BBPOM Periksa Menu Takjil di Dalung
Uji 15 Sampel, Nihil Bahan Berbahaya
Adapun pengujian yang dilakukan, di antaranya uji boraks, uji formalin, uji rhodamin B, dan uji methanyl yellow.
MANGUPURA, NusaBali
Sebanyak 15 sampel menu makanan dan minuman takjil untuk berbuka puasa diuji oleh Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (POM) Denpasar, Senin (11/4) sore. Sampel yang diuji mulai dari minuman hingga tahu tersebut berasal dari kawasan Perumahan Dalung Permai, Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Badung. Hasil pengujian seluruhnya dinyatakan bebas dari bahan berbahaya dan aman dikonsumsi.
Kepala BBPOM Denpasar, I Made Bagus Garammetta, menjelaskan intensifikasi pangan ini berkoordinasi dengan pemerintah setempat, dalam hal ini Dinas Kesehatan Badung. Adapun makanan yang diuji sampelnya diambil secara acak, antara lain roti kukus berwarna merah dan kuning, es susu jelly, es strawberry biji selasih, es blewah, kolak campur, manisan mangga, kerupuk beras, pindang, kerupuk putih, tahu goreng, tahu isi, hingga jajan Bali campur.
“Pengawasan ini bertujuan untuk memastikan hidangan menu untuk buka puasa tersebut aman untuk dikonsumsi,” kata Garammetta.
Adapun pengujian yang dilakukan, sebut Garammetta, di antaranya uji boraks, uji formalin, uji rhodamin B, dan uji methanyl yellow. “Dari uji sampel yang kita langsung lakukan di mobil yang telah kita siapkan, produk pangan untuk berbuka puasa di sini (kawasan Perumahan Dalung Permai, Red) memenuhi syarat dan aman dari bahan berbahaya yang sering disalahgunakan pada pangan,” ujarnya di sela intensifikasi kemarin.
Secara umum, formalin biasanya dicurigai digunakan pada makanan olahan ikan. Sedangkan uji boraks biasanya pada kerupuk dan bakso, rhodamin B biasanya dicurigai pada minuman-minuman dengan warna mencolok atau berwarna merah, serta methanyl yellow dicurigai pada kerupuk, mie, tahu dan makanan yang berwarna kuning.
Untuk Ramadan tahun ini, kata Garametta, BBPOM sudah melakukan tiga kali intensifikasi pangan takjil di tiga kabupaten, yakni Denpasar, Gianyar, dan Badung. Bahkan dia mengatakan, hasil uji langsung dalam dua tahun terakhir, menunjukkan tidak ada yang menyalahgunakan bahan berbahaya di dalam pangan takjil.
“Selama dua tahun terakhir ini, hasilnya memenuhi syarat semua. Ini menandakan bahwa ada kesadaran dari pelaku usaha untuk tidak menggunakan bahan-bahan berbahaya, sehingga masyarakat yang akan berbuka puasa aman untuk mengonsumsinya,” kata Garametta.
Meski begitu, Garametta tetap mengimbau masyarakat agar cerdas dalam membedakan makanan yang aman dengan makanan yang mengandung bahan-bahan berbahaya. Salah satunya warna makanan yang terlalu mencolok. Masyarakat diingatkan untuk selalu cek KLIK (Kemasan, Label, Izin Edar, dan Kadaluwarsa) setiap membeli makanan dan obat.
“Saat membeli makanan, perhatikan kebersihannya dan aroma makanannya. Kemudian, jangan membeli makanan yang warnanya terlalu mencolok, karena itu bisa dicurigai mengandung bahan-bahan berbahaya. Yang paling penting lagi, lakukan cek KLIK sebelum membeli,” tegasnya. *ind
Kepala BBPOM Denpasar, I Made Bagus Garammetta, menjelaskan intensifikasi pangan ini berkoordinasi dengan pemerintah setempat, dalam hal ini Dinas Kesehatan Badung. Adapun makanan yang diuji sampelnya diambil secara acak, antara lain roti kukus berwarna merah dan kuning, es susu jelly, es strawberry biji selasih, es blewah, kolak campur, manisan mangga, kerupuk beras, pindang, kerupuk putih, tahu goreng, tahu isi, hingga jajan Bali campur.
“Pengawasan ini bertujuan untuk memastikan hidangan menu untuk buka puasa tersebut aman untuk dikonsumsi,” kata Garammetta.
Adapun pengujian yang dilakukan, sebut Garammetta, di antaranya uji boraks, uji formalin, uji rhodamin B, dan uji methanyl yellow. “Dari uji sampel yang kita langsung lakukan di mobil yang telah kita siapkan, produk pangan untuk berbuka puasa di sini (kawasan Perumahan Dalung Permai, Red) memenuhi syarat dan aman dari bahan berbahaya yang sering disalahgunakan pada pangan,” ujarnya di sela intensifikasi kemarin.
Secara umum, formalin biasanya dicurigai digunakan pada makanan olahan ikan. Sedangkan uji boraks biasanya pada kerupuk dan bakso, rhodamin B biasanya dicurigai pada minuman-minuman dengan warna mencolok atau berwarna merah, serta methanyl yellow dicurigai pada kerupuk, mie, tahu dan makanan yang berwarna kuning.
Untuk Ramadan tahun ini, kata Garametta, BBPOM sudah melakukan tiga kali intensifikasi pangan takjil di tiga kabupaten, yakni Denpasar, Gianyar, dan Badung. Bahkan dia mengatakan, hasil uji langsung dalam dua tahun terakhir, menunjukkan tidak ada yang menyalahgunakan bahan berbahaya di dalam pangan takjil.
“Selama dua tahun terakhir ini, hasilnya memenuhi syarat semua. Ini menandakan bahwa ada kesadaran dari pelaku usaha untuk tidak menggunakan bahan-bahan berbahaya, sehingga masyarakat yang akan berbuka puasa aman untuk mengonsumsinya,” kata Garametta.
Meski begitu, Garametta tetap mengimbau masyarakat agar cerdas dalam membedakan makanan yang aman dengan makanan yang mengandung bahan-bahan berbahaya. Salah satunya warna makanan yang terlalu mencolok. Masyarakat diingatkan untuk selalu cek KLIK (Kemasan, Label, Izin Edar, dan Kadaluwarsa) setiap membeli makanan dan obat.
“Saat membeli makanan, perhatikan kebersihannya dan aroma makanannya. Kemudian, jangan membeli makanan yang warnanya terlalu mencolok, karena itu bisa dicurigai mengandung bahan-bahan berbahaya. Yang paling penting lagi, lakukan cek KLIK sebelum membeli,” tegasnya. *ind
1
Komentar