Biaya Layanan Internet Bakal Naik
Dampak Tarif PPN 11%
JAKARTA, NusaBali
Tarif layanan internet di Indonesia diperkirakan akan segera naik. Kenaikan ini merupakan dampak dari naiknya tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 10% menjadi 11%, sesuai ketentuan Undang-undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan, yang berlaku mulai 1 April 2022.
Berdasarkan aturan baru tersebut, barang dan jasa yang tidak dikecualikan dalam undang-undang akan dikenakan tarif PPN yang baru, yakni 11%. Salah satunya adalah layanan internet dan TV kabel.
"Tarif Pajak Pertambahan Nilai yaitu: sebesar 11% yang mulai berlaku pada tanggal 1 April 2022. Sebesar 12% yang mulai berlaku paling lambat pada tanggal 1 Januari 2025," tulis Pasal 7 ayat 1 (a), seperti dikutip seperti dilansir cnbcindonesia.com, Minggu (27/3).
Dengan kenaikan PPN 1% ini, maka mulai bulan depan beban masyarakat saat pembelian berbagai jenis kebutuhan akan makin mahal. Sebab, dalam transaksi beban PPN dikenakan kepada konsumen akhir atau pembeli. Sehingga saat pembayaran dilakukan, biaya yang harus dirogoh oleh konsumen makin tinggi.
Ekonom CORE Piter Abdullah mengatakan, saat ini bukan waktu yang tepat untuk menaikkan PPN karena akan menambah beban bagi masyarakat. Ia menilai sebaiknya kenaikan PPN dilakukan paling cepat tahun depan.
"Menurut saya begitu (ditunda dulu kenaikan PPN). Paling cepat tahun depan (dinaikkan)," ujarnya kepada CNBC Indonesia, dikutip Minggu (27/3).
Beberapa barang yang dekat dengan masyarakat dan dipastikan naik karena PPN ini antara lain:
- Baju atau pakaian
- Sabun
- Tas
- Sepatu
- Pulsa
- Rumah
- Motor, dan barang lainnya yang dikenakan PPN
"Tarif Pajak Pertambahan Nilai yaitu: sebesar 11% yang mulai berlaku pada tanggal 1 April 2022. Sebesar 12% yang mulai berlaku paling lambat pada tanggal 1 Januari 2025," tulis Pasal 7 ayat 1 (a), seperti dikutip seperti dilansir cnbcindonesia.com, Minggu (27/3).
Dengan kenaikan PPN 1% ini, maka mulai bulan depan beban masyarakat saat pembelian berbagai jenis kebutuhan akan makin mahal. Sebab, dalam transaksi beban PPN dikenakan kepada konsumen akhir atau pembeli. Sehingga saat pembayaran dilakukan, biaya yang harus dirogoh oleh konsumen makin tinggi.
Ekonom CORE Piter Abdullah mengatakan, saat ini bukan waktu yang tepat untuk menaikkan PPN karena akan menambah beban bagi masyarakat. Ia menilai sebaiknya kenaikan PPN dilakukan paling cepat tahun depan.
"Menurut saya begitu (ditunda dulu kenaikan PPN). Paling cepat tahun depan (dinaikkan)," ujarnya kepada CNBC Indonesia, dikutip Minggu (27/3).
Beberapa barang yang dekat dengan masyarakat dan dipastikan naik karena PPN ini antara lain:
- Baju atau pakaian
- Sabun
- Tas
- Sepatu
- Pulsa
- Rumah
- Motor, dan barang lainnya yang dikenakan PPN
1
Komentar