Moeldoko Panen Padi M70 di Sukawati
GIANYAR, NusaBali
Ketua Umum DPP Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jenderal (Purn) Dr Moeldoko panen padi varietas M70 di Subak Pasekan Dlod Belang, Desa Singapadu Kaler, Kecamatan Sukawati, Jumat (18/3) siang.
Kepala Staf Kepresidenan ini juga melakukan demo aplikasi pupuk organik/pestisida nabati dengan menggunakan teknologi pertanian alat spray drone di Subak Kalangan Samu.
Moeldoko juga menyerahkan alat pencacah sampah organik kepada kelompok pengelola sampah berbasis rumah tangga yaitu Kelompok Wanita Tani Bhakti Pertiwi.
Moeldoko mengaku senang karena petani semakin percaya diri dengan adanya benih baru M70. "Hasilnya luar biasa. Tadi para petani sudah menghasilkan 9,3 ton (gabah). Mereka sangat bersemangat," ujar Moeldoko.
Moeldoko menjelaskan, varietas M70 ini merupakan hasil risetnya sendiri. Unggul di usia panen dibandingkan varietas lain yang usia tanamnya sampai 110 hari. "M itu Moeldoko, merupakan hasil riset saya. Dalam waktu 70 hari sudah bisa panen," ujarnya. Kata Moeldoko, padi makin cepat panen, semakin bisa kurangi risiko. Berarti ada perbedaan waktu tanam dan waktu panen, efisien tenaga kerja, minim risiko hama dan hemat air. Untuk wilayah Bali, Moeldoko melihat lahannya cocok ditanam varietas M70. "Saya lihat sepintas cocok. Hama padi biasa bisa amblas. M70 masih kuat," ungkapnya. Untuk rasa juga dipastikan lebih pulen sehingga diburu pelaku usaha kuliner. "Rasanya enak, jadi kalau jualan ke warung ini paling disenangi. Padi biasa 1 Kg bisa jadi 10 piring nasi, M70 bisa jadi 12 piring. Warung banyak beli ini," ujarnya.
Hal senada diungkapkan petani yang lahannya dipanen, I Nyoman Suparta,52, warga Banjar Samu, Desa Singapadu Kaler, Kecamatan Sukawati. Dia mengaku mulai nandur benih di lahan seluas 40 are miliknya sejak 25 Desember 2021 lalu. "Masa tanam kira-kira 70 sampai 75 hari sudah siap panen. Padi sudah kuning, dibanding padi lain yang nanamnya barengan sekarang masih hijau," jelasnya.
Suparta juga merasakan peningkatan pendapatan sejak menanam varietas M70. Apalagi dengan adanya alat panen berteknologi. "Ya ada lah peningkatan pendapatan, jerih payah kita di sawah bisa kita nikmati," jelasnya. Setiap kali panen, Suparta berkomunikasi dengan Bumdes Singapadu Kaler. "Sudah kerjasama BUMDes, kalau ada panen minta ke BUMDes. Jauh lebih efektif pakai alat ini. Ada operator khusus," jelasnya. Untuk 1 are, gabah yang berhasil dipanen sekitar 65 kg - 70 kg. *nvi
1
Komentar