Tembok Penyengker SDN 2 Werdhi Bhuwana Roboh
Kerugian Diperkirakan Mencapai Rp 100 Juta
Tembok penyengker roboh disinyalir karena guyuran hujan lebat yang terus menerus selama beberapa bulan terakhir. Di samping itu, diduga pondasi tembok sudah berumur tua.
MANGUPURA, NusaBali
Hujan lebat yang terjadi belakangan ini mengakibatkan tembok penyengker SDN 2 Werdhi Bhuwana di Banjar Denkayu Baleran, Desa Werdhi Bhuwana, Kecamatan Mengwi, roboh Minggu (10/4) pukul 09.00 Wita. Material tembok yang roboh juga menutup setengah badan jalan. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
Perbekel Desa Werdhi Bhuwana, I Ketut Sadia Wijaya, mengatakan robohnya tembok penyengker SDN 2 Wedhi Bhuwana pertama kali diketahui oleh Kelian Banjar Dinas Denkayu Baleran sekitar pukul 09.00 Wita. Tembok penyengker roboh disinyalir karena guyuran hujan lebat yang terus menerus selama beberapa bulan terakhir. Di samping itu, diduga pondasi tembok penyengker sudah termakan usia alias berumur tua.
“Panjang tembok penyengker yang roboh sekitar 25 meter dan tinggi 4 meter. Pondasinya juga tidak bagus, karena sudah lama. Pada bagian bawah sekitar 2 meter tidak pakai besi. Kalau bagian tembok atasnya pakai. Kalau tidak salah, pondasi dibuat sekitar tahun 1980-an. Kalau tembok bagian atasnya itu baru sekitar 10 tahun,” ujar Wijaya saat dikonfirmasi, Minggu (10/4).
Tembok penyengker sekolah yang roboh juga menutup setengah badan jalan. “Saya sudah lapor BPBD Badung, dan mereka langsung datang. Material langsung dipindahkan agar tidak mengganggu pengguna jalan,” kata Wijaya.
Wijaya menambahkan, untuk mempercepat perbaikan BPBD menyarankan supaya bersurat ke instansi teknis. “Perbaikan ini perlu segera dilakukan. Tapi tergantung dari Pemda nanti bagaimana keputusannya,” kata Wijaya sembari menyebut tembok roboh jauh dari ruang kelas, sehingga tidak akan mengganggu proses belajar mengajar.
Sementara itu, dari hasil assessment BPBD Badung, tembok penyengker SDN 2 Werdhi Bhuwana yang roboh dikarenakan pondasi tembok yang kurang kuat. Kerugian diperkirakan mencapai Rp 100 juta. “Beruntung tidak ada korban jiwa saat tembok tersebut roboh ke badan jalan. Untuk selanjutnya diperlukan perbaikan segera agar tidak bertambah parah,” ujar Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Badung, I Wayan Darma.
Dari kajian BPBD Badung, selanjutnya akan diperhatikan perencanaan bangunan berdasarkan kontur tanah. “Sangat penting perencanaan yang betul-betul matang berkaitan kontur tanah. Apalagi pondasi tembok, dari hasil kajian TRC BPBD, yang dipakai urugan tanah bercampur plastik,” jelas mantan Camat Petang ini.*ind, asa
Perbekel Desa Werdhi Bhuwana, I Ketut Sadia Wijaya, mengatakan robohnya tembok penyengker SDN 2 Wedhi Bhuwana pertama kali diketahui oleh Kelian Banjar Dinas Denkayu Baleran sekitar pukul 09.00 Wita. Tembok penyengker roboh disinyalir karena guyuran hujan lebat yang terus menerus selama beberapa bulan terakhir. Di samping itu, diduga pondasi tembok penyengker sudah termakan usia alias berumur tua.
“Panjang tembok penyengker yang roboh sekitar 25 meter dan tinggi 4 meter. Pondasinya juga tidak bagus, karena sudah lama. Pada bagian bawah sekitar 2 meter tidak pakai besi. Kalau bagian tembok atasnya pakai. Kalau tidak salah, pondasi dibuat sekitar tahun 1980-an. Kalau tembok bagian atasnya itu baru sekitar 10 tahun,” ujar Wijaya saat dikonfirmasi, Minggu (10/4).
Tembok penyengker sekolah yang roboh juga menutup setengah badan jalan. “Saya sudah lapor BPBD Badung, dan mereka langsung datang. Material langsung dipindahkan agar tidak mengganggu pengguna jalan,” kata Wijaya.
Wijaya menambahkan, untuk mempercepat perbaikan BPBD menyarankan supaya bersurat ke instansi teknis. “Perbaikan ini perlu segera dilakukan. Tapi tergantung dari Pemda nanti bagaimana keputusannya,” kata Wijaya sembari menyebut tembok roboh jauh dari ruang kelas, sehingga tidak akan mengganggu proses belajar mengajar.
Sementara itu, dari hasil assessment BPBD Badung, tembok penyengker SDN 2 Werdhi Bhuwana yang roboh dikarenakan pondasi tembok yang kurang kuat. Kerugian diperkirakan mencapai Rp 100 juta. “Beruntung tidak ada korban jiwa saat tembok tersebut roboh ke badan jalan. Untuk selanjutnya diperlukan perbaikan segera agar tidak bertambah parah,” ujar Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Badung, I Wayan Darma.
Dari kajian BPBD Badung, selanjutnya akan diperhatikan perencanaan bangunan berdasarkan kontur tanah. “Sangat penting perencanaan yang betul-betul matang berkaitan kontur tanah. Apalagi pondasi tembok, dari hasil kajian TRC BPBD, yang dipakai urugan tanah bercampur plastik,” jelas mantan Camat Petang ini.*ind, asa
Komentar