Gubernur Koster Ngayah Mundut Pratima
Dari Pura Besakih, Gubernur Hadiri Pujawali Ngusaba Kedasa Pura Ulun Danu Batur
AMLAPURA, NusaBali
Gubernur Bali Wayan Koster bersama Wakil Gubernur Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati alias Cok Ace ikut ngayah mundut pratima Ida Bhatara saat prosesi puncak Karya Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih, Banjar Besakih Kangin, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem bertepatan Purnamaning Kadasa, Wraspati Paing Dukut, Kamis (17/3) pukul 11.30 Wita.
Rangkaian upacara diawali Tawur Labuh Gentuh, selanjutnya Gubernur Koster dan masyarakat secara bersama-sama melakukan persembahyangan puncak karya yang dipimpin oleh para sulinggih. Setelah sembahyang bersama, Gubernur Koster kemudian mengikuti prosesi Ida Batara Turun Kapeselang melalui rangkaian Prosesi Purwa Daksina.
Pantauan NusaBali, prosesi puncak Karya Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Penataran Agung Besakih dibagi dua. Saat Ida Bhatara tedun dari Bale Pesamuan Agung menuju Bale Peselang dipuput 6 sulinggih, yakni Ida Pandita Mpu Rastra Wiguna dari Gria Amerta Kusuma, Banjar/Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana, Ida Pedanda Gede Abah dari Gria Akah, Klungkung, Ida Pedanda Gede Nyoman Jelantik Dwaja dari Gria Jelantik, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Ida Sri Bhagawan Putra Natha Nwa Wangsa Pemayun dari Gria Kedhatuan Kawista, Banjar Munduk Ngandang, Desa Blatungan, Kecamatan Pupuan, Tabanan, Ida Sri Empu Wibawa dari Gria Angsoka Alap-Alap, Desa/Kecamatan Ubud, Gianyar, Ida Pandita Mpu Nabe Putra Ananda Preteka Dukuh Prabu dari Gria Prabu, Tabanan dan juga hadir nodia, Ida Dalem Semara Putra dari Puri Klungkung.
Sedangkan di Bale Peselang dipuput dua sulinggih, Ida Pedanda Gede Nyoman Talikub dari Gria Koulu Byawu, Banjar Gunung Biau, Desa Muncan, Kecamatan Selat dan Ida Pedanda Gede Made Bukit Putra dari Geria Buddha Purnawathi, Denpasar.
Sedangkan di Pura Soring Ambal-Ambal dipuput, Ida Rsi Bujangga Waisnawa Kerta Buwana dari Gria Batur Girimurti Denpasar. Prosesinya diawali pukul 10.00 Wita diawali dengan mementaskan 14 penari Rejang Dewa, dan wayang kulit dengan dalang I Dewa Made Oka Mahendra dari Sekaa Seni Dasaksara, Banjar Batan Buah, Desa Abiansemal Dauh Yeh Candi, Kecamatan Abiansemal, Badung. Juga mementaskan 11 penari baris gede dan 5 penari topeng sidhakarya dari Pasraman Canting Mas Banjar Nyalian, Desa Nyalian, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung. Kelima penari topeng itu, yakni Ida Bagus Mangku Adi Saputra, Ida Bagus Alit, I Gede Nanda Pringganata, I Dewa Ardita dan I Dewa Ketut Adi Pradnyana.
Tarian sakral ini dibawakan secara bergantian menambah khusyuknya jalannya puncak upacara.
Prosesi selanjutnya nedungan seluruh pratima Ida Bhatara dari Bale Pesamuan Agung kemudian mapurwadaksina tiga kali berlanjut kalinggihang di Bale Peselang. Nampak terjun langsung mundut Pratima Ida Bhatara Lingsir, yakni Gubernur Bali Wayan Koster, Wagub Cok Ace diikuti Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra, Bendesa Agung MDA Provinsi Bali Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet, Bupati Karangasem I Gede Dana, Wakil Bupati I Wayan Artha Dipa, dan pangayah lainnya.
Setiap pangayah mundut pratima Ida Bhatara, mapurwa daksina dari Bale Pesamuan Agung di belakang linggih Padma Tiga.
Mereka wajib melintasi titi mahmah dengan kurban kebo (kerbau) anggrek wulan, terus menyusuri lantaran keliling ke arah kanan menyusuri belakang palinggih Bale Pesamuan Agung, Padma Tiga, Bale Agung, Bale Gajah, Bale Gong dan Bale Peselang, terakhir ngalinggihang pratima di Bale Peselang.
Seluruh rangkaian jalannya upacara dikoordinasikan Wakil Ketua Panitia I Gusti Mangku Jana yang juga pamangku di Pura Penataran Agung Besakih.
