8 Warung di Pantai Melasti Ludes Terbakar
Kepulan asap pekat disertai kobaran api muncul dari satu unit warung yang ada di posisi sebelah barat, dekat dengan pantai.
MANGUPURA, NusaBali
Sebanyak delapan unit warung yang ada di Pantai Melasti, Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung ludes terbakar pada Minggu (17/4) sekitar pukul 05.20 Wita. Belum diketahui secara pasti penyebab kebakaran tersebut, namun kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
Informasi di lapangan, kejadian itu pertama kali diketahui oleh seorang saksi bernama Pulih. Saat itu, dia dan seorang rekannya sedang memungut sampah di sekitar lokasi sekitar 05.15 Wita. Namun, berselang lima menit kemudian atau pukul 05.20 Wita, saksi dan rekannya itu melihat adanya kepulan asap pekat disertai kobaran api dari satu unit warung yang ada di posisi sebelah barat. Saat mendekat ke titik api, satu unit warung itu sudah terbakar hebat. Saksi kemudian berupaya menghubungi Pecalang Desa Adat Ungasan, memberitahukan jika ada warung yang terbakar. Setelah itu informasi kemudian diteruskan kepada petugas pemadam kebakaran.
Mendapat informasi telah terjadi kebakaran, mobil pemadam dari Dinas Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Badung terjun ke lokasi dan tiba pukul 06.00 Wita. “Namun saat tiba kondisi warung tersebut sudah nyaris keseluruhan terbakar, hal ini dikarenakan bangunan berserta isinya merupakan bahan yang mudah terbakar,” sebut petugas di kepolisian.
Dalam memadamkan api, petugas mengerahkan tiga unit mobil pemadam dari Bali Pecatu Graha. Petugas yang berjibaku memadamkan api akhirnya berhasil tepat 1 jam pasca kebakaran atau pada pukul 07.00 Wita. Petugas gabungan baik dari kepolisian dan desa adat kemudian memeriksa dan mencari tahu penyebab kebakaran.
Asisten Manager Pengelola Obyek Wisata Pantai Melasti, I Made Wijana, mengatakan kebakaran tersebut menghanguskan delapan unit warung dari total 20 warung yang ada di Pantai Melasti. Warung yang ludes terbakar itu berada di sebelah barat, dekat dengan pantai. Terkait kronologi pasti kejadian, Wijana mengaku tidak mengetahui secara pasti. Hal ini dikarenakan kejadian itu terjadi pada pukul 05.20 Wita dan belum ada aktivitas mencolok. “Kronologi saya belum tahu. Kalau ada perkembangan, saya akan kabari lagi,” kata Wijana.
Terkait kerugian dalam kejadian itu, Wijana juga mengaku masih mendata. Namun, dia memperkirakan kerugian diperkirakan Rp 600 juta. Perkiraan ini dinilai setiap warung masing-masing mengalami kerugian Rp 75 juta. Ihwal penyebab kebakaran, masih diselidiki, apakah karena hubungan arus pendek tau korsleting listrik atau ada faktor lain. Dalam kejadian itu, tidak ada korban jiwa, hanya kerugian materi saja. “Semuanya masih diselidiki,” tandasnya.
Terpisah, Ketua Pedagang di Pantai Melasti, Made Ngantra, mengatakan di pesisir Pantai Melasti terdapat 20 unit warung milik warga. Namun yang terbakar delapan warung saja, teruma yang berjejer pada sisi barat. Kuat dugaan, kebakaran dipicu arus pendek alias korsleting listrik, lantaran pada waktu kejadian belum ada aktivitas.
“Saat ini, para pedagang yang warungnya terbakar masih menunggu keputusan dari pengelola. Apakah nanti tetap di lokasi sebelumnya, atau akan dipindah ke lokasi lain,” kata Ngantra yang juga memiliki satu warung di lokasi. *dar
Informasi di lapangan, kejadian itu pertama kali diketahui oleh seorang saksi bernama Pulih. Saat itu, dia dan seorang rekannya sedang memungut sampah di sekitar lokasi sekitar 05.15 Wita. Namun, berselang lima menit kemudian atau pukul 05.20 Wita, saksi dan rekannya itu melihat adanya kepulan asap pekat disertai kobaran api dari satu unit warung yang ada di posisi sebelah barat. Saat mendekat ke titik api, satu unit warung itu sudah terbakar hebat. Saksi kemudian berupaya menghubungi Pecalang Desa Adat Ungasan, memberitahukan jika ada warung yang terbakar. Setelah itu informasi kemudian diteruskan kepada petugas pemadam kebakaran.
Mendapat informasi telah terjadi kebakaran, mobil pemadam dari Dinas Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Badung terjun ke lokasi dan tiba pukul 06.00 Wita. “Namun saat tiba kondisi warung tersebut sudah nyaris keseluruhan terbakar, hal ini dikarenakan bangunan berserta isinya merupakan bahan yang mudah terbakar,” sebut petugas di kepolisian.
Dalam memadamkan api, petugas mengerahkan tiga unit mobil pemadam dari Bali Pecatu Graha. Petugas yang berjibaku memadamkan api akhirnya berhasil tepat 1 jam pasca kebakaran atau pada pukul 07.00 Wita. Petugas gabungan baik dari kepolisian dan desa adat kemudian memeriksa dan mencari tahu penyebab kebakaran.
Asisten Manager Pengelola Obyek Wisata Pantai Melasti, I Made Wijana, mengatakan kebakaran tersebut menghanguskan delapan unit warung dari total 20 warung yang ada di Pantai Melasti. Warung yang ludes terbakar itu berada di sebelah barat, dekat dengan pantai. Terkait kronologi pasti kejadian, Wijana mengaku tidak mengetahui secara pasti. Hal ini dikarenakan kejadian itu terjadi pada pukul 05.20 Wita dan belum ada aktivitas mencolok. “Kronologi saya belum tahu. Kalau ada perkembangan, saya akan kabari lagi,” kata Wijana.
Terkait kerugian dalam kejadian itu, Wijana juga mengaku masih mendata. Namun, dia memperkirakan kerugian diperkirakan Rp 600 juta. Perkiraan ini dinilai setiap warung masing-masing mengalami kerugian Rp 75 juta. Ihwal penyebab kebakaran, masih diselidiki, apakah karena hubungan arus pendek tau korsleting listrik atau ada faktor lain. Dalam kejadian itu, tidak ada korban jiwa, hanya kerugian materi saja. “Semuanya masih diselidiki,” tandasnya.
Terpisah, Ketua Pedagang di Pantai Melasti, Made Ngantra, mengatakan di pesisir Pantai Melasti terdapat 20 unit warung milik warga. Namun yang terbakar delapan warung saja, teruma yang berjejer pada sisi barat. Kuat dugaan, kebakaran dipicu arus pendek alias korsleting listrik, lantaran pada waktu kejadian belum ada aktivitas.
“Saat ini, para pedagang yang warungnya terbakar masih menunggu keputusan dari pengelola. Apakah nanti tetap di lokasi sebelumnya, atau akan dipindah ke lokasi lain,” kata Ngantra yang juga memiliki satu warung di lokasi. *dar
Komentar