Tablo Penyaliban Yesus di Gereja Santo Petrus Denpasar
DENPASAR, NusaBali.com - Sejumlah pemuda yang tergabung dalam Orang Muda Katolik (OMK) Santo Petrus menampilkan tablo (pertunjukan lakon tanpa gerak atau tanpa dialog) kisah kesengsaraan Yesus pada Hari Jumat Agung di Gereja Katolik Santo Petrus Kota Denpasar.
"Pada hari ini kami merayakan hari Jumat Agung, ini menjadi kesempatan bagi umat Katolik untuk merenungkan penderitaan Yesus Kristus," kata Pastor Paroki Gereja Santo Petrus Denpasar RD. Yohanes Martanto, Jumat (15/4/2022).
Pada kesempatan itu, sekitar 50 pemuda terlibat dalam prosesi tablo kesengsaraan Yesus. Pertunjukan yang menggambarkan kesengsaraan yang dialami Yesus hingga wafat di kayu salib ditampilkan secara khidmat oleh para pemuda sekitar 1,5 jam.
Yohanes Martanto menjelaskan prosesi tablo itu diharapkan dapat mengajak umat mengerti dan dapat merenungi penderitaan Yesus dalam menebus dosa dan menyelamatkan umat manusia.
"Yesus ingin membebaskan dan menyelamatkan umatnya, itu kira-kira yang menjadi pesan umum yang disampaikan dalam tablo yang dibawakan oleh OMK Santo Petrus Denpasar," ungkapnya.
Ia menambahkan prosesi tablo sebelumnya sudah dua tahun tidak dilakukan karena pandemi Covid-19. Pada tahun 2022 prosesi itu kembali ditampilkan pada rangkaian Paskah tahun 2022 dengan protokol kesehatan yang ketat.
"Saat situasi pandemi ini tablo tetap berjalan namun tetap menerapkan protokol kesehatan. Jadi para pemainnya kami batasi dan mereka harus menjaga prokes karena masih dalam konteks pandemi," ungkap Yohanes Martanto.
Anggota OMK Santo Petrus, Johanes Eudes Jordan Siran mengungkapkan, dirinya sangat bangga bisa berperan dalam prosesi tablo itu.
"Saya berlatih sekitar dua bulan. Berat sekali tantangannya mulai dari dicambuk sampai disalib tantangannya luar biasa. Tapi saya sangat senang diberikan kesempatan untuk itu. Pesan saya kepada umat agar selalu berdoa, jangan lupa kepada Tuhan," ungkapnya. *ant
Pada kesempatan itu, sekitar 50 pemuda terlibat dalam prosesi tablo kesengsaraan Yesus. Pertunjukan yang menggambarkan kesengsaraan yang dialami Yesus hingga wafat di kayu salib ditampilkan secara khidmat oleh para pemuda sekitar 1,5 jam.
Yohanes Martanto menjelaskan prosesi tablo itu diharapkan dapat mengajak umat mengerti dan dapat merenungi penderitaan Yesus dalam menebus dosa dan menyelamatkan umat manusia.
"Yesus ingin membebaskan dan menyelamatkan umatnya, itu kira-kira yang menjadi pesan umum yang disampaikan dalam tablo yang dibawakan oleh OMK Santo Petrus Denpasar," ungkapnya.
Ia menambahkan prosesi tablo sebelumnya sudah dua tahun tidak dilakukan karena pandemi Covid-19. Pada tahun 2022 prosesi itu kembali ditampilkan pada rangkaian Paskah tahun 2022 dengan protokol kesehatan yang ketat.
"Saat situasi pandemi ini tablo tetap berjalan namun tetap menerapkan protokol kesehatan. Jadi para pemainnya kami batasi dan mereka harus menjaga prokes karena masih dalam konteks pandemi," ungkap Yohanes Martanto.
Anggota OMK Santo Petrus, Johanes Eudes Jordan Siran mengungkapkan, dirinya sangat bangga bisa berperan dalam prosesi tablo itu.
"Saya berlatih sekitar dua bulan. Berat sekali tantangannya mulai dari dicambuk sampai disalib tantangannya luar biasa. Tapi saya sangat senang diberikan kesempatan untuk itu. Pesan saya kepada umat agar selalu berdoa, jangan lupa kepada Tuhan," ungkapnya. *ant
Komentar