Sopir Ambulance BPBD Tewas Gantung Diri
Korban diketahui sudah bekerja sebagai sopir ambulance BPBD berstatus pegawai kontrak sejak dua tahun lalu.
"Ciri-ciri korban murni gantung diri. Lidah korban juga menjulur keluar dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan," jelas AKP Bagus Putra. Jenazah korban kemudian dievakuasi ke RS Sanglah sekitar pukul 17.30 Wita untuk dilakukan visum. Sementara, beberapa saksi langsung dibawa ke Mapolsek untuk dimintai keterangan. Diketahui, korban sudah menetap di mess milik Dinas Sosial Provinsi Bali sejak setahun silam bersama istrinya.
Sementara, korban diketahui sudah bekerja sebagai sopir ambulance BPBD berstatus pegawai kontrak sejak dua tahun lalu. Belum dapat dipastikan korban yang sudah dikarunia seorang anak ini mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Dugaan awal, lantaran depresi. Istri korban yang mendapatkan informasi tersebut langsung shock dan pingsan, kemudian dilarikan ke RS Sanglah untuk mendapat penanganan medis. "Baru sepupu korban dan mertuanya yang kita mintai keterangan. Penyebab gantung diri belum bisa dipastikan," beber AKP Bagus Putra.
Salah satu tetangga korban, Ni Luh Santiani mengatakan sekitar pukul 12.00 Wita kemarin masih melihat korban menyapu halaman rumahnya. Lalu sekitar pukul 12.15 Wita, korban keluar menggunakan motornya. Sejak itu, korban tidak terlihat lagi. Adik ipar korban bernama Komang Gede Widiadnyana,14, ditemui di lokasi mengatakan kakak iparnya itu tidak pernah diketahui ada masalah dengan siapapun, termasuk dengan istrinya Ni Kadek Monita Sari, yang bekerja di Kantor Samsat Kota Denpasar. Sebelumnya, kemarin pukul 15.00 Wita Widiadnyana bertemu dengan Ananta dalam keadaan baik-baik saja, bahkan sempat menyapa seperti biasa.
"Sepulang saya sekolah biasa saja, saya tanya gak kerja, dia bilang libur, dan saya tinggal lagi untuk latihan yoga di sekolah, tiba-tiba sekitar pukul 16.40 Wita dikabarkan kakak sudah meninggal gantung diri saya cepat-cepat pulang ternyata benar,” ujarnya sembari mengatakan yang mengetahui pertama kali adalah sepupunya Gede Diandra Raka Budi, 25, yang berada di kamar sebelahan.
Sementara mertua korban, I Ketut Kariada mengatakan untuk upacara penguburan atau apakah akan diaben, masih akan dirundingkan dengan pihak keluarga. "Tidak ada masalah apa-apa bahkan kita ketawa bercanda biasa saja, tidak tahu apa permasalahannya tiba-tiba seperti ini. Mungkin sudah jalannya dia, kita mau urus jenazahnya dulu karena kata polisi harus ke forensik dulu baru bisa dipulangkan," ungkap Kariada singkat. Terpisah Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr Dudut Rustyadi mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan luar (PL) pukul 17.00 Wita, hanya ditemukan luka lecet tekan yang melingkari leher.
“Luka lecet tekan ini dari arah depan bawah ke belakang atas. Lidah tidak terjulur karena letak tali pada bagian depan leher di atas jakun,” jelas dr Dudut, melalui pesan singkat kemarin malam. Lanjutnya, selain luka melingkari leher yang khas terjadi pada jenazah dengan kasus gantung diri. * dar, cr63, in
Sementara, korban diketahui sudah bekerja sebagai sopir ambulance BPBD berstatus pegawai kontrak sejak dua tahun lalu. Belum dapat dipastikan korban yang sudah dikarunia seorang anak ini mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Dugaan awal, lantaran depresi. Istri korban yang mendapatkan informasi tersebut langsung shock dan pingsan, kemudian dilarikan ke RS Sanglah untuk mendapat penanganan medis. "Baru sepupu korban dan mertuanya yang kita mintai keterangan. Penyebab gantung diri belum bisa dipastikan," beber AKP Bagus Putra.
Salah satu tetangga korban, Ni Luh Santiani mengatakan sekitar pukul 12.00 Wita kemarin masih melihat korban menyapu halaman rumahnya. Lalu sekitar pukul 12.15 Wita, korban keluar menggunakan motornya. Sejak itu, korban tidak terlihat lagi. Adik ipar korban bernama Komang Gede Widiadnyana,14, ditemui di lokasi mengatakan kakak iparnya itu tidak pernah diketahui ada masalah dengan siapapun, termasuk dengan istrinya Ni Kadek Monita Sari, yang bekerja di Kantor Samsat Kota Denpasar. Sebelumnya, kemarin pukul 15.00 Wita Widiadnyana bertemu dengan Ananta dalam keadaan baik-baik saja, bahkan sempat menyapa seperti biasa.
"Sepulang saya sekolah biasa saja, saya tanya gak kerja, dia bilang libur, dan saya tinggal lagi untuk latihan yoga di sekolah, tiba-tiba sekitar pukul 16.40 Wita dikabarkan kakak sudah meninggal gantung diri saya cepat-cepat pulang ternyata benar,” ujarnya sembari mengatakan yang mengetahui pertama kali adalah sepupunya Gede Diandra Raka Budi, 25, yang berada di kamar sebelahan.
Sementara mertua korban, I Ketut Kariada mengatakan untuk upacara penguburan atau apakah akan diaben, masih akan dirundingkan dengan pihak keluarga. "Tidak ada masalah apa-apa bahkan kita ketawa bercanda biasa saja, tidak tahu apa permasalahannya tiba-tiba seperti ini. Mungkin sudah jalannya dia, kita mau urus jenazahnya dulu karena kata polisi harus ke forensik dulu baru bisa dipulangkan," ungkap Kariada singkat. Terpisah Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr Dudut Rustyadi mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan luar (PL) pukul 17.00 Wita, hanya ditemukan luka lecet tekan yang melingkari leher.
“Luka lecet tekan ini dari arah depan bawah ke belakang atas. Lidah tidak terjulur karena letak tali pada bagian depan leher di atas jakun,” jelas dr Dudut, melalui pesan singkat kemarin malam. Lanjutnya, selain luka melingkari leher yang khas terjadi pada jenazah dengan kasus gantung diri. * dar, cr63, in
1
2
Komentar