Pratima Pura Dadia Pulasari Terbakar
Pratima yang terbakar berupa patung Bhatara-Bhatari terbuat dari uang kepeng, bunga emas, dan lainnya.
AMLAPURA, NusaBali
Pratima, pralingga, pangangge, dan tigasan di Gedong Pura Dadia Pulasari, Banjar Tengah, Desa Nyuhtebel, Kecamatan Manggis, Karangasem terbakar, Jumat (1/4) sekitar pukul 11.28 Wita. Penyebab kebakaran diduga karena api dupa. Pagi hari banyak pamedek sembahyang upacara Usaba Dalem. Sebanyak 12 petugas dipimpin Kadis Pemadam Kebakaran Karangasem, I Nyoman Siki Ngurah, padamkan kobaran api. Petugas turun dengan 5 unit kendaraan, menghabiskan 10.000 liter air.
Gedong berukuran 2 meter x 2 meter dengan cepat terbakar. Sebelum petugas datang, seluruh pangangge, tigasan, dan kotak pratima habis terbakar. Plafon hingga atap bangunan juga dilalap api. Pratima yang terbakar berupa patung Bhatara-Bhatari terbuat dari uang kepeng, juga ada pratima berupa bunga emas, dan lainnya. Seluruh benda-benda sakral itu ditempatkan di gedong. Di dalam gedong dibuat bertingkat-tingkat mirip rak. Di setiap bagian ada benda-benda sakral yang disimpan.
Pamangku Pura Dadia Pulasari Jro Mangku Nengah Masih dan Kelian Pangempon I Nengah Kalung menduga penyebab kebakaran karena api dupa. Rencana dalam waktu dekat menggelar upacara guru piduka. Kadis Pemadam Kebakaran I Nyoman Siki Ngurah mengatakan, sering terjadi kebakaran akibat api dupa. “Mestinya masyarakat belajar dari kasus-kasus sebelumnya, percikan api dupa bisa menyebabkan kebakaran. Sebab di sekitarnya ada benda-benda yang mudah terbakar,” ungkap Siki Ngurah.
Selain kebakaran di pura juga sering terjadi kebakaran rumah yang disebabkan percikan api dupa. “Jika mabanten di rumah, sebaiknya tidak perlu menancapkan dupa, apalagi di sekitarnya ada kertas, Kasur, dan benda-benda mudah terbakar,” saran pejabat dari Desa Bukit, Kecamatan Karangasem ini. Pada hari yang sama, kebakaran juga terjadi di Gang Bale Agung I, Lingkungan Jasri Kelod, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem. Bangunan yang terbakar yakni kamar ukuran 3 meter x 3 meter. Seluruh isi kamar terbakar, mulai dari kasur, almari, mini compo, hingga plafon. Kebakaran dilaporkan oleh pemilik rumah, I Wayan Ungsi. Petugas Damkar menghabiskan 10.000 liter air untuk padamkan kebakaran. *k16
Gedong berukuran 2 meter x 2 meter dengan cepat terbakar. Sebelum petugas datang, seluruh pangangge, tigasan, dan kotak pratima habis terbakar. Plafon hingga atap bangunan juga dilalap api. Pratima yang terbakar berupa patung Bhatara-Bhatari terbuat dari uang kepeng, juga ada pratima berupa bunga emas, dan lainnya. Seluruh benda-benda sakral itu ditempatkan di gedong. Di dalam gedong dibuat bertingkat-tingkat mirip rak. Di setiap bagian ada benda-benda sakral yang disimpan.
Pamangku Pura Dadia Pulasari Jro Mangku Nengah Masih dan Kelian Pangempon I Nengah Kalung menduga penyebab kebakaran karena api dupa. Rencana dalam waktu dekat menggelar upacara guru piduka. Kadis Pemadam Kebakaran I Nyoman Siki Ngurah mengatakan, sering terjadi kebakaran akibat api dupa. “Mestinya masyarakat belajar dari kasus-kasus sebelumnya, percikan api dupa bisa menyebabkan kebakaran. Sebab di sekitarnya ada benda-benda yang mudah terbakar,” ungkap Siki Ngurah.
Selain kebakaran di pura juga sering terjadi kebakaran rumah yang disebabkan percikan api dupa. “Jika mabanten di rumah, sebaiknya tidak perlu menancapkan dupa, apalagi di sekitarnya ada kertas, Kasur, dan benda-benda mudah terbakar,” saran pejabat dari Desa Bukit, Kecamatan Karangasem ini. Pada hari yang sama, kebakaran juga terjadi di Gang Bale Agung I, Lingkungan Jasri Kelod, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem. Bangunan yang terbakar yakni kamar ukuran 3 meter x 3 meter. Seluruh isi kamar terbakar, mulai dari kasur, almari, mini compo, hingga plafon. Kebakaran dilaporkan oleh pemilik rumah, I Wayan Ungsi. Petugas Damkar menghabiskan 10.000 liter air untuk padamkan kebakaran. *k16
Komentar