Pasar Banyuasri Menjadi Lokus Program Literasi Keuangan
SINGARAJA, NusaBali
Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kabupaten Buleleng, memilih Pasar Banyuasri sebagai lokus program literasi keuangan.
Program tersebut merupakan salah satu dari tiga program inovasi untuk menunjang akses keuangan daerah. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Buleleng Ni Made Rousmini, usai rapat koordinasi TPAKD, Kamis (24/2) kemarin mengatakan, ada tiga program kerja yang akan dilakukan di tahun ini. Ketiga program kerja tersebut disiapkan untuk menunjang akses keuangan daerah. Selain program literasi keuangan yang akan mengambil lokus di Pasar Banyuasri, juga akan dilaksanakan program Digitalisasi Informasi dan program Gerakan Buleleng Menabung.
Khusus untuk program literasi keuangan TPAKD Buleleng memilih Pasar Banyuasri karena baru saja usai direvitalisasi. Program literasi keuangan ini akan dituangkan dalam berbagai pembayaran berbasis digital.
“Kami akan dorong pasar ini maksimalkan transaksi berbasis digital. Mulai dari e-parkir, e-retribusi dan belanja menggunakan QRIS yang sudah bekerjasama dengan pihak perbankan,” kata Rousmini yang juga Sekretaris TPAKD Buleleng ini.
Sedangkan program kedua Digitalisasi Informasi akan didukung oleh aplikasi Sistem Informasi Akses Keuangan Kabupaten Buleleng (SIAKANGBULE). Aplikasi ini akan menyediakan dan memberikan informasi kepada masyarakat terkait cara cepat mengakses produk perbankan tanpa harus datang ke bank yang bersangkutan.
Sementara program terakhir yakni program Gerakan Buleleng Menabung. Program ini sebenarnya sudah diterapkan dari tahun 2019, yang menyasar siswa SD dan SMP negeri. Selain itu program yang sama juga telah diterapkan oleh 20 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Buleleng. Masing-masing OPD menabung dengan sampah yang dikelola secara digital. Program menabung sampah ini dikoordinir langsung oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng.
“Saat ini baru setengahnya saja dari OPD yang sudah melakukan program Gerakan Menabung Buleleng, nanti yang belum terus akan kami terus arahkan. Harapannya nanti 40 OPD yang ada bisa ikut program ini dan memberi contoh pada masyarakat,” imbuh mantan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Buleleng ini.
TPAKD juga berencana akan memperluas program-program percepatan akses keuangan, sesuai dengan arahan dan masukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional VIII Bali-Nusra. Semakin banyak informasi yang dapat diakses melalui aplikasi SIAKANBULE, maka dapat membantu masyarakat dalam memperoleh informasi dan pemahaman masyarakat terkait keuangan. Termasuk menekan potensi informasi palsu yang dapat menjerumuskan masyarakat pada kasus penipuan keuangan.*k23
Khusus untuk program literasi keuangan TPAKD Buleleng memilih Pasar Banyuasri karena baru saja usai direvitalisasi. Program literasi keuangan ini akan dituangkan dalam berbagai pembayaran berbasis digital.
“Kami akan dorong pasar ini maksimalkan transaksi berbasis digital. Mulai dari e-parkir, e-retribusi dan belanja menggunakan QRIS yang sudah bekerjasama dengan pihak perbankan,” kata Rousmini yang juga Sekretaris TPAKD Buleleng ini.
Sedangkan program kedua Digitalisasi Informasi akan didukung oleh aplikasi Sistem Informasi Akses Keuangan Kabupaten Buleleng (SIAKANGBULE). Aplikasi ini akan menyediakan dan memberikan informasi kepada masyarakat terkait cara cepat mengakses produk perbankan tanpa harus datang ke bank yang bersangkutan.
Sementara program terakhir yakni program Gerakan Buleleng Menabung. Program ini sebenarnya sudah diterapkan dari tahun 2019, yang menyasar siswa SD dan SMP negeri. Selain itu program yang sama juga telah diterapkan oleh 20 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Buleleng. Masing-masing OPD menabung dengan sampah yang dikelola secara digital. Program menabung sampah ini dikoordinir langsung oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng.
“Saat ini baru setengahnya saja dari OPD yang sudah melakukan program Gerakan Menabung Buleleng, nanti yang belum terus akan kami terus arahkan. Harapannya nanti 40 OPD yang ada bisa ikut program ini dan memberi contoh pada masyarakat,” imbuh mantan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Buleleng ini.
TPAKD juga berencana akan memperluas program-program percepatan akses keuangan, sesuai dengan arahan dan masukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional VIII Bali-Nusra. Semakin banyak informasi yang dapat diakses melalui aplikasi SIAKANBULE, maka dapat membantu masyarakat dalam memperoleh informasi dan pemahaman masyarakat terkait keuangan. Termasuk menekan potensi informasi palsu yang dapat menjerumuskan masyarakat pada kasus penipuan keuangan.*k23
Komentar