Penyebab Kematian Mahasiswa ISI Masih Misteri
Keluarga Cabut Laporan, Polisi Tetap Lanjutkan Penyelidikan
Muncul dugaan jika mahasiswa Program Studi Kriya, Fakultas Seni Rupa dan Desain ini tewas karena keracunan makanan.
DENPASAR, NusaBali
Penyebab kematian salah seorang mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Komang Tri Karmayoga, 21 masih misterius. Pasca ditemukan tak bernyawa di kamar kosnya di Jalan SMA 3 Gang VI Nomor 1 Desa Sumerta Kaja, Kecamatan Denpasar Timur, Denpasar, Senin 28 Maret pukul 13.20 Wita memunculkan berbagai spekulasi.
Informasi dari pihak keluarga korban, bahwa mahasiswa Program Studi Kriya, Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar itu sebelum tewas sempat membeli makanan siap saji. Dari sanalah muncul dugaan liar kalau pemuda 21 tahun itu diduga keracunan makanan. Dugaan itu muncul sesuai dengan kondisi korban saat ditemukan, yakni mengeluarkan busa pada mulutnya.
Meski muncul dugaan demikian, namun pihak keluarga tidak melakukan autopsi terhadap jenazah mahasiswa. Tak hanya itu, laporan polisi di Polsek Denpasar Timur juga dicabut. Justru pihak keluarga memilih untuk memulangkan jenazah korban ke kampung halaman di Jalan Kresna kawasan Banjar Kawan, Tampak Siring, Gianyar untuk dikubur atau nyulubin di Setra Agung Tampaksiring, Anggara Wage Sinta, Selasa 29 Maret pukul 18.00 Wita.
Kapolsek Denpasar Timur Kompol Tri Joko Widiyanto dikonfirmasi, Rabu (30/3) mengungkapkan meski keluarga korban cabut laporan, pihaknya tetap melakukan penyelidikan terhadap semua kemungkinan yang terjadi hingga menyebabkan kematian pada mahasiswa semester VI itu.
"Sesuai dengan hasil visum, menunjukan korban meninggal dunia karena sakit. Pihak keluarga korban juga sudah mencabut laporan polisi. Terkait adanya dugaan-dugaan penyebab kematian kami dari kepolisian masih melakukan penyelidikan. Perkembangannya akan kami sampaikan, jika ada temuan signifikan," ungkap perwira menengah melati satu di pundak ini.
Pasca korban ditemukan dalam kondisi membusuk di kamar kosnya pada Senin 28 Maret siang, aparat kepolisian dari Polsek Denpasar Timur langsung melakukan olah TKP. Hasil olah TKP, polisi menyita beberapa barang dari dalam kamar seperti obat Paracetamol, Enervon-C, HP, laptop, tas, buku tulis, Kartu Mahasiswa ISI Denpasar, STNK motor, SIM C, dan uang tunai RP 1.243.000.
Kematian dari korban Komang Tri pertama kali diketahui oleh kakak kandungnya Wayan Sri Wahyuni, 26. Perempuan yang juga mahasiswi di ISI Denpasar itu mendatangi kos korban yang berjarak 200 meter dari kosnya karena adiknya (korban) tidak bisa dihubungi lewat aplikasi WhatsApp maupun telepon biasa.
"Wayan Sri Wahyuni mengaku terakhir ketemu dengan adiknya (korban) itu pada 24 Maret 2022. Pada saat itu korban mendatangi kos saksi (Sri Wahyuni) untuk membicarakan persiapan sembahyang di Pura Besakih pada 30 Maret 2022," beber Kompol Tri Joko. *pol
Informasi dari pihak keluarga korban, bahwa mahasiswa Program Studi Kriya, Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar itu sebelum tewas sempat membeli makanan siap saji. Dari sanalah muncul dugaan liar kalau pemuda 21 tahun itu diduga keracunan makanan. Dugaan itu muncul sesuai dengan kondisi korban saat ditemukan, yakni mengeluarkan busa pada mulutnya.
Meski muncul dugaan demikian, namun pihak keluarga tidak melakukan autopsi terhadap jenazah mahasiswa. Tak hanya itu, laporan polisi di Polsek Denpasar Timur juga dicabut. Justru pihak keluarga memilih untuk memulangkan jenazah korban ke kampung halaman di Jalan Kresna kawasan Banjar Kawan, Tampak Siring, Gianyar untuk dikubur atau nyulubin di Setra Agung Tampaksiring, Anggara Wage Sinta, Selasa 29 Maret pukul 18.00 Wita.
Kapolsek Denpasar Timur Kompol Tri Joko Widiyanto dikonfirmasi, Rabu (30/3) mengungkapkan meski keluarga korban cabut laporan, pihaknya tetap melakukan penyelidikan terhadap semua kemungkinan yang terjadi hingga menyebabkan kematian pada mahasiswa semester VI itu.
"Sesuai dengan hasil visum, menunjukan korban meninggal dunia karena sakit. Pihak keluarga korban juga sudah mencabut laporan polisi. Terkait adanya dugaan-dugaan penyebab kematian kami dari kepolisian masih melakukan penyelidikan. Perkembangannya akan kami sampaikan, jika ada temuan signifikan," ungkap perwira menengah melati satu di pundak ini.
Pasca korban ditemukan dalam kondisi membusuk di kamar kosnya pada Senin 28 Maret siang, aparat kepolisian dari Polsek Denpasar Timur langsung melakukan olah TKP. Hasil olah TKP, polisi menyita beberapa barang dari dalam kamar seperti obat Paracetamol, Enervon-C, HP, laptop, tas, buku tulis, Kartu Mahasiswa ISI Denpasar, STNK motor, SIM C, dan uang tunai RP 1.243.000.
Kematian dari korban Komang Tri pertama kali diketahui oleh kakak kandungnya Wayan Sri Wahyuni, 26. Perempuan yang juga mahasiswi di ISI Denpasar itu mendatangi kos korban yang berjarak 200 meter dari kosnya karena adiknya (korban) tidak bisa dihubungi lewat aplikasi WhatsApp maupun telepon biasa.
"Wayan Sri Wahyuni mengaku terakhir ketemu dengan adiknya (korban) itu pada 24 Maret 2022. Pada saat itu korban mendatangi kos saksi (Sri Wahyuni) untuk membicarakan persiapan sembahyang di Pura Besakih pada 30 Maret 2022," beber Kompol Tri Joko. *pol
Komentar