Parta Minta Himbara Berlakukan Credit Recovery Bagi Bali
JAKARTA, NusaBali
Anggota Komisi VI DPR RI dari daerah pemilihan (dapil) Bali Nyoman Parta memaparkan, kondisi Bali mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi minus lebih dari 9% akibat pandemi Covid-19.
Namun, Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) tidak begitu responsif terhadap pengajuan kredit para pelaku usaha di Pulau Dewata. Nyoman Parta meminta, Himbara memberlakukan credit recovery bagi pelaku usaha di Bali.
"Pemerintah harus hadir lewat Himbara menyelamatkan ekonomi Bali dengan credit recovery. Credit recovery harus diberikan oleh bank-bank milik pemerintah, karena bank pemerintah yang bisa melakukan hal tersebut. Bila berharap dengan bank swasta, tidak mungkin," ujar Parta saat Rapat Dengan Pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI dengan Himbara secara hybrid di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (30/3).
Parta menjelaskan, Himbara perlu memberi kemudahan kepada pengusaha lokal di Bali. Sebab, mereka banyak bergerak di sektor pariwisata. Ketika pandemi Covid-19, dunia pariwisata Bali sangat terkena imbas karena terjadinya pembatasan orang masuk ke Pulau Seribu Pura."Banyak perusahaan mengalami stagnasi, bahkan kebangkrutan," tegas anggota Fraksi PDIP ini.
Parta menyebutkan pengusaha di Bali telah mengajukan program restrukturisasi kredit mereka tiga sampai enam bulan. Ternyata pandemi Covid-19 berjalan lebih dari dua tahun. Dalam dua tahun lebih pandemi Covid-19, hotel, restoran dan akomodasi pariwisata tutup. “Sekarang mau bangkit kembali seiring mulai berdatangannya wisatawan ke Bali. Namun, para pelaku usaha di Bali sedang mengalami kendala permodalan untuk me-recovery usahanya,” ujar politisi asal Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar ini.
Menurut Parta, pengusaha mengajukan kredit, tetapi Himbara tidak responsif karena masih menggunakan syarat kredit ketika suasana normal. Padahal, kondisi Bali saat ini tidak normal sehingga penangganannya harus ekstra. "Jangan hanya standar penanganannya. Apalagi, mereka punya jaminan. Oppurtunity juga ada, wisatawan mulai datang ke Bali," jelas mantan Ketua Komisi IV DPRD Bali periode 2014-2019 ini.
Parta berharap Himbara memperhatikan persoalan ini. Karena, jika para pelaku usaha bangkit lagi, orang-orang yang di rumahkan atau di PHK bisa bekerja kembali. Untuk itu, credit recovery perlu diberlakukan bagi para pelaku usaha di Bali, sehingga dapat membangkitkan dan mempercepat pertumbuhan ekonomi Bali.
Saat RDP berlangsung, hadir Direktur Utama (Dirut) BRI Sunarso, Dirut Bank Mandiri Royke Tumilaar, Dirut BNI Silvano Winston Rumantir dan Dirut BTN Haru Koesmahargyo. Pernyataan Parta mendapat respon dari Dirut BNI Silvano Winston Rumantir. Dia meminta agar nasabah mengajukan ulang kreditnya. "Kami akan minta nasabah untuk mengajukan ulang. Kemudian akan dilihat permasalahannya, struktural atau tidak. Jika cash flow-nya masih memungkinkan di bantu, kami akan bantu. Karena kami juga ingin nasabah kami hidup, tumbuh berkembang makin besar. Kami akan pisahkan antara yang karena krisis Covid-19 dan sebelum Covid-19," terang Dirut BNI Silvano Winston Rumantir. *k22
1
Komentar