Sampah Meluber ke Jalan dan Keluarkan Bau Tak Sedap
Warga Mulai Keluhkan Kondisi Sampah di Kota Denpasar
DENPASAR, NusaBali
Sejak beberapa hari terakhir sampah di Kota Denpasar tidak tertangani dengan baik akibat kerusakan alat berat di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Sarbagita Suwung, Denpasar Selatan.
Akibatnya, sampah menumpuk bahkan meluber yang memunculkan bau tidak sedap di kawasan tempat pembuangan sampah sementara (TPS) di Kota Denpasar. Salah satunya di TPS Jalan Pulau Seram, Desa Dauh Puri Kelod, Denpasar Barat, Selasa (12/4). Sampah ini bahkan memakan setengah lebih badan Jalan Pulau Seram yang berada di sebelah barat salah satu pusat perbelanjaan.
Kendaraan yang lewat bahkan harus bergiliran dan pelan-pelan untuk bisa melintasi jalan tersebut. Jalan yang sebelumnya bisa dilalui dua jalur kini hanya bisa satu mobil saja. Itupun mereka harus berhati-hati agar tidak terkena pembatas sampah. Tumpukan sampah ini juga memiliki tinggi mencapai sekitar 1 (satu) meter dan memakan badan jalan sepanjang sekitar 6 meter.
Salah seorang tukang parkir di kawasan tersebut, Wayan Darmayasa, mengatakan sampah ini sudah meluber sejak kemarin (dua hari lalu, Senin, 11/4). Karena menurutnya sejak beberapa hari sampah di tempat ini tidak diangkut. “Sudah sejak kemarin ini tidak diangkut. Peristiwa seperti ini sering terjadi di sini. Katanya loadernya lagi rusak, pernah juga truknya katanya yang rusak,” jelasnya.
Darmayasa juga mengeluh karena hampir seperempat lahan parkir tempatnya bertugas tertutup sampah. “Padahal itu lumayan kalau ada yang parkir di sana, saya harus nyetor ke PD Parkir lagi,” katanya.
Darmayasa sangat menyayangkan kondisi ini, dan seharusnya sampah ini tak harus meluber sampai ke jalan raya. Apalagi TPS atau depo sampah ini berada di dekat pusat perbelanjaan. “Ini kan bau sekali, apalagi di sebelah mal,” imbuhnya.
Salah seorang warga lainnya yang tinggal di kawasan Jalan Merpati, Aris Wianto mengeluh kondisi hal yang sama. Dirinya harus memutar untuk ke rumahnya karena Jalan Merpati ditutup. Padahal Jalan Merpati ini merupakan jalan yang biasa dipakai warga dan tembus ke Jalan Mahendradatta Denpasar.
Kejadian ini menurutnya sudah terjadi hampir dua pekan. “Ini parah sekali, lambat sekali pengangkutannya, kemarin baru setengah jalannya tertutup, sekarang sudah full, bau busuk,” kata Aris.
Akibat TPS penuh, sampah di rumah-rumah warga pun tak terangkut. Dia pun menyesalkan keterlambatan pengangkutan sampah ini.
Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kota Denpasar Ida Bagus Putra Wirabawa, mengungkapkan melubernya sampah TPS di Denpasar diakibatkan keterlambatan truk pengangkut sampah datang dari TPA. Sebab, truk-truk sampah yang mengangkut menuju TPA masih mengantre untuk menurunkan sampah.
Hal itu terjadi akibat dari alat berat di TPA Suwung khususnya alat pendorong sampah mengalami kerusakan. Sementara, alat berat milik Denpasar hanya khusus digunakan untuk menurunkan sampah. Dengan kendala tersebut otomatis truk sampah harus antre.
“Truk kami semua termasuk truk swakelola masih antre di TPA Suwung. Sopir kami mengaku mengantre antara 3 – 4 jam di lokasi. Dengan kendala itu imbasnya memang ke pengangkutan di TPS. Apalagi sampah di TPS terus berdatangan,” jelas Gustra, sapaan Ida Bagus Putra Wirabawa.
Menurut dia, jika tidak ada kendala di TPA, pengangkutan sampah di TPS tetap bisa jalan. “Tidak ada masalah pada pengangkutan kami di Denpasar. Hanya kendala di TPA saja. Supaya truk tidak mengalami antrean panjang di Bypass Ngurah Rai, dibawa ke jalan menuju Kelurahan Serangan,” imbuh Gustra.
Dia mengatakan, untuk pembuangan sampah sementara saat ini masih di TPA. Sebab, sampai saat ini Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) dan TPS3R dalam proses pembangunan. Jika nantinya pembangunan TPST dan TPS3R tuntas, maka Denpasar tidak lagi membuang sampah ke TPA Suwung.
Kepala UPTD Pengelolaan Sampah Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLH) Provinsi Bali Ni Made Armadi, mengatakan permasalahan antrean truk sampah di TPA karena adanya alat berat milik Dinas KLH Provinsi Bali yang mengalami kerusakan. Dan kerusakan sudah terjadi sejak tiga hari lalu akibat beban pekerjaan.
Menurutnya, 4 unit alat berat yang dimiliki Dinas KLH Bali semua rusak bersamaan. Sebab, pelayanan menggunakan alat berat biasanya dari pukul 05.00 sampai 21.00 Wita.
“Iya memang ada antrean (truk sampah), kebetulan alat kami rusak bersamaan dari tiga hari lalu. Sempat diperbaiki dan sudah sempat diganti track-nya dan uji coba, ternyata putus. Alat berat nggak dapat istirahat, beban pekerjaan berat dengan volume sampah yang masuk per hari sekitar 1.200 tpd (ton per day),” kata Made Armadi.
Menurut dia, karena spare part alat berat tidak ada stok di Bali, pihaknya harus menunggu spare part dari Jakarta. Untuk saat ini, menurut Made Armadi, petugas sudah terus melakukan proses perbaikan. Dia berharap dengan upaya perbaikan yang terus dilakukan alat berat bisa digunakan lagi secepatnya. *mis
1
Komentar