremasi Prof Budaarsa.
Ketua Yayasan Dharma Kusuma yang menaungi Krematorium Pundukdawa, I Ketut Gede Yuda Antara menjelaskan, jenazah Prof Komang Buda Arsa diantar oleh keluarga, serta kerabat dari kampung halamannya di Banjar Kayehan, Desa Dawan Kaler, Kecamatan Dawan, Klungkung.
Setelah jenazah tiba di krematorium dilanjutkan dengan prosesi ngulapin di Pura Dalem, kemudian mebersih dan ngaskara. Sekitar pukul 13.00 Wita, jenazah dibawa ke setra untuk dibakar. Setelah proses pembakaran jenazah, langsung dilanjutkan dengan prosesi nganyud dan ngeloras.
"Jadi pihak keluarga langsung menggelar upacara ngeroras dan ngelinggihang," ujar Yuda Antara. Sebelumnya, Prof Buda Arsa ditemukan tewas gantung diri, Senin (21/2) siang pukul 13.30 Wita. Akademisi kelahiran Jembrana, 4 Desember 1958, ini ditemukan ulahpati (meninggal tak wajar) di rumahnya di Jalan Kerta Winangun II Gang Tratai Nomor 3B kawasan Banjar Kertha Dalem, Desa Sidakarya, Kecamatan Denpasar Selatan.
Bendesa Adat Dawan, Ida Bagus Gede Mahendra, mengatakan jenazah almarhum langsung diberangkatkan dari RS Sanglah menuju lokasi krematorium. Pada saat yang bersamaan krama Banjar Kayehan juga turut ke lokasi krematorium. "Prosesi digelar di krematorium," kata IB Mahendra.
Menurut IB Mahendra, sosok Prof Buda Arsa, merupakan sosok yang memberikan banyak gagasan dan wawasan di desa adat, terutama di Banjar Kayehan.
"Beliau juga aktif dalam kegiatan adat, ketika ada kegiatan adat beliau menyempatkan untuk datang meskipun beliau sudah tinggal di Denpasar. Kita sangat kehilangan beliau," kata IB Mahendra. *Wan, ind
1
Komentar