Harga Babi Hidup ke Luar Bali Dibandrol Rp 45.000/Kg
GIANYAR, NusaBali
Gabungan Pengusaha Babi (Gupbi) Provinsi Bali berkumpul bersama puluhan pengirim babi di Kelurahan/Kecamatan Ubud, Gianyar, Sabtu (2/4).
Mereka menyepakati harga daging babi untuk pengiriman ke luar Bali, Rp 45.000/kg. Hal itu dijelaskan Ketua Gupbi Bali Ketut Hari Suyasa, Senin (4/4).
“Yang kami ajak bersepakat ini adalah para pengirim babi yang biasa mengirim babi ke luar daerah,” ujarnya. Kata Hari Suyasa, kesepakatan tersebut berdasarkan harga dasar babi pada tingkat peternakan di Bali. “Dengan harga dasar sekitar Rp 40.000/kg babi hidup di peternakan, maka kami menyepakati harga kirim babi hidup Rp 45.000/kg. Semuanya sudah sepakat,” jelasnya.
Dengan harga Rp 45.000/kg itu, jelas dia, maka ada kenaikan dari harga jual babi hidup sebelumnya. Harga lama Rp 37.000 - Rp 39.000/kg. Dengan adanya kenaikan harga tersebut, Hari Suyasa menilai sudah menguntungkan para penjual lanjutan babi di luar Bali. Antara lain, di Jakarta, harga babi potong rata-rata Rp 120.000 – Rp 140.000/kg. “Dengan harga dari kami segitu, tentunya penjual sudah mendapatkan untung yang banyak,” jelasnya.
Hari Suyasa menegaskan jika harga itu khusus pengiriman ke luar daerah, baik ke Surabaya, Jakarta hingga Medan. “Kalau harga babi di lokalan (untuk pasar di Bali, Red) beragam, ada yang Rp 35.000 sampai Rp 37.000/kg,” terangnya.
Pihaknya berharap, harga tersebut menguntungkan para peternak di Bali. Pematokan harga juga untuk menjaga persaingan usaha yang sehat di tingkat peternak hingga penjual. Lebih lanjut dikatakan, ketersediaan babi di Bali belum pulih pascawabah yang melanda babi di Bali. “Populasi belum pulih 100 persen. Tapi dibandingkan daerah lain, seperti Manado dan Medan, justru Bali lebih cepat pemulihan untuk beternak babi,” jelasnya.
Dengan pemulihan peternakan yang cepat, babi dari Bali saat ini mendominasi pasaran. “Medan belum pulih. Justru teman-teman yang kirim babi ke Medan. Ini peluang peternak di Bali,” jelasnya. *nvi
“Yang kami ajak bersepakat ini adalah para pengirim babi yang biasa mengirim babi ke luar daerah,” ujarnya. Kata Hari Suyasa, kesepakatan tersebut berdasarkan harga dasar babi pada tingkat peternakan di Bali. “Dengan harga dasar sekitar Rp 40.000/kg babi hidup di peternakan, maka kami menyepakati harga kirim babi hidup Rp 45.000/kg. Semuanya sudah sepakat,” jelasnya.
Dengan harga Rp 45.000/kg itu, jelas dia, maka ada kenaikan dari harga jual babi hidup sebelumnya. Harga lama Rp 37.000 - Rp 39.000/kg. Dengan adanya kenaikan harga tersebut, Hari Suyasa menilai sudah menguntungkan para penjual lanjutan babi di luar Bali. Antara lain, di Jakarta, harga babi potong rata-rata Rp 120.000 – Rp 140.000/kg. “Dengan harga dari kami segitu, tentunya penjual sudah mendapatkan untung yang banyak,” jelasnya.
Hari Suyasa menegaskan jika harga itu khusus pengiriman ke luar daerah, baik ke Surabaya, Jakarta hingga Medan. “Kalau harga babi di lokalan (untuk pasar di Bali, Red) beragam, ada yang Rp 35.000 sampai Rp 37.000/kg,” terangnya.
Pihaknya berharap, harga tersebut menguntungkan para peternak di Bali. Pematokan harga juga untuk menjaga persaingan usaha yang sehat di tingkat peternak hingga penjual. Lebih lanjut dikatakan, ketersediaan babi di Bali belum pulih pascawabah yang melanda babi di Bali. “Populasi belum pulih 100 persen. Tapi dibandingkan daerah lain, seperti Manado dan Medan, justru Bali lebih cepat pemulihan untuk beternak babi,” jelasnya.
Dengan pemulihan peternakan yang cepat, babi dari Bali saat ini mendominasi pasaran. “Medan belum pulih. Justru teman-teman yang kirim babi ke Medan. Ini peluang peternak di Bali,” jelasnya. *nvi
1
Komentar