Pangempon Tewas Gantung Diri di Areal Pura Saat Nyepi
AMLAPURA, NusaBali
Pangempon Pura Paibon Alit di Banjar Bedugul, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Be-bandem, Karangasem, I Made Berata, 76, ditemukan tewas gantung diri saat Hari Suci Nyepi Tahun Baru Caka 1944 pada Wraspati Pon Wayang, Kamis (3/3) siang.
Yang lebih mengejutkan, tokoh sepuh berusia 76 tahun ini justru nekat gantung diri di areal Pura Paibon Alit. Kematian tragis korban Made Berata baru diketahui, Kamis siang pukul 11.30 Wita. Tokoh sepuh yang telah lama menderita sakit mata hingga tidak bisa melihat dan juga didera sakit kepala yang tak kunjung sembuh ini, ditemukan tewas menggantung di palang bangunan sekapat. Lokasi TKP gantung diri berada di sebelah selatan Kantor Desa Bhuana Giri, yang merupakan pusat keramaian.
Informasi di lapangan, kematian tragis korban Made Berata pertama kali diketahui pecalang yang siang itu melaksanakan patroli keamanan Nyepi. Pecalang melihat ada sosok menggantung di bangunan sekapat areal Pura Paibon Alit. Setelah didekati dan dicermati, ternyata yang tewas menggantung adalah pangempon pura setempat, I Made Berata.
Korban Made Berata menggantung dengan leher terjerat selendang yang dikaitkan di palang bangunan sekapat. Korban tanpa menggunakan baju, hanya mengenakan kain yang diikatkan di pinggang dan celana pendek hitam garis putih, serta topi hitam. Kedua ujung kaki korban menyentuh lantai beton.
Peristiwa ini kemudian dilaporkan ke Polsek Bebandem. Begitu mendapat laporan, petugas kepolisian yang dipimpin Perwira Pengawas Polsek Bebandem, Ipda Cok A Yuda Kusuma, langsung terjun ke lokasi TKP bersama Bhabinkamtibmas Desa Bhuana Giri Aiptu I Gede Sujana. Polisi juga membonceng petugas medis dari Puskesmas Bebandem, dr Gandi Kariadi, ke lokasi TKP.
Setibanya di lokasi, petugas menurunkan jasad korban Made Berata, kemudian dilakukan pemeriksaan luar oleh tim medis. Dari hasil olah TKP dan pemeriksaan luar, disimpulkan korban Made Berata murni teas akibat bunuh diri dengan cara gantung diri. Ini berdasarkan tanda-tanda di mana lidahnya menjulur, sementara alat vital mengeluarkan carian, Tidak ditemukan adanya tanda-tanda bekas kekerasan di tubuh korban.
"Berdasarkan keterangan pihak keluarga, korban sebelumnya sempat melakukan percobaan bunuh diri dengan cara gantung diri. Namun, percobaan bunuh diri kala itu digagalkan keluarganya. Kala itu, korban nekat mencoba bunuh diri karena depresi akibat sakit cukup lama yang tak kunjung sembuh," jelas Ipda Cok Yuda, Jumat (4/3).
Sementara itu, Perbekel Bhuana Giri, I Nengah Diarsa, korban Made Berata telah lama sakit. Selain kedua matanya tidak lagi bisa melihat, korban juga mnenderita sakit kepala dan linglung. “Almarhum sudah cukup lama menderita sakit," ujar Nengah Diarsa.
Nengah Diarsa menyebutkan, jenazah korban Made Berata hingga kemarin belum dikuburkan, karena masih ada halangan Wuku Wayang. "Berdasarkan rembuk keluarga, penguburannya jenazah masih menunggu dewasa ayu (hari baik). Buat sementara, jenazah korban masih ditidurkan di rumah duka," katanya serayua menyebut korban Made Berata sudah tidak punya istri, dengan dikarunia beberapa orang anak. *k16
1
Komentar