Menggiurkan, Magang di Jepang Dibayar Rp 25 Juta Per Bulan
DENPASAR, NusaBali.com - Kerja di mancanegara menjadi impian sebagian masyarakat Indonesia. Selain mendapat pengalaman baru, penghasilan dikantongi jauh di atas rata-rata yang diperoleh di tanah air. Bahkan program magang kerja pun sudah mendapatkan penghasilan menggiurkan.
Contohnya adalah Dian Anggasari. Peserta magang asal Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali, sudah tiga tahun magang di perusahaan ayam petelur di Kyot. Dian mengaku mendapat penghasilan kotor rata-rata sebanyak Rp 25 juta per bulan.
“Setelah dipotong biaya aparto (apartemen), masih ada Rp 20 juta. Tiap bulan saya kirim Rp 15 juta ke Bali, sisanya buat pegangan,” ungkap peserta magang dari LPK Darma STIKOM Bali Group ini.
Namun Dian pun mengaku awalnya mengalami kendala. Dia mengungkapkan meski sudah dibekali kursus Bahasa Jepang selama empat bulan, tetapi saat pertama kali datang ke Jepang, mengalami kesulitan berkomunikasi terutama terkait pekerjaan baru tersebut.
“Tetapi setelah tiga bulan, bisa teratasi. Yang penting kita terus belajar dan komunikasi, jangan diam,” sarannya.
Pengalaman Dian selaku alumni peserta magang ke Jepang ini diungkapkan di sela-sela pelepasan 66 peserta magang ke Jepang oleh LPK Darma ITB STIKOM Bali Group pada Jumat (18/3/2022).
Direktur Utama LPK Darma, Dadang Hermawan, mengungkapkan bahwa Dian Anggasari kebetulan peserta magang yang berasal dari masyarakat umum. Namun bagi peserta magang dari kalangan mahasiswa ITB STIKOM Bali, akan mendapat banyak manfaat.
“Pertama, dia kembali melajutkan kuliah dan mendapat gelar sarjana, mendapat pengalaman kerja, memiliki kemampuan Bahasa Jepang yang baik dan tentu punya uang yang banyak. Bayangkan, tiap bulan dikirim Rp 15 juta ke Bali, itu artinya selama tiga tahun penghasilannya sekitar Rp 450 juta,” kata dadang yang juga Rektor ITB STIKOM Bali.
Pengalaman dari Dian itu pun diapresiasi oleh Kepala UPTD Balai Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hyperkes) Provinsi Bali, Dewa Putu Alit. Ia mengingatkan agar peserta magang memanfaatkan sebaik-baiknya masa magang selama tiga tahun.
“Tiga puluhan tahun jadi PNS, gaji saya paling tinggi hanya Rp 6 juta. Di Jepang, seperti adik kita tadi, gajinya sampai Rp 25 juta. Ini luar bisa, agar menjadi contoh buat adik-adik yang akan berangkat,” tegas Dewa Putu Alit.
LPK Darma sendiri punya tiga cara mengirim siswa ke Jepang. Selain dengan visa magang atau Jisshusei, bisa juga menggunakan visa kerja Specified Sikll Worker atau Tokutei Ginou dengan penghasilan lebih besar. Cara terakhir berangkat dengan Student Visa atau Visa Pelajar.
Visa Pelajar adalah cara paling mudah karena hanya diperlukan sertifikat kursus bahasa Jepang selama 320 jam. Saat ini LPK Darma pun sedang mempersiapkan pengiriman 18 mahasiswa ITB STIKOM Bali ke Jepang. Empat mahasiswa akan berangkat pada Juni 2022 dan 14 orang lainnya akan berangkat bulan September 2022.
Di sana mereka akan belajar bahasa Jepang di sebuah akademi selama 1 tahun 9 bulan sambil magang kerja secara arubaito atau part time. “Progam ini tidak akan mengganggu kuliah mereka di ITB STIKOM Bali karena ini sejalan dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka Kemendikbud RI,” kata Dadang Hermawan. “Meski kerja part time tapi penghasilannya sama dengan penghasilan magang," tambahnya.
Komentar