GWK Cultural Park Aktifkan Pertunjukan Reguler Tari Bali
MANGUPURA, NusaBali
Setelah lama vakum lantaran pandemi Covid-19, Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park kembali menyelenggarakan pertunjukan reguler berbagai jenis tarian Bali mulai Jumat (8/4).
Pengaktifan kembali tarian ini mengandeng sejumlah seniman. Diharapkan, dengan adanya berbagai tarian itu dapat menjadikan GWK Cultural Park sebagai sebuah ikon destinasi wisata yang turut melestarikan dan memperkenalkan seni budaya Bali kepada masyarakat luas.
Guest and Public Relation GWK Cultural Park Ajeng Agnestyardi, mengatakan berbagai tarian Bali yang ditampilkan itu mulai dari Tari Sekar Jepun, Kebyar Duduk, Topeng Monyer, Jauk Keras, Oleg Tamulilingan, Jauk Manis, serta Permainan Interaktif Angklung. Beragam tarian itu secara regular akan dipentaskan di Amphitheater. Selain itu, ada pula Joged Bumbung dan Kecak Kolosal dengan Ogoh-ogoh yang dipertunjukkan di Lotus Pond.
“Kami dari GWK ingin mengangkat jenis tarian terbaik Bali. Seperti Tari Kebyar Duduk yang merupakan tari legendaris ciptaan Ketut Mario di tahun 1925. Selain itu juga Oleg Tamulilingan yang juga diciptakan Ketut Mario pada tahun 1952 di Tabanan,” kata Ajeng, Jumat (8/4).
Lebih lanjut dikatakan, dengan kembali diaktifkan berbagai pertunjukkan tersebut, GWK Cultural Park juga turut menggandeng para seniman terbaik Bali. Ajeng pun berharap pertunjukan reguler berbagai jenis tarian Bali dapat menjadikan GWK Cultural Park sebagai sebuah ikon destinasi wisata yang turut melestarikan dan memperkenalkan seni budaya Bali kepada masyarakat luas. Ke depannya pihaknya juga ingin menghadirkan lebih banyak lagi pertunjukkan dari seluruh Bali.
“Kita ingin tarian itu diperkenalkan lebih luas ke masyarakat dan juga wisatawan,” kata Ajeng. Di samping itu, lanjut Ajeng, GWK Cultural Park juga dilengkapi dengan objek bernama Asana Artseum. Berupa sebuah area yang dilengkapi banyak backround etnik, yang menarik untuk dijadikan spot foto. Mulai dari rumah adat, gamelan, wayang, hingga pawon. “Para pengunjung juga bisa berfoto dengan mengenakan kostum pakaian adat Bali ataupun Jawa. Baik itu dengan menggunakan handphone ataupun kamera pribadi. Soal pencahayaan juga tidak perlu khawatir, karena di setiap spot telah dilengkapi dengan lighting,” katanya. *dar
1
Komentar