ASITA Sesalkan Menparekraf Abaikan Kearifan Lokal
Luncurkan Rendang Goes to Europe di Bali
JAKARTA, NusaBali
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno meluncurkan Rendang Goes to Europe pada (24/3) lalu di Bali.
Pro kontra mengenai acara tersebut, mencuat kepermukaan. Lantaran acara tidak dihadiri Pemda (Pemerintah Daerah) atau tokoh- tokoh kuliner Minang. Menparekraf Sandiaga Uno tampil tidak pula membawakan budaya Minang sebagai akar budaya dari rendang.
Kemudian mengingkari janjinya ke masyarakat Minang, bahwa akan membawa rendang buatan Kampung Rendang Payakumbuh, Sumatera Barat mendunia. Acara Rendang Goes to Europe di Bali justru sama sekali tidak melibatkan Kampung Rendang Payakumbuh sebagaimana yang dijanjikan Menparekraf.
Terkait hal tersebut, Association of the Indonesian Tour and Travel Agencies (ASITA) sebagai asosiasi pariwisata tertua di Indonesia yang berdiri sejak 1971 berpendapat, apa yang dilakukan Menparekraf adalah langkah blunder yang mengabaikan kearifan lokal.
"Kemenparekraf Sandi Uno mengabaikan janjinya untuk membawa Kampung Rendang Payakumbuh mendunia. Lalu juga mengabaikan akar budaya masakan rendang dalam masyarakat Minangkabau," ujar Sekjen ASITA Muhammad Rahmad dalam keterangan tertulisnya, Selasa (29/3).
Menurut Rahmad, boleh saja tempat promosi rendang dilakukan di Bali atau di manapun. Namun, tidak boleh meninggalkan akar budayanya yaitu Minangkabau. Jika akar budaya itu dilupakan, maka pemerintah berarti tidak serius mengangkat kearifan lokal sebagai kekuatan pariwisata nasional.
Apalagi, Menparekraf Sandiaga Uno pernah berjanji pada saat berkunjung ke Kampung Rendang Payakumbuh, Sumbar pada (22/4/2021) lalu. Di mana, dia akan membawa Kampung Rendang Payakumbuh mendunia. Janji Menparekraf Sandiaga Uno pun, ditunggu tunggu oleh masyarakat Kampung Rendang Payakumbuh.
Ketika Menparekraf Sandiaga Uno meluncurkan Rendang Goes to Europe di Bali bersama William Wongso, tanpa melibatkan Kampung Rendang Payakumbuh, masyarakat di sana menjadi tercengang dan kaget luar biasa. Bahkan, masyarakat Minang terkejut membaca berita peluncuran itu. Sebab, Menparekraf Sandiaga Uno mengabaikan kearifan lokal dan ingkar terhadap janjinya.
"ASITA meminta Menparekraf Sandiaga Uno untuk tidak mengabaikan peran UMKM Kampung Rendang Payakumbuh. Jangan pula mengabaikan peran tokoh- tokoh daerah sebagai kearifan lokal dalam promosi ekonomi kreatif dan pariwisata nasional. Ini bertentangan dengan semangat nasionalisme kebangsaan dan bertentangan dengan keinginan Presiden," tegas Rahmad. *k22
Komentar