"Karya Ida Bhatara Turun Kabeh ini ditandai turunnya seluruh Ida Bhatara Samudaya dari Bale Pesamuan Agung menuju Bale Peselang, secara fisik ditandai nedunang seluruh pratima Ida Bhatara untuk memberkati seluruh umat sedharma karahayuan," jelas Gusti Mangku Jana. Sedangkan Ida Bhatara akan masineb pada Wraspati Pon Landep, Kamis (7/4) mendatang.
Sementara seusai menghadiri Puncak Karya Betara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih, Gubernur Wayan Koster bersama Wakil Gubernur Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati didampingi Sekda Dewa Made Indra melaksanakan persembahyangan serangkaian Pujawali Ngusaba Kedasa Isaka 1944 warsa 2022 di Pura Ulun Danu Batur, Kintamani, Bangli, Kamis kemarin.
Berbaur bersama pangempon dan pamedek, Gubernur Bali dan rombongan mengikuti persembahyangan dengan khidmat. Para pamedek sebelumnya telah mengikuti protokol kesehatan yang telah disiapkan pihak panitia pujawali.
Seusai menggelar persembahyangan, Gubernur Koster bersama rombongan didampingi Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta berkesempatan menyaksikan pementasan tari wali khas Batur, Tari Baris yang dipentaskan di halaman Madya Mandala Pura Ulun Danu Batur.
Gubernur Koster terlihat antusias menyaksikan pementasan Tari Baris ini yang merupakan salah satu warisan leluhur Batur yang sampai sekarang tetap dilestarikan dan dijaga kesakralannya. Tarian ini tidak dapat dipentaskan sembarang waktu dan tempat, ada aturan yang mengikat pada tarian ini. Pelestarian Tari Baris sakral milik Desa Adat Batur ini dilakukan oleh generasi muda yang tergabung dalam Tempek Teruna Baris Batur yang sampai kini beranggotakan lebih dari 250 orang.
Tari Baris sakral milik Desa Adat Batur meliputi Baris Jojor, Baris Gede, Baris Bajra, Baris Perisi, Baris Dapdap. Selain gamelan yang berbeda-beda, atribut pakaian dan perlengkapan lain juga dipergunakan secara berbeda-beda. Begitu juga makna pementasannya.
"Sungguh kesempatan yang luar biasa bisa menyaksikan pementasan tarian sakral yang memiliki filosofi begitu dalam. Sejalan dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali membangun Alam, Manusia beserta budayanya, inilah salah satu contoh kebudayaan Bali dan banyak lagi kebudayaan kita di Bali yang patut dijaga dan dilestarikan. Sebagai satu jati diri orang Bali yang memiliki budaya adiluhung," ujar Gubernur Koster seusai pementasan. Tak hanya pementasan Tari Baris, Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang sebelumnya menjabat anggota DPR RI tiga periode ini juga berkesempatan menyaksikan pementasan Tari Rejang Renteng yang ditarikan oleh 100 lebih remaja putri yang merupakan anggota Sekaa Teruna (ST) se Desa Adat Batur.
Pada Wraspati Paing Dukut bertepatan dengan Purnama Sasih Kadasa, kemarin merupakan puncak Karya Ngusabha Kadasa dan turut digelar rangkaian upacara Mapepada Agung. Selanjutnya rangkaian pujawali nyejer selama 12 hari hingga 1 April 2022. Juga tampak hadir kemarin Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Artha, Wabup Bangli Wayan Diar, Istri Wagub Bali Ny Tjok Putri Hariani Ardhana Sukawati, Istri Sekda Provinsi Bali Ny Widiasmini Indra, Kepala Bappeda Bali Wayan Wiasthana Ika Putra, Kepala Biro Pemerintahan dan Kesra Setda Provinsi Bali Ketut Sukra Negara dan Kepala Biro Umum dan Protokol Setda Provinsi Bali Wayan Budiasa.
Sementara setelah dua kali (tahun 2000 dan 2021) Mapepada Agung hanya dilaksanakan di areal pura, tepatnya di jaba tengah Pura Ulun Danu Batur, tahun ini pelaksanaannya kembali digelar normal seperti sebelum pandemi Covid-19, Kamis siang kemarin. Pangemong Pura Ulun Danu Batur, Jero Gede Duhuran menjelaskan makna dan tujuan Mapepada Agung untuk menyucikan seluruh piranti bahan-bahan yang nantinya akan dipersembahkan kepada Ida Bhatara. Oleh sebab itu, rangkaian ini menjadi awalan sebelum dilaksanakannya puncak karya Pujawali Ngusaba Kedasa di Pura Ulun Danu Batur. *k16, esa
1
Komentar