Angin Ngelinus Terjang Cupel
Rusak Atap 7 Rumah dan 1 Musala
Saat kejadian, warga langsung berlarian keluar rumah, sehingga tidak ada korban luka maupun jiwa dalam bencana tersebut.
NEGARA, NusaBali
Bencana angin ngelinus (puting beliung) terjadi di Banjar Madar, Desa Cupel, Kecamatan Negara, Jembrana, Minggu (20/3) sore. Selain merusak atap tujuh rumah warga, bencana angin ngelinus itu juga merusak atap sebuah bangunan musala di banjar setempat.
Dari informasi yang dihimpun NusaBali, bencana angin ngelinus itu terjadi sekitar pukul 15.30 Wita. Saat mengetahui terjadi bencana angin ngelinus itu, sejumlah warga setempat langsung berhamburan ke luar rumah untuk menyelamatkan diri.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana I Putu Agus Artana, mengatakan, setelah menerima laporan bencana tersebut, dikerahkan tim reaksi cepat (TRC) untuk melakukan assesment ke lokasi. Sesuai hasil assessment, ada tujuh bangunan rumah dan sebuah bangunan musala yang bagian atapnya rusak karena musibah angin ngelinus tersebut. "Total ada 8 bangunan yang rusak. Terdiri dari 7 rumah warga dan sebuah bangunan mushola," ujarnya.
Dari 7 rumah warga yang terdampak, sambung Agus Artana, 6 di antaranya mengalami kerusakan ringan dengan kerugian materi sekitar Rp 100.000 hingga tertinggi Rp 2,5 juta. Kemudian ada satu rumah warga milik Sri Jauharini yang tergolong mengalami kerusakan sedang dengan kerugian sekitar Rp 10 juta. Sementara untuk kerusakan pada bangunan musala, yakni Musala Raudhatul Alimin, menyebabkan kerugian sekitar Rp 300.000.
Menurut Agus Artana, beberapa korban juga sudah langsung memperbaiki atap rumah mereka. Untuk penanganan dampak bencana itu, juga diberikan bantuan terpal kepada korban Sri Jauharini dan pengelola Musala Raudhatul Alimin. "Kami lakukan penanganan awal dengan bantuan terpal. Itu kami berikan kepada korban yang atap rumahnya mengalami kerusakan sedang dan untuk menutup sementara atap bangunan musala," ucapnya. *ode
Dari informasi yang dihimpun NusaBali, bencana angin ngelinus itu terjadi sekitar pukul 15.30 Wita. Saat mengetahui terjadi bencana angin ngelinus itu, sejumlah warga setempat langsung berhamburan ke luar rumah untuk menyelamatkan diri.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana I Putu Agus Artana, mengatakan, setelah menerima laporan bencana tersebut, dikerahkan tim reaksi cepat (TRC) untuk melakukan assesment ke lokasi. Sesuai hasil assessment, ada tujuh bangunan rumah dan sebuah bangunan musala yang bagian atapnya rusak karena musibah angin ngelinus tersebut. "Total ada 8 bangunan yang rusak. Terdiri dari 7 rumah warga dan sebuah bangunan mushola," ujarnya.
Dari 7 rumah warga yang terdampak, sambung Agus Artana, 6 di antaranya mengalami kerusakan ringan dengan kerugian materi sekitar Rp 100.000 hingga tertinggi Rp 2,5 juta. Kemudian ada satu rumah warga milik Sri Jauharini yang tergolong mengalami kerusakan sedang dengan kerugian sekitar Rp 10 juta. Sementara untuk kerusakan pada bangunan musala, yakni Musala Raudhatul Alimin, menyebabkan kerugian sekitar Rp 300.000.
Menurut Agus Artana, beberapa korban juga sudah langsung memperbaiki atap rumah mereka. Untuk penanganan dampak bencana itu, juga diberikan bantuan terpal kepada korban Sri Jauharini dan pengelola Musala Raudhatul Alimin. "Kami lakukan penanganan awal dengan bantuan terpal. Itu kami berikan kepada korban yang atap rumahnya mengalami kerusakan sedang dan untuk menutup sementara atap bangunan musala," ucapnya. *ode
Komentar