Plang Batas Wilayah Bikin Panas Dua Desa
Di Antara Desa Singapadu dan Celuk, Sukawati, Gianyar
GIANYAR, NusaBali
Perangkat Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati, Gianyar mengganti plang batas desa, Jumat (25/3) pagi.
Namun pemasangan plang baru di sebelah barat jembatan penghubung antara Desa Singapadu dengan Desa Celuk, ternyata membuat warga Desa Celuk meradang. Versi Perbekel Singapadu, I Made Budiarta plang diganti karena plang sebelumnya telah rusak. Tidak ada maksud memasang tapal batas yang hingga kini koordinatnya belum jelas.
Perbekel Celuk, Nyoman Rupadana mengatakan ada warganya yang merasa khawatir sebab pemasangan tersebut tidak berdasarkan kesepakatan dua belah pihak, yakni dua desa bertetangga ini. "Nggih wenten warga sane nelepon kita bahwa ada pemasangan papan plang," jelas Rupadana saat dikonfirmasi, Jumat (25/3) sore.
Laporan warganya itupun ditindaklanjuti dengan menghubungi Tripika Kecamatan Sukawati. "Untuk mengantisipasi agar suasananya kondusif. Karena pemasangan plang tersebut tidak berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak," terang Rupadana. Menurut Rupadana, penetapan dan penegasan tapal batas adalah hal yang penting untuk memberikan pelayanan dalam melaksanakan hak dan kewajiban warga yang ada di suatu wilayah tersebut.
Untuk itu pihaknya memohon kepada pihak terkait agar dapat membantu menyelesaikan perbedaan pemahaman ini. "Kami harap ada kepastian yang bisa dipakai pedoman selanjutnya," ujarnya. Atas laporan dari Desa Celuk, Tripika Kecamatan Sukawati langsung merapatkan barisan. Bahkan rapat koordinasi digelar sampai tiga kali. "Pertama dengan Kapolsek, Koramil dan kedua Perbekel. Selanjutnya giliran, Desa Celuk dulu kemudian Singapadu sore," jelas Camat Sukawati Gusti Ngurah Udayadnya saat ditemui usai rapat.
Diakui, pertemuan maraton itu belum menemukan titik temu. Rapat akan digelar kembali pada, Senin (27/3) nanti di kantor Kecamatan Sukawati. Gusti Ngurah Udayadnya menjelaskan hal ini hanya salah paham. Bermula dari perbaikan plang nama batas desa. "Namanya antisipasi kita mediasi. Agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, kita sudah panggil sepakat kasih solusi agar Sukawati kondusif," jelasnya.
Selain dua desa, Kecamatan Sukawati juga mengundang rapat dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Gianyar. Gusti Ngurah Udayadnya mengaku sudah berproses agar penetapan tapal batas sesuai titik koordinat bisa segera ditentukan.
"Terlebih dahulu harus dibentuk tim. Menentukan tapal batas desa. Ketika mereka turun ke lapangan, kita akan dampingi," jelas Camat yang juga Bendesa Tojan, Blahbatuh ini. Sepengetahuannya dari 64 desa se Kabupaten Gianyar baru 4 yang jelas tapal batasnya, yakni Desa Pering, Saba, Tulikup dan Tegal Tugu. "Banyak yang belum, maka harapan kami Pemkab Gianyar cepat menentukan tapal batas ini. Terutama Desa Singapadu, supaya 5 desa yang bertetangga bisa tercover. Senin nanti, kita pertemuan kedua belah pihak," jelasnya.
Dikonfirmasi terpisah Perbekel Singapadu, I Made Budiarta mengatakan plang tersebut hanya diganti baru. "Ndak ada pemasangan tapal batas. Plang itu sudah ada dari tahun 2007, sekarang kita cuma perbaiki. Karena yang lama sudah rusak, entah dimakan usia atau sengaja dirusak seseorang. Yang jelas kami perbaiki," tegasnya.
Ketika ada yang mempermasalahkan, Made Budiarta justru bingung. "Kenapa sekarang baru komplain, kenapa ndak dari dulu. Kita cuma perbaiki yang rusak, bukan pasang tapal batas baru," tegasnya. Tidak saja dipasang di perbatasan dengan Desa Celuk, plang juga dipasang di perbatasan dengan Desa Batuan.
Made Budiarta mengaku masih mengingat betul kesepakatan antara Desa Singapadu dan Desa Celuk bahwa belum ada keputusan tentang batas wilayah. Sehingga pihaknya juga berharap Pemkab Gianyar secepatnya mencarikan solusi. "Bukti foto plang kami yang rusak masih tersimpan, kalau itu kami disalahkan dari pihak tertentu kenapa baru sekarang?," sesalnya.
Jika sampai ada aksi pencabutan plang yang baru dipasang itu, Made Budiarta akan angkat tangan. "Kalau dicabut? Itu yang akan rawan. Saya nggak jamin masyarakat tidak turun ke lokasi. Kalau ada petugas yang cabut, kenapa mau? Kan seolah Singapadu yang salah. Saya nggak bertanggung jawab jika plang dicabut. Gimana nanti reaksi warga kami. Saya ndak berani," tegasnya. *nvi
Komentar