6 Pemilih ‘Siluman’ Ditangkap
Coblosan Pilkada Denpasar 2015, Rabu (9/12), ditingkahi penangkapan 6 pemilih ‘siluman’.
DENPASAR, NusaBali
Keenam pemilih siluman ini tertangkap tangan menggunakan Surat Pemberitahuan Pemungutan Suara pada Para Pemilih alias Formulir C6 atas nama orang lain untuk nyoblos di TPS 6 Banjar Pembungan, Kelurahan Sesetan, Denpasar Selatan.
Enam orang yang diketahui asal Jawa Timur dan ber-KTP luar Bali ini juga sudah sempat melakukan pencoblosan dan surat suaranya pun telah dimasukkan ke kotak suara. Ini juga dibuktikan dengan di jari keenam pemilih siluman yang sudah berisi bekas tinta tanda telah melakukan pencoblosan.
Informasi yang di lapangan, awalnya pemilih yang datang ke TPS 6 Banjar Pembungan berjumlah 9 orang. Namun, yang melakukan pencoblosan hanya 6 orang, sementara 3 orang lagi pergi. Ke-6 orang yang nyoblos ini masing-masing M Untung, 20, M Nursaid, 20, Widori, 32, Ahmad Syaefudin, 33, M Ridwan, 20, dan Fatur Rohim, 16.
Ke-6 pemilih yang terungkap bekerja di sebuah pabrik pembuat sarung kawasan Denpasar ini kedapatan melakukan pencoblosan dengan menggunakan formulir C6 milik warga Kota Denpasar. Padahal, mereka bukan termasuk dalam DPT (Daftar Pemilih Tetap) untuk Pilkada Denpasar 2015.
Kejadian ini diketahui kandidat nomor urut 3 yakni Cawali Made Arjaya yang ngecek TPS-TPS. "Saya tadi sedang mengecek TPS di Banjar Puri Agung. Saat itu saya dipeluk sama orang tua, dia kasihan sama saya. Dia bilang kasihan sama saya karena kalah dengan dicurangi. Saya diminta cek saja di TPS 6 di Banjar Pembungan," cerita Arjaya yang mengaku langsung bergegas ke Banjar Pembungan.
Begitu tiba di sana, Arjaya mendapati sejumlah pemuda tengah nyoblos tanpa memiliki hak pilih. Dia melihat ada indikasi kecurangan, di mana saat ditanya, ternyata 6 pemilih siluman ini mengaku diarahkan untuk mencoblos salah satu pasangan calon. "Mereka sudah mencoblos dan diarahkan untuk mencoblos pasangan nomor urut satu, Rai Mantra-Jaya Negara. Saya lihat ini kecurangan, saya minta diusut tuntas sampai ke aktor inte-lektual di balik kejadian ini," ujar Arjaya.
Terkait kemungkinan usulkan pemungutan suara ulang di TPS 6 Banjar Pembungan, Arjaya mengaku tidak berpikir sejauh itu. "Saya hanya ingin jika menang, menanglah secara terhormat. Kalau pun kalah kalah, dengan bermartabat. Jangan sampai mengaku paling santun, tapi kenyataannya berbeda," sindirnya.
Sementara, salah satu pemilih siluman, Widori, mengaku dirinya ditemui seorang yang mengenakan pakaian adat Bali dan memberinya formulir C6. "Tadi pagi (kemarin) kita lagi ngopi di depan pabrik, kita dikasi C6, terus disuruh mencoblos nomor urut 1 di Banjar Pembungan," tutur Widori saat diinterograsi di Kantor Panwaslu Denpasar.
Selanjutnya...
1
2
Komentar