2 Seniman Buleleng Terima Wija Kusuma
SINGARAJA, NusaBali
Pemkab Buleleng memberikan penghargaan Wija Kusuma kepada dua seniman karena telah berkontribusi dalam pengembangan dan pelestarian seni budaya.
Keduanya yakni seniman lukis Wayang Kaca Nagasepaha Wayan Arnawa dan seniman sastra I Made Adnyana. Penghargaan tersebut diserahkan langsung Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana saat apel peringatan HUT ke-418 Kota Singaraja di Lapangan Ngurah Rai, Rabu (30/3) kemarin. Wayan Arnawa dipilih menerima penghargaan karena secara turun-temurun mempertahankan kesenian Wayang Kaca Nagasepaha. Saat jenis kesenian ini mulai ditinggalkan masyarakat, krama keturunan Jro Dalang Diah (inisiator Wayang Kaca Nagasepaha) ini tetap komit berkesenian untuk melanjutkan profesi leluhurnya. Selain itu, keterampilan dan kemampuan seni melukis wayang kaca juga diturunkan kepada anak dan cucunya.
Sedangkan I Made Adnyana, sastrawan yang banyak menelurkan karya sastra berupa puisi, cerita pendek dan juga buku. Dia secara aktif menyuarakan dan terjun langsung dalam dunia pertunjukan teater di bawah naungan Mahima Institute. Jam terbangnya sebagai sastrawan pun tidak bisa diragukan lagi. Sebelumnya Adnyana yang akrab dengan nama panggilan Ole ini juga menerima penghargaan lain dari pemerintah. Pada tahun 2007 dia menerima Penghargaan Widya Pataka sebagai penulis buku dari Gubernur Bali. Kemudian tahun 2019, menerima dua penghargaan yakni Penghargaan Bali Jani Nugraha sebagai sastrawan dan pengabdi seni dari Gubernur Bali dan Penghargaan Sastra Tantular dari Balai Bahasa Provinsi Bali.
Kepala Bidang Kesenian Dinas Kebudayaan Buleleng Wayan Sujana mengatakan, penghargaan Wija Kusuma sempat ditiadakan selama dua tahun karena pandemi. Tahun ini kembali diberikan kepada seniman yang telah berjasa ikut melestarikan seni budaya yang ada. “Penghargaan Wija Kusuma ini diberikan sebagai wujud perhatian dan apresiasi pemerintah daerah kepada seniman, sastrawan dan budayawan yang konsisten berkesenian. Penghargaan ini untuk memberikan motivasi juga, memberikan ruang dan tempat penerima terus berkarya,” ucap Sujana.
Dinas Kebudayaan sebelumnya menentukan kriteria calon penerima yang memiliki konsistensi berkesenian dan berkarya minimal 10 tahun tanpa putus. Penerima yang diberikan mulai dari seniman tari, seniman tabuh, seniman rupa, sastrawan, dan budayawan yang memberi pengaruh pada eksistensi seni budaya di daerah.
I Made Adnyana, salah seorang penerima penghargaan, menyampaikan terima kasih kepada pemerintah daerah yang telah memperhatikannya selama menggeluti sastra modern. Penghargaan yang diterimanya akan dijadikan pelecut untuk terus berkarya, terutama memperhatikan sastra sebaik-baiknya. “Sebagai imbalan atas perhatian pemerintah kepada sastra dan kepada saya, tentu saya akan terus membantu pemerintah untuk memperhatikan sastra sebaik-baiknya. Baik menulis sastra, berlaku etis dan estetis dan tetap kritis,” ungkap Adnyana. *k23
Komentar