Lampu Aladin dari 14.500 Botol Bekas Pecahkan Rekor MURI
Replika lampu Aladin dari botol plastik bekas yang dipajang di Discovery Shopping Mall (DSM) Kuta,
MANGUPURA, NusaBali
berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk kategori lampu Aladin terbesar. Replika lampu Aladin yang berukuran panjang 9,13 meter dan tinggi 3,83 meter itu tercatat pada MURI dengan nomor registrasi 7845.
“Ide pembuatan lampu Aladin ini berawal dari banyaknya sampah botol bekas yang terbuang. Daripada dibuang mending dibuat satu kreasi. Kami memilih untuk membuat replika lampu Aladin karena kami merasa ini sangat unik dan belum pernah dilakukan sebelumnya,” tutur General Manager DSM I Wayan Puspa Negara setelah karya tersebut tercatat di MURI, Minggu (13/3).Puspa Negara menjelaskan waktu yang digunakan untuk menyelesaikan replika lampu Aladin ini adalah lima hari. Pengerjaannya dilakukan oleh seluruh karyawan DSM. “Kami bekerja 10 jam setiap hari dalam waktu lima hari. Rencananya pada saat menjelang pangerupukan, di samping replika ini kami pajang ogoh-ogoh. Replika ini terbuat dari 14.500 botol bekas. Lingkaran kelilingnya 14,12 meter. Setiap hari sebanyak 13 orang pekerja yang menyelesaikannya,” imbuh Puspa Negara.
Osmar Semesta Susilo, Wakil Direktur MURI menyampaikan apresiasi kepada DSM atas karya yang dihasilkan. Susilo mengatakan untuk bisa tercatat dalam rekor MURI kriterianya ada tiga, yakni pertama pioner, superlatif artinya dapat diukur semuanya misalnya terbanyak, terpendek, terbesar, dan lainnya, serta unik dan langkah.
“Pemecahan rekor MURI ini masuk dalam kategori superlatif. Ini merupakan rekor baru untuk replika lampu Aladin. Sebelumnya ada rekor yang terbuat dari botol bekas yaitu lampu natal, tank, dan sampan. Mudah-mudahan ada lagi karya baru tercipta,” ucapnya. * cr64
berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk kategori lampu Aladin terbesar. Replika lampu Aladin yang berukuran panjang 9,13 meter dan tinggi 3,83 meter itu tercatat pada MURI dengan nomor registrasi 7845.
“Ide pembuatan lampu Aladin ini berawal dari banyaknya sampah botol bekas yang terbuang. Daripada dibuang mending dibuat satu kreasi. Kami memilih untuk membuat replika lampu Aladin karena kami merasa ini sangat unik dan belum pernah dilakukan sebelumnya,” tutur General Manager DSM I Wayan Puspa Negara setelah karya tersebut tercatat di MURI, Minggu (13/3).Puspa Negara menjelaskan waktu yang digunakan untuk menyelesaikan replika lampu Aladin ini adalah lima hari. Pengerjaannya dilakukan oleh seluruh karyawan DSM. “Kami bekerja 10 jam setiap hari dalam waktu lima hari. Rencananya pada saat menjelang pangerupukan, di samping replika ini kami pajang ogoh-ogoh. Replika ini terbuat dari 14.500 botol bekas. Lingkaran kelilingnya 14,12 meter. Setiap hari sebanyak 13 orang pekerja yang menyelesaikannya,” imbuh Puspa Negara.
Osmar Semesta Susilo, Wakil Direktur MURI menyampaikan apresiasi kepada DSM atas karya yang dihasilkan. Susilo mengatakan untuk bisa tercatat dalam rekor MURI kriterianya ada tiga, yakni pertama pioner, superlatif artinya dapat diukur semuanya misalnya terbanyak, terpendek, terbesar, dan lainnya, serta unik dan langkah.
“Pemecahan rekor MURI ini masuk dalam kategori superlatif. Ini merupakan rekor baru untuk replika lampu Aladin. Sebelumnya ada rekor yang terbuat dari botol bekas yaitu lampu natal, tank, dan sampan. Mudah-mudahan ada lagi karya baru tercipta,” ucapnya. * cr64
1
Komentar