Tower di Pegayaman Akan Jadi yang Tertinggi di Dunia
Nilai Proyeknya Rp 350 M, Siap Dibangun Tahun Ini
SINGARAJA, NusaBali
Rencana pembangunan tower komunikasi di Buleleng yang sempat tertunda akhirnya segera terealisasi.
Pemerintah Provinsi Bali memastikan proyek pembangunan akan terealisasi tahun ini. Nilai proyeknya pun cukup fantastis, yakni Rp 350 miliar, yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Kabar baik itu disampaikan Gubernur Bali Wayan Koster saat acara Hari Pers Nasional (HPN) Provinsi Bali di Gedung Laksmi Graha Singaraja, Sabtu (12/3). Proyek pembangunan menara ini disebutnya akan dibangun dengan anggaran multiyears tahun 2022 dan 2023. Lokasi tower ini direncanakan dibangun di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Buleleng.
“Saat ini sedang proses tender. Mudah-mudahan April sudah selesai tender dan Mei sudah mulai membangun,” jelas mantan anggota DPR RI ini. Koster menyebutkan, pembangunan tower komunikasi akan dibangun di wilayah Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Penetapan lokasi pembangunan tower itu berdasarkan hasil penelitian dan pengkajian yang melibatkan Universitas Udayana (Unud) beberapa tahun lalu.
Dari sejumlah titik yang disurvei, titik di daerah Pegayaman atas disebut sebagai lokasi terbaik. Daerah di ketinggian itu disebut dapat menyentuh seluruh wilayah Buleleng. Posisinya ada pada ketinggian 1.521 meter di atas permukaan laut.
Menurut Koster, tower ini tak hanya didesain untuk memenuhi ketersediaan jaringan penyiaran televisi, tetapi sebagai bangunan tower multi fungsi. Salah satunya akan dikembangkan menjadi Destinasi Tujuan Wisata (DTW). “Ini salah satu dari tiga janji saya untuk masyarakat Buleleng. Salah satunya membangun tower jaringan penyiaran TV. Sehingga nanti tidak ada lagi daerah blankspot di Buleleng. Tower yang akan dibangun juga bukan tower biasa tetapi tower terpadu multi fungsi,” imbuh Ketua DPD PDIP Provinsi Bali ini.
Lebih lanjut Koster memberikan bocoran, tower yang akan dibangun diklaim akan menjadi tower tertinggi dan terbaik di dunia. Mengalahkan lima tower terbaik di dunia, seperti menara Eiffel dan Tokyo Tower. Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini pun mengaku banyak belajar dari tower-tower ternama itu. Bangunan yang difungsikan sebagai DTW, mendatangkan pendapatan sangat tinggi. Hal itu yang diadopsi Koster dalam pembangunan tower tersebut.
Sementara itu desain bangunan tower setinggi 115 meter itu dibuat oleh putra Bali. Desain bangunan pun akan didukung dengan material dan teknik pembangunan yang canggih. Sehingga dirancang mampu bertahan selama 500 tahun. Tahan guncangan gempa dan terpaan angin kencang.
“Ketika tower ini nanti selesai, harapannya Bali akan punya sumber pendapatan baru. Pokoknya wah. Tidak hanya Bali yang akan terkejut, tetapi Indonesia juga,” kata Koster. Dia pun mengaku beruntung selama ini pembangunan fisik dan mega proyek di Bali sangat didukung pemerintah pusat.
Pemerintah Provinsi Bali selama kepemimpinannya memang mengupayakan untuk mencari sumber anggaran lain untuk pembangunan Bali. Sebab menurut Koster jika hanya bertumpu pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi, Bali tidak akan bisa banyak berkutik. Dia pun mencontohkan PAD Bali pada tahun 2018 lalu hanya Rp 3,4 triliun. Kemudian naik menjadi Rp 4 triliun di tahun 2019, namun kembali turun di tahun 2020 karena dampak pandemi Covid-19 menjadi Rp 3,04 triliun. Lalu di tahun 2021 PAD berhasil dinaikkan menjadi Rp 3,1 triliun.
“Jadi mau jungkling balik bagaimanapun tidak bisa berbuat banyak karena sumbernya memang sangat terbatas. Jadi kalau hanya mengandalkan PAD membangun Bali ya kita sudah bisa hitung. Sehingga harus ada upaya lebih dan kerja keras,” tutup dia. *k23
Komentar