STAHN Mpu Kuturan Gelar Metatah Massal
Bantu Ringankan Umat Tuntaskan Kewajiban
SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak 150 orang umat dari Kabupaten Buleleng dan Bangli, mengikuti upacara metatah massal yang digelar Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan Singaraja, Redite Kliwon Watugunung, Minggu (20/3) kemarin.
Metatah masal itu yang diselenggarakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Upakara dan Kepinanditaan Dewa-Dewi Tapini Yadnya, dimaksudkan untuk membantu meringankan beban umat.
Acara tersebut dilaksanakan di Kampus STAHN Mpu Kuturan di Jalan Pulau Menjangan, Kelurahan Banyuning, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, serangkaian Dies Natalis ke-6 STAHN Mpu Kuturan. Seluruh peserta yang ikut serta tidak dipungut biaya sepeserpun alias gratis. Mereka hanya diwajibkan membawa satu paket banten pejati.
Pembina UKM, Dr Wayan Murniti, MAg mengatakan metatah massal sudah dimulai STAHN Mpu Kuturan sejak tahun 2018. Seluruh sarana upakara disiapkan oleh mahasiswa yang tergabung dalam UKM Upakara. “Peserta tidak kami kenakan biaya, hanya perlu bawa satu banten pejati saja. Tentu niat kami membantu sesama umat. Selain bentuk pengabdian kepada masyarakat dari lembaga kami terutama dalam bentuk manusa yadnya bagi yang membutuhkan,” ucap Murniti.
Seluruh persiapan upacara sudah dilakukan mahasiswanya sejak Selasa (15/3) lalu. Penyiapan sarana metatah masal ini pun disebut Murniti sebagai kesempatan belajar bagi mahasiswa tentang praktek membuat banten.
Sementara itu prosesi metatah dipuput oleh Ida Pandita Mpu Nabe Dwija Witaraga Sanyasa dari Geriya Kekeran, Desa Kekeran, Kecamatan Busungbiu. Acara diawali dengan ritual Mejaya-jaya. Setelah itu dilanjutkan dengan penyekeban, menek bajang, lalu acara utama yakni metatah. Tercatat sebanyak 12 orang Jro Sangging dilibatkan untuk acara metatah peserta.
Seorang peserta Nyoman Mardika, 53, asal Desa Pegadungan, Kecamatan Sukasada, Buleleng, menilai kegiatan metatah massal sangat membantu, terutama bagi masyarakat miskin. Sehingga mereka tetap bisa menjalankan kewajiban melangsungkan upacara metatah kepada anak-anaknya.
“Program ini sangat bagus, karena bagi saya sebagai orang tidak mampu, selama ini terkendala biaya untuk bisa melangsungkan upacara metatah secara pribadi. Sehingga kami merasa sangat terbantu. Bantennya juga lebih dari sekedar cukup,” kata Mardika. *k23
Komentar