Pemerintah Minta Tambahan Kuota BBM
Diprediksi Habis Oktober 2022
JAKARTA, NusaBali
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksi kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite, solar, dan minyak tanah habis pada Oktober 2022.
Pasalnya, konsumsi melonjak signifikan beberapa waktu terakhir. "Data yang ada dari Januari sampai Maret 2022 itu menunjukkan pertumbuhan 9,5 persen untuk solar dan 14 persen untuk Pertalite. Dasar inilah yang kami pakai untuk ekstrapolasi ke akhir tahun, karena Oktober alokasi kita sudah habis," ungkap Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, seperti dilansir CNNindonesia.com, Rabu (13/4).
Selain itu, Arifin mengatakan konsumsi minyak tanah juga meningkat 10,09 persen sejak Januari sampai Maret 2022. Oleh karena itu, Kementerian ESDM mengusulkan penambahan volume kuota bahan bakar untuk menjaga stok BBM di dalam negeri.
"Dalam jangka pendek (kami hendak) menjaga ketersediaan pasokan dan distribusi BBM, khususnya pada periode Ramadhan dan Idulfitri. Kami mengusulkan perubahan kuota jenis BBM tertentu yaitu JBT minyak solar, JBT minyak tanah, dan jenis BBM khusus penugasan Pertalite," ujar Arifin.
Usul penambahan kuota BBM subsidi itu dilakukan sebagai strategi jangka pendek dalam menghadapi kenaikan harga minyak mentah dunia dan situasi politik global yang tak menentu.
Arifin Tasrif mengatakan penambahan volume kuota Pertalite dan solar itu memperhatikan pemulihan ekonomi yang lebih cepat usai pandemi dan melebarnya disparitas harga antara BBM subsidi dengan nonsubsidi.
"Situasi politik global telah menyebabkan harga minyak mengalami kenaikan di mana rata rata ICP Maret 2022 mencapai 98,4 dolar AS per barel. Angka ICP ini jauh di atas asumsi APBN yang hanya 63 dolar AS per barel," ujarnya dikutip dari Antara.
Menteri Arifin menyampaikan bahwa pemerintah berencana menambah kuota Pertalite sebanyak 5,45 juta kiloliter menjadi 28,50 juta kiloliter karena kelebihan kuota realisasi penyaluran sebesar 14 persen pada periode Januari sampai Maret 2022.
Sedangkan, penambahan kuota solar subsidi diusulkan sebesar 2,28 juta kiloliter menjadi 17,39 juta kiloliter. Pemerintah menambah kuota solar subsidi karena BBM jenis ini juga mengalami kelebihan kuota realisasi penyaluran sebanyak 9,49 persen periode Januari sampai Maret 2022 akibat peningkatan aktivitas pertambangan dan perkebunan.
Pada APBN 2022, volume kuota Pertalite sebanyak 23,05 juta kiloliter dengan angka realisasi 6,48 juta kiloliter sampai dengan 2 April 2022, sehingga menyisakan 16,57 juta kiloliter. Sedangkan volume kuota solar subsidi sebanyak 15,10 juta kiloliter dengan realisasi penyaluran mencapai 4,08 juta kiloliter dan menyisakan 11,02 juta kiloliter. *
"Dalam jangka pendek (kami hendak) menjaga ketersediaan pasokan dan distribusi BBM, khususnya pada periode Ramadhan dan Idulfitri. Kami mengusulkan perubahan kuota jenis BBM tertentu yaitu JBT minyak solar, JBT minyak tanah, dan jenis BBM khusus penugasan Pertalite," ujar Arifin.
Usul penambahan kuota BBM subsidi itu dilakukan sebagai strategi jangka pendek dalam menghadapi kenaikan harga minyak mentah dunia dan situasi politik global yang tak menentu.
Arifin Tasrif mengatakan penambahan volume kuota Pertalite dan solar itu memperhatikan pemulihan ekonomi yang lebih cepat usai pandemi dan melebarnya disparitas harga antara BBM subsidi dengan nonsubsidi.
"Situasi politik global telah menyebabkan harga minyak mengalami kenaikan di mana rata rata ICP Maret 2022 mencapai 98,4 dolar AS per barel. Angka ICP ini jauh di atas asumsi APBN yang hanya 63 dolar AS per barel," ujarnya dikutip dari Antara.
Menteri Arifin menyampaikan bahwa pemerintah berencana menambah kuota Pertalite sebanyak 5,45 juta kiloliter menjadi 28,50 juta kiloliter karena kelebihan kuota realisasi penyaluran sebesar 14 persen pada periode Januari sampai Maret 2022.
Sedangkan, penambahan kuota solar subsidi diusulkan sebesar 2,28 juta kiloliter menjadi 17,39 juta kiloliter. Pemerintah menambah kuota solar subsidi karena BBM jenis ini juga mengalami kelebihan kuota realisasi penyaluran sebanyak 9,49 persen periode Januari sampai Maret 2022 akibat peningkatan aktivitas pertambangan dan perkebunan.
Pada APBN 2022, volume kuota Pertalite sebanyak 23,05 juta kiloliter dengan angka realisasi 6,48 juta kiloliter sampai dengan 2 April 2022, sehingga menyisakan 16,57 juta kiloliter. Sedangkan volume kuota solar subsidi sebanyak 15,10 juta kiloliter dengan realisasi penyaluran mencapai 4,08 juta kiloliter dan menyisakan 11,02 juta kiloliter. *
1
Komentar