Gedong Pura Dalem Tiyingtali Terbakar
Kadis Damkar mengingatkan warga agar tidak sembarangan membakar sampah dekat pura.
AMLAPURA, NusaBali
Palinggih Gedong Pura Dalem di Banjar Tiyingtali Kelod, Desa Tiyingtali, Kecamatan Abang, Karangasem terbakar, Sabtu (9/4) sekitar pukul 10.14 Wita. Seluruh pratima dan pangangge Ida Bhatara yang tersimpan di dalam gedong terselamatkan. Kobaran api menghanguskan atap gedong berbahan ijuk seberat 24 ton. Gedong yang terbakar berukuran 8 meter x 4 meter. Kerugian material diperkirakan mencapai Rp 1 miliar.
Informasi di lapangan, saat kebakaran kebetulan ada krama Desa Adat Tiyingtali, I Wayan Jata, naur sesangi atau bayar kaul di Pura Dalem Desa Adat Tiyingtali. Saat pamangku Pura Dalem, Jro Mangku Made Alit, menaruh banten di depan palingih, melihat kepulan asap di atap gedong Pura Dalem. Disusul kobaran api begitu cepat. Jro Mangku Made Alit langsung melaporkan kejadian itu ke Plt Perbekel Desa Tiyingtali, Ni Komang Lilis Pusparini. Lilis Pusparini melanjutkan laporan itu kepada petugas pemadam kebakaran di Pos Pemadam Kebakaran Karangasem, Jalan Gunung Agung, Amlapura, Laporan diterima petugas jaga I Wayan Mustiawan.
Kadis Pemadam Kebakaran (Damkar) Karangasem, I Nyoman Siki Ngurah, bersama 17 personel turun ke lokasi untuk padamkan api. Sebelum tiba di lokasi, krama Desa Adat Tiyingtali bergotong royong padamkan kobaran api dengan alat seadanya. Selanjutnya, personel Dinas Damkar Karangasem semprotkan air untuk pendinginan. Petugas Damkar menghabiskan 13.000 liter air. Siki Ngurah mengingatkan warga agar tidak sembarangan membakar sampah di dekat pura. “Jika ada yang melihat warga bakar-bakar sampah agar dihentikan. Jika mereka protes, saya yang tanggungjawab. Tidak boleh bakar sampah sembarangan,” ungkap Nyoman Siki Ngurah. Dia juga mengapresiasi kesigapan warga yang melakukan penanganan secara mandiri sebelum petugas pemadam kebakaran tiba di lokasi.
Pasca kebakaran, Bendesa Adat Tiyingtali I Komang Pasek merencanakan menggelar paruman atau rapat adat melibatkan prajuru Desa Adat Tiyingtali, kerta desa, dan krama membahas upacara guru piduka maupun perbaikan. Komang Pasek menduga penyebab kebakaran karena di dekat Pura Dalem ada warga bakar sampah. Percikan api diterbangkan angin dan terjatuh di atap Gedong Pura Dalem. Posisi Pura Dalem jauh dari pemukiman, di sisi timur tegalan dan sebelar utara sawah. Sore itu juga pratima berupa dua arca batu, pulu tempat merta, dan pangangge dipindahkan ke Gedong Pasimpenan.
Komang Pasek menuturkan, krama Desa Adat Tiyingtali menggelar Karya Mamungkah lan Nubung Daging di Pura Dalem tahun 2019. Karya Mamungkah lan Nubung Daging digelar setelah tuntas melakukan perbaikan palinggih termasuk gedong Pura Dalem. Gedong Pura Dalem dibangun dengan biaya Rp 600 juta, beratap ijuk menghabiskan 24 ton ijuk. Pura Dalem diempon 5 banjar adat yakni Banjar Adat Kertawarah, Banjar Adat Celuk, Banjar Adat Tiyingtali Kaler, Banjar Adat Tiyingtali Kelod, dan Banjar Adat Tiyingtali Kangin. “Kami bersyukur saat kejadian ada warga menggelar upacara sehingga cepat pratima terselamatkan,” ungkap Komang Pasek. *k16
Informasi di lapangan, saat kebakaran kebetulan ada krama Desa Adat Tiyingtali, I Wayan Jata, naur sesangi atau bayar kaul di Pura Dalem Desa Adat Tiyingtali. Saat pamangku Pura Dalem, Jro Mangku Made Alit, menaruh banten di depan palingih, melihat kepulan asap di atap gedong Pura Dalem. Disusul kobaran api begitu cepat. Jro Mangku Made Alit langsung melaporkan kejadian itu ke Plt Perbekel Desa Tiyingtali, Ni Komang Lilis Pusparini. Lilis Pusparini melanjutkan laporan itu kepada petugas pemadam kebakaran di Pos Pemadam Kebakaran Karangasem, Jalan Gunung Agung, Amlapura, Laporan diterima petugas jaga I Wayan Mustiawan.
Kadis Pemadam Kebakaran (Damkar) Karangasem, I Nyoman Siki Ngurah, bersama 17 personel turun ke lokasi untuk padamkan api. Sebelum tiba di lokasi, krama Desa Adat Tiyingtali bergotong royong padamkan kobaran api dengan alat seadanya. Selanjutnya, personel Dinas Damkar Karangasem semprotkan air untuk pendinginan. Petugas Damkar menghabiskan 13.000 liter air. Siki Ngurah mengingatkan warga agar tidak sembarangan membakar sampah di dekat pura. “Jika ada yang melihat warga bakar-bakar sampah agar dihentikan. Jika mereka protes, saya yang tanggungjawab. Tidak boleh bakar sampah sembarangan,” ungkap Nyoman Siki Ngurah. Dia juga mengapresiasi kesigapan warga yang melakukan penanganan secara mandiri sebelum petugas pemadam kebakaran tiba di lokasi.
Pasca kebakaran, Bendesa Adat Tiyingtali I Komang Pasek merencanakan menggelar paruman atau rapat adat melibatkan prajuru Desa Adat Tiyingtali, kerta desa, dan krama membahas upacara guru piduka maupun perbaikan. Komang Pasek menduga penyebab kebakaran karena di dekat Pura Dalem ada warga bakar sampah. Percikan api diterbangkan angin dan terjatuh di atap Gedong Pura Dalem. Posisi Pura Dalem jauh dari pemukiman, di sisi timur tegalan dan sebelar utara sawah. Sore itu juga pratima berupa dua arca batu, pulu tempat merta, dan pangangge dipindahkan ke Gedong Pasimpenan.
Komang Pasek menuturkan, krama Desa Adat Tiyingtali menggelar Karya Mamungkah lan Nubung Daging di Pura Dalem tahun 2019. Karya Mamungkah lan Nubung Daging digelar setelah tuntas melakukan perbaikan palinggih termasuk gedong Pura Dalem. Gedong Pura Dalem dibangun dengan biaya Rp 600 juta, beratap ijuk menghabiskan 24 ton ijuk. Pura Dalem diempon 5 banjar adat yakni Banjar Adat Kertawarah, Banjar Adat Celuk, Banjar Adat Tiyingtali Kaler, Banjar Adat Tiyingtali Kelod, dan Banjar Adat Tiyingtali Kangin. “Kami bersyukur saat kejadian ada warga menggelar upacara sehingga cepat pratima terselamatkan,” ungkap Komang Pasek. *k16
Komentar