nusabali

Dikaji, Kenaikan Harga Pertalite dan LPG

  • www.nusabali.com-dikaji-kenaikan-harga-pertalite-dan-lpg

JAKARTA, NusaBali
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah sedang mengkaji kenaikan harga Pertalite.

Hal ini menyusul lonjakan harga minyak mentah dunia beberapa waktu terakhir. Airlangga mengatakan pemerintah juga tengah mengkaji kenaikan harga LPG 3 kg. Namun, ia belum dapat menjelaskan lebih lanjut kapan pastinya harga akan naik.

Airlangga menuturkan, pengkajian diperlukan lantaran komoditas itu menjadi yang paling banyak dikonsumsi masyarakat dibanding barang sejenis lainnya.

"Saat sekarang kami masih mengkaji. Nanti sesudah kaji, akan kami umumkan," ucap Airlangga dalam konferensi pers, seperti dilansir CNNIndonesia.com, Selasa (5/4).

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan memberikan sinyal harga Pertalite dan LPG 3 kg akan naik. Untuk elpiji 3 kg atau elpiji melon kenaikan akan dilakukan bertahap karena harga tidak pernah naik sejak 2007 silam.

"Mengenai gas 3 kg itu kita bertahap. Jadi 1 April, nanti Juli, nanti September. Itu semua bertahap dilakukan oleh pemerintah," lanjut Luhut.

Sementara itu untuk Pertalite, Luhut belum mengungkap kapan kenaikan akan dilakukan. "Overall (secara keseluruhan) yang akan terjadi nanti, Pertamax, Pertalite (naik). Premium belum. Ya, semua akan naik. Nggak akan nggak ada yang naik itu," katanya.

Luhut menambahkan kenaikan itu sulit dihindari di tengah lonjakan harga minyak yang terjadi akibat konflik Ukraina dan Rusia belakangan ini.

Sebagai informasi, kenaikan harga komoditas minyak dan gas alam terjadi di tengah kondisi pemulihan ekonomi, salah satunya dipicu oleh kondisi geopolitik antara Rusia dan Ukraina.

Dikutip Kompas.com dari Bloomberg, haga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) berjangka naik 0,69 poin atau 0,67 persen ke level 103,97 dollar AS per barrel. Sementara itu, minyak mentah Brent berjangka naik 0,81 poin atau 0,75 persen ke level 108,34 dollar AS per barrel.

Sejatinya, pemerintah sudah menahan kenaikan harga minyak sejak tahun lalu. Hal ini berdampak pada bengkaknya subsidi energi yang digelontorkan sepanjang 2021 dan tahun 2022.

Tercatat hingga Februari 2022, besaran subsidi energi yang disalurkan pemerintah kepada PLN dan Pertamina mencapai Rp 21,7 triliun atau 11,3 persen terhadap APBN. Subsidi energi senilai Rp 21,7 triliun itu terdiri dari subsidi reguler energi tahun ini yang sebesar Rp 11,48 triliun dan kurang bayar di tahun sebelumnya Rp 10,17 triliun.

Selain peningkatan harga, naiknya subsidi energi hingga Februari 2022 terjadi karena meningkatnya volume konsumsi BBM, elpiji, dan listrik seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat. *

Komentar