Petani Garam Dilatih Buat Kemasan Modern
SINGARAJA, NusaBali
Garam tradisonal dari Desa Les, Kecamatan Tejakula, Buleleng, terus dikembangkan untuk menarik pasar yang lebih luas.
Salah satu caranya dengan cara membuat kemasan yang modern. Seperti diketahui, sebagai desa yang terletak di wilayah pesisir, Desa Les memiliki potensi pertanian garam laut tradisional yang berdaya jual tinggi.
Perbekel Desa Les, Gede Adi Wistara mengatakan, pihaknya memberikan dukungan meliputi pelatihan kepada masyarakat dan promosi produknya. Saat ini produksi garam tersebut sepenuhnya dilakukan dengan metode tradisional yang turun temurun dilakukan oleh petani garam di pesisir Desa Les. Seperti menggunakan penyaring tradisional yang terbuat dari batang bambu yang dianyam atau tinjung.
Dengan masih menggunakan metode ini, pihaknya optimis produk garam tradisional Desa Les dapat berkembang pesat. "Kami di Desa Les menyiapkan garam ini sebagai komoditi yang nantinya bisa dipakai oleh seluruh dunia," jelas Adi, dikonfirmasi Selasa (8/3).
Untuk pengemasan dan pemasaran garam ini memberdayakan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Sari Lestari. Pengemasan garam tersebut dilakukan secara modern dengan branding khas Desa Les. Selain itu, inovasi juga terus dilakukan dengan cara membuat garam dengan macam-macam rasa seperti, manis, pedas, dan original.
Melalui dukungan yang diterima pihaknya baik dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat, produk garam tradisional Desa Les diyakini bisa merambah pasar nasional dan internasional. "Untuk harga jual Rp 8 ribu hingga Rp 10 ribu dengan berat sekitar setengah kilogram," imbuh Adi.*mz
Komentar