nusabali

Migor Curah Langka di Jimbaran

  • www.nusabali.com-migor-curah-langka-di-jimbaran

MANGUPURA, NusaBali
Sejak beberapa hari belakangan ini, masyarakat mengalami kesulitan mendapatkan minyak goreng (migor) curah di Pasar Jimbaran, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan.

Pasalnya, pasokan migor curah kepada para pedagang cukup langka, kalau pun ada pasokan harganya sama dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah, yakni Rp 15.500. Alhasil, para kebingungan untuk menjual kepada pembeli.

Kepala Pasar Jimbaran Made Sumarjaya, mengatakan kelangkaan migor curah di Pasar Jimbaran sudah terjadi beberapa hari belakangan, karena tidak ada pasokan langsung ke para pedagang di pasar. “Pedagang banyak yang menjerit, karena tidak dapat pasokan. Padahal, saat adanya kunjungan dari presiden dan sejumlah menteri, para pedagang dapat migor curah dan bisa menjual kembali di pasar,” jelas Sumarjaya, Senin (4/4) sore.

Masih menurut Sumarjaya, kondisi saat ini jauh berbeda dari sebelumnya. Pasokan sudah tidak ada lagi, sehingga ini yang membuat masyarakat menjerit. “Kalau pun ada pasokan, harganya sebesar Rp 15.500 per liter. Harga ini sama dengan harga jual pedagang ke pembeli (konsumen), karena harga tersebut sudah sesuai dengan HET. Karena harga jual sama membuat pedagang enggan beli dan menjual kembali ke masyarakat. Pertimbangannya tidak mendapat untung,” keluh Sumarjaya.

Dia berharap, adanya kebijakan dari pemerintah dalam mengatasi persoalan kelangkaan migor curah. Kondisi ini pula sudah dikoordinasikan dengan dinas terkait untuk mendapat perhatian. “Kenapa sampai tidak ada dan kenapa tidak diberikan lagi minyak ke pasar. Semua pasar belum dapat, saya sudah koordinasi dinas, dibilang minyak memang sulit,” kata Sumarjaya lagi.

Ke depan Sumarjaya berharap agar harga minyak yang masuk ke para pedagang dijual di bawah HET, sehingga pedagang bisa dapat untuk saat menjual lagi ke konsumen. “Intinya adanya selisih harga yang didapat oleh pedagang,” harap pria yang juga ketua Forum Pasar Kabupaten Badung ini.

Sementara, Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan Badung I Made Widiana, saat dikonfirmasi tak menyangkal kelangkaan migor curah di sejumlah pasar tradisional, termasuk di Jimbaran. “Iya, kami mengakui itu, karena kami juga menerima banyak keluhan dari para pedagang,” ujarnya.

“Perlu masyarakat ketahui, mengenai pendistribusian migor curah termasuk penentuan harga itu di luar kewenangan pemerintah daerah. Kami sebatas hanya mengawasi saja. Saat ada supplier yang mendistribusikan minyak ke salah satu pasar misalnya, kami hanya diminta membantu mengawasi, mengenai jumlah pasokan dan harga, kami tidak ada kewenangan sejauh itu,” kata Widiana. *dar, asa

Komentar