4 DTW Tabanan Sudah CHSE, 7 Belum Sertifikasi
TABANAN, NusaBali
Daya Tarik Wisata (DTW) di Tabanan yang mengantongi sertifikat CHSE Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan) baru 4.
Jumlah tersebut masih kurang 7 dari 11 DTW yang aktif. Dari 4 DTW tersebut 3 DTW mengantongi sertifikasi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparkeraf) yakni DTW Kebun Raya Eka Karya, DTW Ulun Danu Beratan dan DTW Tanah Lot. Kemudian 1 DTW lagi yakni DTW Espa Air Panas Penatahan, mengantongi sertifikasi dari Pemkab Tabanan.
“Terhadap DTW yang belum mengantongi sertifikat, usulan sertifikasi CHSE akan disampaikan ke Provinsi, tidak lagi ke Pusat atau Kemenparkeraf,” jelas Kabid Objek dan Daya Tarik Pariwisata Kabupaten Tabanan, Ni Putu Sri Ratnawati, Minggu (20/3).
Tabanan memiliki 25 potensi DTW. Dari 25 tersebut, 11 DTW yang aktif beroperasional dan 14 masih rintisan. Ada pun 11 DTW yang aktif tersebut diantaranya Alas Kedaton, Taman Kupu-Kupu di Wanasari, Taman Pujaan Bangsa Margarana, DTW Batukaru di Penebel dan Puri Gede Kerambitan,
Untuk DTW yang belum mengantongi sertifikat CHSE, Dinas Pariwisata akan mensosialisasikan lagi. Sedangkan untuk pendaftarannya oleh pengelola DTW sendiri secara online. “Kami sudah mulai lakukan monev lagi,” jelasnya.
Sementara untuk desa wisata, sudah ada beberapa desa wisata yang verifikasi CHSE. Sertifikasi dilakukan oleh Pemkab Tabanan pada tahun 2020, saat pandemi Covid-19 memulai dan kian mencapai puncaknya. Dari 25 desa wisata, yang sudah sertifikasi baru 3 desa wisata, yakni Desa Tista, Kecamatan Kerambitan, Desa Jatiluwih Kecamatan Penebel dan Desa Wisata Pinge, Kecamatan Marga. “Dulu ada tim sertifikasi tahun 2020,” jelasnya.
Kini karena kegiatan verifikasi sudah ditangani Provinsi, maka verifikasi sertifikasi tidak lagi oleh kabupaten, melainkan langsung ke Provins,” terang Sri Ratnawati. *k17
1
Komentar