Kebijakan Asrama Mahasiswa Baru Unud Dikeluhkan
Rektor: 1 September Asrama Mahasiswa Siap Huni
JAKARTA, NusaBali
Anggota Komisi VI DPR RI Nyoman Parta menerima keluhan dari sejumlah orangtua dan calon mahasiswa baru Universitas Udayana (Maba Unud) yang diterima melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Mereka mengeluhkan keputusan Rektor Universitas Udayana (Unud), Prof Dr Ir I Nyoman Gde Antara MEng IPU terkait program Student Dormitory atau asrama mahasiswa terhadap calon Maba. "Saya dihubungi beberapa orangtua dan calon Maba Unud sejak lima hari lalu sampai hari, Senin (11/4) ini. Sebab, mereka belum pernah dikumpulkan dan mendapat penjelasan langsung dari pihak Unud," ujar Parta kepada NusaBali, Senin (11/4). Rata-rata, kata Parta, mereka mempertanyakan sejumlah hal. Antara lain, tentang mereka harus membayar Student Dormitory per tanggal 14 April 2022. Padahal, asrama belum selesai dibangun. Sementara mahasiswa sudah diminta membayar asrama dan dijadikan persyaratan dalam melakukan registrasi ulang.
Walhasil banyak calon Maba beranggapan uang sewa tersebut dipakai untuk membangun asrama. Apalagi, orangtua dan calon Maba yang menghubunginya mengeluhkan belum ada kepastian kapan asrama selesai dibangun dan bisa ditempati. "Apakah dalam enam bulan atau satu tahun lagi," ucap politisi PDIP asal Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar ini.
Jika belum ada kepastian, lanjut Parta, menyebabkan mereka mengeluarkan biaya ganda. Mereka harus bayar asrama dan sewa kos sehingga memberatkan. Pasalnya, orangtua mereka kehilangan pekerjaan akibat dampak dari pandemi Covid-19. Harga sewa asrama sendiri dikenakan per mahasiswa dan per bulan, mulai dari Rp700.000-Rp3.500.000. Perbedaan harga berdasarkan pada kelas, yaitu executive, private, deluxe, previlage (disabilitas) dan superior.
"Adanya perbedaan kelas pada asrama itu apakah tidak akan menimbulkan pengkastaan di antara para mahasiswa," kata Anggota Fraksi PDIP DPR RI ini bernada tanya. Calon Maba yang tinggal dekat kampus juga mengeluhkan tentang kewajiban tinggal di asrama tersebut, karena lokasi kediaman mereka tidak jauh dari kampus. Mereka pun, mempertanyakan urgensinya mengasramakan mahasiswa. Lantaran di sisi lain, ada Program Kampus Merdeka yang justru mengharuskan mahasiswa ada di tempat praktik atau di tengah-tengah masyarakat.
Mendapat keluhan seperti itu, Parta akan segera menindaklanjuti. Dia berusaha komunikasi dengan Rektor Unud Prof Antara dua kali, yaitu pada Minggu (10/4) dan Senin (11/4). Namun, belum mendapat respons. Mengenai permasalahan itu, Parta menyarankan pihak Rektorat memberikan penjelasan. "Dan mengundang calon Maba serta orangtuanya," papar Parta.
Terkait keluhan orangtua dan calon mahasiswa baru ini, Rektor Universitas Udayana (Unud) Prof Dr Ir I Nyoman Gde Antara MEng IPU, meminta mahasiswa baru untuk bersabar karena bangunan asrama sesuai perjanjian dengan mitra pengembang sudah dapat digunakan pada tahun ajaran baru, 1 September 2022. "Dengan mitra kita sudah sepakat akan siap huni per 1 September 2022," ujar Prof Antara saat dihubungi semalam.
Lebih lanjut Prof Antara menuturkan, pihak Unud sama sekali tidak mengeluarkan biaya dalam membangun asrama karena menggunakan skema BGS (Bangunan Guna Serah) dengan pihak mitra. "Dana dari mahasiswa boleh dicek 100 persen tidak ada yang diambil Unud, itu semua diambil mitra," ucapnya.
Prof Antara mengatakan kebijakan tinggal di asrama bagi mahasiswa baru sudah diumumkan jauh-jauh hari sebelum masa penerimaan mahasiswa baru. Tujuan kebijakan ini adalah untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa baru saling mengenal satu sama lain yang berasal dari berbagai daerah.
Di dalamnya nanti juga akan ada berbagai kegiatan yang mendukung pengembangan karakter mahasiswa. Permintaan akan asrama, tambah Prof Antara, juga sudah sejak lama dipertanyakan oleh calon mahasiswa di luar Bali yang berminat kuliah di universitas tertua di Bali tersebut. Dijelaskan, mahasiswa baru nantinya hanya tinggal di asrama selama dua semester pertama kuliah di Unud. Ada 6.000 tempat tidur yang tersedia dalam asrama. Mahasiswa yang diprioritaskan tinggal adalah mahasiswa dari luar daerah Bali.
Untuk tahun ini Unud akan menerima 6.549 mahasiswa baru. Jadi ada 549 mahasiswa yang tidak bisa tinggal di asrama. Mahasiswa baru pun diharapkan bersabar dan untuk sementara mengikuti proses administrasi yang sudah ditetapkan. "Mahasiswa silakan ikuti administrasi saja dulu, nanti bagi yang tidak mendapat prioritas tinggal di asrama, uangnya akan dikembalikan," tandas Prof Antara. *k22, cr78
Komentar